expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 21 Januari 2015

KONSELING TERAPI EMOTIF RASIONAL



KONSELING TERAPI EMOTIF RASIONAL
Kasus              : Linda mempunyai pikiran yang irasional mengenai hidup yang bermakna.
Konseli            : Linda
Linda adalah seorang siswi kelas X SMA Margo Asri di Jakarta, semester II. Linda merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adiknya laki-laki kelas VIII. Linda adalah anak yang berprestasi, cantik, rajin masuk sekolah, baik, ramah, dan disukai teman-temannya. Linda berasal dari Kupang, ia tinggal di rumah tantenya, pemilik kost-kostan putri.
Linda memiliki seorang pacar bernama Danang yang berasal dari Bantul. Linda baru pertama kali berpacaran dan merasakan kecocokan ketika bersama dengan Danang. Danang adalah seorang pengusaha pakaian. Ia adalah orang yang baik, sabar, pengertian, mapan, dan teman mengobrol yang menyenangkan. Mereka berpacaran kurang lebih satu tahuan. Hubungan mereka sangat dekat sehingga mereka sering nonton, jalan-jalan, dan Danang sering mengunjungi Linda di kost dan terkadang mengobrol dengan tantenya. Pada suatu ketika hubungan Danang dan Linda tidak berjalan dengan baik karena Linda selalu sibuk dengan teman-teman dan sekolahnya sehingga akhirnya Linda memutuskan untuk berpisah dengan Danang. Setelah dua bulan putus, Linda dekat lagi dengan Danang yang statusnya hanya sebagai teman. Hubungan ini berjalan sekitar lima bulan. Pada suatu hari saat berjalan-jalan bersama teman-teman sekolahnya ke Ancol, Linda melihat Danang berjalan mesra dengan gadis lain.
Linda sangat terpuku, kecewa, sedih, jengkel, dan cemburu ketika mengetahui hal tersebut. Linda tidak ingin putus dengan Danang karena ia adalah pria satu-satunya yang sangat ia cintai dan dapat membahagiakannya. Apabila Linda tidak mendapatkan cinta Danang, Linda berpikir bahwa hidupnya tidak bermakna lagi karena Danang yang selalu ada di dalam hatinya.
Setelah kejadian itu Linda tidak semangat dan konsentrasi dalam belajar. Ia menjadi pendiam, menjauhi teman-temannya, sering tidak masuk sekolah dengan alasan sakit, tidak nafsu makan, melamun, dan mengurung diri di dalam kamar. Linda juga selalu berdoa agar hubungannya dengan Danang dapat terjalin kembali.
Langkah-langkah kerja dan skema untuk menyelesaikan kasus Linda dengan pendekatan konseling terapi emotif rasional
1.      Hubungan Awal
Konselor membangun hubungan yang hangat dengan konseli. Contoh
a.       Konselor menyambut kedatangan konseli.
b.      Konselor mengajak konseli berbasa-basi.
c.       Konselor mempersilakan konseli untuk mengungkapkan masalahnya.
2.      Penjelasan Masalah
Konselor mengajak konseli untuk mengungkapkan apa yang menjadi kebingungan, kesulitan, atau masalah yang dihadapinya. Contoh:
Linda sangat terpukul, kecewa, sedih, jengkel, dan cemburu ketika melihat Danang berjalan mesra dengan seorang gadis di Ancol.
3.      Penggalian Masalah
Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait dengan kajadian tertentu (Activating event, activating experince), tanggapan terhdapa kejadian yang dialami konseli (belief), yang menimbulkan pikiran irasional dari setelah kejadian itu di respons, akibat pandangan irasional (consequence).
Contoh:
a.       Activating event
Danang mempunyai teman wanita baru setelah putus dengan Linda.
b.      Belief
1)      Linda berpikir bahwa Dannag adalah pria satu-satunya yang sangat dicintai yang dapat membahagiakannya.
2)      Linda berpikir bahwa hidupnya tidak bermakna lagi jika tidak bersama Danang.
3)      Hanya Danang yang ada di dalam hatinya.
c.       Consequence
1)      Linda tidak semangat dan konsentrasi dalam be;ajar, menjadi pendiam, menjauhi teman-temannya, sering tidak masuk sekolah dengan alasan sakit, dan tidak nafsu makan.
2)      Melamun dan mengurung diri di dalam kamar.
3)      Linda juga selalu berdoa agar hubungannya dengan Danang dapat terjalin kembali.
4.      Penyelesaian Masalah
Konselor menjelaskan sumber masalah yang dialami konseli. Konselor memberikan pandangan-pandangan yang akan mengubah pikiran irasional konseli. Untuk mengubah pandangan tersebut, konselor menentang pikiran irasional (dispute) konseli dengan pertanyaan-pertanyaan. Dengan demikian, konseli diharapkan akan mengubah pandangan irasionalnya (effect). Contoh:
a.       Dispute
1)      Konselor menjelaskan kepada Linda bahwa perasaan sangat terpukul, jengkel, sedih, kecewa, dan cemburu karena Danang satu-satunya pria yang sangat dicintai dan dapat membahagiakannya harus diubah. Konselor juga harus mengubah pikiran Linda yang menganggap bahwa hidupnya tidak bermakna lagi apabila ia tidak bersama Danang.
2)      Konselor memberikan pertanyaan menentang kepada Linda mengenai pikiran irasionalnya bahwa hidupnya tidak bermakna lagi apabila ia tidak bersama Danang. Konselor juga mengajak Linda untuk belajar memaknai hidup.
3)      Pertanyaan menentang:
a)      Apakah Danang adalah satu-satunya laki-laki yang perhatian dan benar-benar mencintai kamu?
b)      Apakah hidup setiap orang menjadi tidak bermakna lagi jika tidak mendapatkan cintanya?
c)      Apakah hidup bermakna itu harus didapatkan dari rasa cinta kepda seseorang?
4)      Konselor memberikan contoh-contoh bahwa hidup seseorang tetap berharga, walaupun tidak mendapatkan kembali orang yang dicintainya.
b.      Effect
1)      Linda mulai mengubah pikiran irasionalnya bahwa hidup tetap bermakna, meskipun tidak bersama Danang.
2)      Linda merasa bersemangat, meskipun tidak mendapatkan cinta Danang lagi.
3)      Linda merecanakan perilaku dan perasaan yang sesuai dengan realitas, seperti lebih memaknai hidup, berusaha menerima keadaan, dan lebih bersemangat.
5.      Hubungan Akhir
Setelah melalui proses wawancara konseling, konseli akhirnyasudah menemukan jalan keluar untuk permasalahannya. Dengan demikian, konselor dapat menutup proses konseling.
Contoh:
a.       Konselor/konseli meringkas kembali isi pembicaraan mulai dari awal.
b.      Konseli diminta menegaskan kembali keputusan yang telah diambil selama proses konseling.
c.       Konselor memberi bombongan atau semangat pada konseli.
d.      Konselor menawarkan bantuan jika kelak timbul permasalahan baru.
e.       Konseli mengucapkan terimakasih dan mohon pamit.
6.      Tindak lanjut
Meskipun wawancara konseling sudah berakhir, konselor wajib memantau perkembangan yang sudah tejadi dalam diri konseli. Kegiatan ini juga bisa dilakukan secara terjadwal sesuai waktu yang telah disepakati. Hal yang dilakukan adalah mengevaluasi keberhasilan konseli dalam melakukan alternatif pilihan/keputusan yang telah disepakatinya.
Contoh:
a.       Melihat perkembangan Linda dalam bergaul dengan teman-temannya di sekolah.
b.      Menggali informasi dari teman-teman, guru kelas, dan wali kelas Linda mengenai perilaku Linda dengan teman laki-lakinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar