expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 21 Januari 2015

KONSELING WAWANCARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN



KONSELING WAWANCARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kasus              : Bingung menentukan pilihan pacar/jodoh
Konseli            : Lia
Lia adalah seorang siswi kelas XII SMA Pertiwi. Lia adalah anak semata wayang dan berasalh dari keluarga ekonomi bawah. Ayahnya hanya bekerja sebagai pedangan sayur. Akhir-akhir ini konsetrasi belajar Lia agak terganggu. Sudah beberapa kali nilai ulangannya turun. Hal ini membuat Lia cemas kalau-kalau nilai rapornya jelek, apalagi jika nantinya ia tidka lulus Ujian Nasional (UN).
Prestasi Lia yang menurun diakibatkan oelh perasaan bingung dan tertekan atas desakan orangtuanya yang menjodohkan dengan Alex. Alex adalah anak orang kaya teman orangtuanya. Alex saat ini belum ebkerja dan ia anak manja. Dsakan orangtau Lia muncul karena mereka harus segera memberi jawaban kepada orangtua Alex. Lia sendiri menganggap Alex hanya teman biasa karena hubungan kedua orangtua mereka akrab. Lia sendiri sudah mempunyai pecar pilihannya sendiri bernama Yudi, yang masih kuliah. Sementara itu, tanggapan orangtua kepada Yudi tampak biasa saja. Sedangkan dalam pikiran Lia, Yudi memang pilihan tepat baginya dan Lia mantap dengan Yudi karena dia tipe orang yang kreatif, mandiri, dan supel. Orangtua Lia lebih mendukung hubungan dengan Alex. Lia merasa orangtuanya memaksakan kehenda sehingga menyakiti hati Lia dan ia berfikir orangtuanya gila harta.
Langkah-langkah kerja dan skema untuk menyelesaikan kasus Lia dengan pendekatan wawancara pengambilan keputusan
1.      Hubungan Awal
Konselor membangun hubungan yang hangat dengan konseli. Contoh
a.       Konselor menyambut kedatangan konseli.
b.      Konselor mengajak konseli berbasa-basi.
c.       Konselor mempersilakan konseli untuk mengungkapkan masalahnya.
2.      Penjelasan Masalah
Konselor mengajak konseli untuk mengungkapkan apa yang menjadi kebingungan, kesulitan, atau masalah yang dihadapinya. Contoh:
a.       Konsentrasi belajar Lia agak terganggu
b.      Nilai rapornya sudah beberapa kali turun
c.       Ia cemas nilai ulangannya turun
d.      Ia takut tidak lulus Ujian Nasional (UN)
3.      Penggalian Masalah
Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait dengan asal usul masalah konseli, unsur penting (pokok) yang mendukung munculnya konflik konseli, perasaan dan pikiran konseli, orang-orang yang terlibat sehingga ikut memunculkan konflik konseli.
Contoh:
a.       Asal usul masalah
Lia merasa bingung dan tertekan atas desakan orangtuanya yang menjodohkannya dengan Alex. Orangtuanya harus segera memberi jawaban pada orangtua alex. Sementara itu, Lia tidak mencintai Alex. Ia hanya menganggap Alex sebagai sahabat. Lia mempunyai pacar sendiri, yaitu Yudi. Orangtua Lia lebih menyetujui hubungannya dengan Alex karena Alex adalah orang kaya.
b.      Unsur-unsur pendukung kemunculan konflik
1)      Unsur-unsur penting
a)      Keluarga Lia dari ekonomi menengah ke bawah.
b)      Lia sudah mempunya pacar, Yudi. Ia hanya menganggap Alex sebagai teman biasa.
c)      Tanggapan orangtua Lia kepada Yudi tampak biasa saja.
d)     Orangtua Alex bersahabat dengan orangtua Lia. Harapannya, Lia menikah dengan Alex.
2)      Unsur tidak penting
Ayah Lia bekerja sebagai pedagang sayur
c.       Orang-orang yang terlibat:
1)      Orangtua Lia
2)      Orangtua Alex
3)      Lia
4)      Alex
5)      Yudi
d.      Pikiran dan perasaan Lia
1)      Pikiran Lia
a)      Orangtua menyakiti hatinya karena memaksakan kehendak.
b)      Orangtuanya gila harta
c)      Lia terganggu dengan situasi ini sehingga nilai rapornya turun,
d)     Yudi merupakan pilihan tepat bagi Lia
2)      Perasaan Lia
a)      Cemas,
b)      Takut, dan
c)      Sakit hati.
4.      Penyelesaian Masalah
-          Konselor menjelaskan sumber masalah yang dialami konseli. Konselor mengajak konseli untuk membuat/menentukan norma/patokan mengenai hal-hal yang kiranya menjadi landasan dalam hidupnya. Konselor menhajak konseli untuk membuat perbandingan dengan melihat keuntungan (pro) dan kerugian (kontra) dengan beberapa pilihan yang menjadi kesulitannya. Selanjutnya, untuk mengarahkan konseli agar bisa membuat keputusan terhadap pilihannya, konselor mmeberikan pertanyaan-pertanyaan pembanding. Contoh
a.       Norma
Pasangan yang tepat adalah pria yang kreatif, mandiri dan supel, dan pilihannya sendiri.
b.      Keuntungan dan kerugian
1)      Keuntungan
Alex    : Kaya dan hidupnya terjamin
Yudi    : Mandiri, kreatif, dan supel
              Lia mencintai Yudi
Orangtua         : Menyetujui hubungan Lia dengan Alex.
2)      Kerugian
Alex                : Anak manja
                          Lia tidak mencintai Alex
                          Belum bekerja
Yudi                : belum memiliki pekerjaan karena belum lulus kuliah
Orangtua         : Tidak menyetujui hubungan Lia dengan Yudi
c.       Pertanyaan-pertanyaan pembanding
1)      Mungkinkah kamu memilih Alex?
2)      Mungkinkah kamu memilih Yudi?
3)      Inginkah kamu memilih Alex?
4)      Inginkan kamu memilih Yudi?
d.      Penyesuaian
Lia akan mengatakan kepada orangtuanya bahwa ia tetap memilih Yudi dan menanggung segala resikonya.
5.      Hubungan Akhir
Setelah melalui proses wawancara konseling, konseli akhirnyasudah menemukan jalan keluar untuk permasalahannya. Dengan demikian, konselor dapat menutup proses konseling.
Contoh:
a.       Konselor/konseli meringkas kembali isi pembicaraan mulai dari awal.
b.      Konseli diminta menegaskan kembali keputusan yang telah diambil selama proses konseling.
c.       Konselor memberi bombongan atau semangat pada konseli.
d.      Konselor menawarkan bantuan jika kelak timbul permasalahan baru.
e.       Konseli mengucapkan terimakasih dan mohon pamit.
6.      Tindak lanjut
Meskipun wawancara konseling sudah berakhir, konselor wajib memantau perkembangan yang sudah tejadi dalam diri konseli. Kegiatan ini juga bisa dilakukan secara terjadwal sesuai waktu yang telah disepakati. Hal yang dilakukan adalah mengevaluasi keberhasilan konseli dalam melakukan alternatif pilihan/keputusan yang telah disepakatinya.
Contoh:
a.       Mengamati perilaku Lia di sekolah.
b.      Memantau perkembangan nilai ulangan Lia.
c.       Bertemu/memanggil orangtua Lia ke sekolah.
d.      Menggali informasi dari teman-teman, guru kelas, dan wali kelas Lia mengenai perkembangan perilakunya.
e.       Setelah 1-2 minggu, Lia diundang untuk datang lagi sehingga konselor bisa mennayakan perkembangan dirinya.
f.       Konselor memberi pujian pada perilaku yang mulai baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar