expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 17 Februari 2014

Tugas Makul APTL/Modifikasi Perilaku : Menghilangkan Kebiasaan Nyikut Sebelum Tidur



BAB I
Pendahuluan
A.    Latarbelakang masalah
Ditinjau dari perspektif psikologi perkembangan, manusia adalah makhluk yang senantiasa mengalami perubahan atau change over time. Sejak dari masa konsepsi hingga meninggal dunia, manusia secara bertahap mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu aspek perkembangan psikososial yang dialami manusia adalah perkembangan tingkah laku.
Perilaku manusia berasal dari faktor bawaan dan lingkungan (ajar atau dari proses belajar). Perilaku menusia sebagai hasil dari proses belajar mengandung pengertian juga bahwa perilaku tersebut dapat diubah atau dimodifikasi alhasil tidak luput dengan menggunakan prosedur mengevaluasi.
Kemampuan untuk menguasai prosedur-prosedur mengevaluasi perilaku sangat diperlukan oleh seseorang yang bergerak dalam bidang psikologi, yang dalam hal ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Dalam ranah kerja dan studinya kita akan sering berhadapan dengan orang-orang dan problema psikologis atau perilaku yang beragam, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain maupun dunia sekitarnya.
Dengan memahami salah satu prosedur mengevaluasi dan melaporkan hasil APTL yaitu dalam memilih prosedur yang tepat sesuai permasalahan yang dihadapi dan menggunakan prosedur tersebut dengan baik. Kita sebagai mahasiswa Bimbingan dan Konseling dapat menerapkan prosedur tersebut dengan tepat sesuai yang kita sepakati dan kehendaki
B.     Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini akan membahas mengenai perilaku nyikut yang dialami oleh seseorang sebagai salah satu aktivitasnya ketika beranjak tidur.
BAB II
Landasan Teori
1.      Pengertian nyikut dalam kasus ini
Nyikut adalah suatu perilaku yang tidak normal, yang dilakukan oleh seorang yang memain-mainkan (mencubit-cubit, mengusap-usap, mengutik-utik dll) siku tangan orang lain. Dan sering dilakukan saat mau tidur. Dapat diketahui dari subyek, perilaku nyikut ini memberikan kenikmatan tersendiri.
2.      Teori perkembangan dalam kasus ini
Ericson memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan yang akan dilalui oleh manusia. Menariknya bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah gradualitas. Manusia dapat naik ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada tingkat sebelumnya. Setiap tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan kemampuan dalam bidang kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan baik, orang itu akan merasa pandai. Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang itu akan tampil dengan perasaan tidak selaras.
Dalam setiap tingkat, Erikson percaya setiap orang akan mengalami konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson berpendapat, konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas psikologi atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat. Begitu juga dengan potensi kegagalan.
Dan tahapan yang bersangkutan dengan kasus nyikut ini adalah tahap 1 yaitu Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan). Gagalnya pengembangan kepercayaan ini menyebabkan subyek merasa takut dan tidak yakin terhadap lingkungan yang dapat memberi kenyamanan dan keamananan. Dan sehingga subyek sampai usia saat ini masih membutuhkan keamanan dan kenyamanan dengan nyikut ibunya.
Tahap 1 Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy). Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain, perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa percaya menyababkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan memberikan kenyamanan bagi bayi ters
3.      Tujuan
Berkaitan dengan teori diatas maka tujuan dalam modifikasi perilaku ini adalah untuk menghilangkan perilaku subyek yang suka nyikut menjadi tidak nyikut.
4.      Metodologi
Untuk menghilangkan perilaku nyikut ini, menggunakan metode extinction atau penghapusan dan punishment atau hukuman. Extinction adalah salah satu teknik asesmen untuk mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki dengan cara menahan atau tidak memberikan positive reinforcement yang selama ini memperkuat perilaku tersebut. Dapat diartikan juga dengan menghentikan pemberian pengukuh pada perilaku yang semula dikukuhkan sampai ke tingkat sebelum perilaku tersebut dikukuhkan. Punishment adalah pemberian stimulus yang mengikuti suatu perilaku mengurangi kemungkinan berulangnya perilaku tersebut.


BAB III
Pembahasan
1.      Identitas Subyek
a.       Nama Subyek                    : DNI
b.      Umur/Tanggal Lahir          : 19 Juni 2001
c.       Jenis Kelamin                    : Perempuan
d.      Alamat                              : Pakis, Boto, Wonosari, Klaten
e.       Pendidikan                                    : SMP
2.      Mengidentifikasi Tingkah Laku yang Bermasalah dan Merumuskan Masalahnya secara Operasional, yang dapat Diamati dan Diukur.
Dalam kasus ini subyek akan melakukan perilaku nyikutnya ketika hendak beranjak tidur, Nyikut ini dilakukan subyek terhadap ibunya. Hal yang dirasakan oleh subyek dalam kasus ini adalah subyek menemukan kenikmatan tersendiri ketika melakukan perilakunya tersebut. Hal ini berbeda ketika ditanyakan jika tidak nyikut rasanya gimana, si subyek mengatakan tidak ada rasa nikmat yang dia lakukan yang ada dia malah tidak tenang karena nyikut buatnya akan memberikan sensasi enak ketika nyikut sebelum tidur hingga dia tidur.
Jika digolongkan menjadi beberapa variabel, kita dapat mengelompokkannya menjadi beberapa variabel, diantaranya :
a.       Variabel Stimulus Anteseden
Subyek dengan kasus nyikut (memainkan siku ibunya). Subyek dengan kasus ini akan sering melakukan kebiasaan nyikut saat subyek akan tidur.
b.      Variabel Organismik
Kasus nyikut (memainkan siku ibunya). Subyek benar-benar mengalami rasa enak dan nikmat yang tidak beralasan saat subyek melakukan kebiasaan nyikutnya sebelum tidur.
c.       Variabel Respon
Pada kasus nyikut (memainkan siku ibunya) memiliki,
1.      Frekuensi respon yang nampak adalah sehari subyek bisa melakukan nyikut tergantung, subyek sering tidur atau tidak. Jika subyek tidur sehari dua kali (siang dan malam) maka subyek melakukan nyikut dua kali.
2.      Intensitas respon adalah saat pertama intensitas nyikutnya cepat, semakin lama semakin mendekati subyek tidur  menjadi lambat.
3.      Lamanya respon adalah nyikut yang dilakukan hingga subyek tertidur rata-rata 30 menit. Jadi setelah nyikut 30 menit biasanya, subyek sudah tertidur.
d.      Variabel Konsekuensi
Pada kasus nyikut (memainkan siku ibunya) : dengan nyikut (memainkan siku ibunya) subyek menjadi lebih tenang, merasakan nikmatnya nyikut, merasa ada yang kurang kalau tidak nyikut sebelum tidur, dan lain sebagainya. Akibat-akibat inilah yang memperkuat perilaku nyikut (memainkan siku ibunya).

3.      Menetapkan Target Tingkah Laku yang Diinginkan
a.       Menghilangkan perilaku nyikut
Berdasarkan hasil dari pengamatan maka saya membuat skala keberhasilan dalam pencapaian tritmen :
Berhasil           : Jika subyek tidak nyikut lagi
Cukup Berhasil: jika perilaku nyikut subyek berkurang
Gagal               : Jika setelah tritmen belum ada perubahan
4.      Tritmen
Untuk menghilangkan perilaku nyikut dilakukan program extinction dan punishment yang dilakukan oleh peneliti selama delapan hari. Program extinction yang digunakan untuk menghilangkan perilaku nyikut dengan cara menahan atau tidak memberikan positive reinforcement yang selama ini memperkuat perilaku dan menghentikan pemberian pengukuh pada perilaku yang semula dikukuhkan sampai ke tingkat sebelum perilaku dikukuhkan yaitu dengan cara Ibu memakai baju lengan panjang menutupi siku.
Program punishment yang digunakan untuk menghilangkan perilaku nyikut dengan cara pemberian stimulus yang mengikuti suatu perilaku mengurangi kemungkinan berulangnya perilaku nyikut tersebut yaitu dengan cara Ibu mengoleskan minyak pijat yang tidak disenangi subyek.
5.      Merancang dan Melaksanakan Strategi untuk Mengatasi Masalah dan Mencapai Target Tingkah Laku yang Diharapkan  dengan Memilih dan Menggunakan Teknik yang Tepat.
a.       Mengamati subyek ketika tidur, hal ini dilakukan untuk mengamati perilaku subyek ketika akan dilakukan tritmen guna menemukan strategi yang tepat.
b.      Menghalangi subyek nyikut dengan menyarankan kepada ibunya menggunakan lengan panjang. Hal ini dilakukan karena subyek akan terhalang nyikutnya ketika si ibu menggunakan lengan panjang dikarenakan si anak risih jika ibu melakukan itu.
c.       Pemberian minyak aromatherapi yang aromanya tidak disukai anak. Hal ini diberikan guna memberikan pencegahan mengurangi kemungkinan berulangnya perilaku nyikut tersebut

6.      Evaluasi dari hasil capaian selama tritmen
Untuk mencapai target yang diharapkan, maka saya menggunakan berbagai strategi yang telah disebutkan di atas. Hasil yang diperoleh dengan menghubungkan kedua teknik metode extinction dan punishment dalam proses perubahan tingkah laku yang ditargetkan pada subyek mengalami fluktuatif, seperti tergambar pada tabel di bawah ini
Tabel pengamatan sebelum dilakukan modifiasi perilaku
Hari ke
Hasil pengamatan
1
Subyek sebelum tidur selalu melakukan aktivitas menyikut
2
Masih sama dengan hari pertama
3
Karena diperhatikan maka subyek nyikutnya makin lama dan susah tidur
4
Tetap masih nyikut
5
Subyek tetap nyikut ketika akan tidur
6
Masih nyikut juga

Tabel pengamatan setelah dilakukan modifikasi perilaku
       I.             
Hari ke
Program
Reaksi Subyek
1
Ibu memakai baju lengan panjang yang menutupi siku
Subyek berusaha tetap nyikut dengan cara mengulung pakaian ibunya bagian lengan, meskipun mengalami kesulitan dan kelihatan sangat kesal dan sebel. Subyek juga merenggek agar ibunya tidak memakai baju lengan panjang tetapi ibunya menghiraukannya. Alhasil subyek tertidur dengan nyikut sambil menggulung pakaian ibunya bagian lengan.
2
Ibu memakai baju lengan panjang dan mengoleskan minyak pijat yang baunya menyenggat disikunya.
Subyek tetap menggulung pakaian ibunya bagian lengan dan melakukan nyikut. Tapi, subyek segera melepaskan nyikutnya setelah tau siku ibunya diolesi minyak pijat yang subyek tidak sukai. Subyek terlihat marah, sebel, kesal, ngambek dan merenggek agar ibunya tidak memakai baju lengan panjang tetapi ibunya menghiraukannya. Akhirnya subyek tertidur dengan nyikut dibatasi pakaian dan terlihat tidak nyaman.
3
Ibu memakai baju lengan pendek dan mengoleskan minyak pijat yang baunya menyenggat disikunya
Subyek terlihat semakin sebel dan menghindari siku ibunya. Akhirnya anak tertidur tanpa nyikut tapi perlu waktu lama untuk tertidur.
4
Ibu memakai baju lengan pendek dan mengoleskan minyak pijat yang baunya menyenggat disikunya.
Subyek terlihat semakin sebel dan menghindari siku ibunya. Akhirnya anak tertidur tanpa nyikut tapi perlu waktu lebih lama tertidur dibanding hari ke 3.
5
Ibu memakai baju lengan pendek dan mengoleskan minyak pijat yang baunya menyenggat disikunya.
Subyek terlihat semakin sebel dan menghindari siku ibunya. Akhirnya anak tertidur tanpa nyikut tapi tidak perlu waktu terlalu lama untuk tertidur dibanding hari ke 3 dan 4.
6
Ibu memakai baju lengan pendek dan mengoleskan minyak pijat yang baunya menyenggat disikunya.
Karena kebiasaan subyek tidur bersama ibunya hanya ingin melakukan nyikut dan mendapatkan siku ibunya sebelum tidur. Dan beberapa hari subyek tidak mendapatkan yang diharapkan. Akhirnya subyek tidur tidak bersama ibunya lagi dan subyek tidur sendiri.
7
Ibu memakai baju lengan pendek dan mengoleskan minyak pijat yang baunya menyenggat disikunya.
Subyek sebelum tidur mengecek siku ibunya. Dan diketahui ibunya telah mengolesi sikunya dengan minyak pijat. Akhirnya seperti hari ke 6, subyek tidur tidak bersama ibunya lagi dan subyek tidur sendiri.
8.
Ibunya tidak lagi mengoleskan minyak pijat di sikunya.
Subyek akhirnya terbiasa tidur tanpa harus nyikut terlebih dahulu.





7.      Evaluasi hasil modifikasi perilaku
Pada kasus ini kita bisa melakukan pengamatan bahwa subyek dalam kasus ini sebelum diberikan tritmen terlihat bahwa subyek masih sering melakukan perilaku nyikutnya . Hal yang signifikan terlihat ketika subyek diberikan tritmen bahwa perlahan-lahan perilaku subyek dalam menyikut sudah mulai berkurang
Berdasarkan hasil tabel yang saya cantumkan diatas terlihat bahwa beberapa hari setelah dilakukan tritmen si  subyek sudah mulai tidur tanpa melakukan aktivitas nyikutnya maka pencapaian skala yang sudah saya cantumkan diatas yang dilakukan adalah “ berhasil” dalam menghilangkan perilaku subyek.
8.      Beberapa kendala masih dirasakan penulis dalam melakukan tritmen ini :
a)      Kurangnya bekal materi yang dimiliki penulis mengingat penulis masih semester tiga dan kurangnya waktu dalam perkuliahan.
b)      Kebingungan dalam memodifikasi perilaku dan menentukan tritmen yang tepat.
c)      Pencarian sebab subyek melakukan aktivitas nyikutnya
9.      Rekomendasi
Untuk memodifikasi kasus ini, dirasa metode extinction dan punishment sangat efektif. Penulis menyadari masih banyaknya celah ketidaksempurnaan dalam penulisan tritmen ini,maka diharapkan berbagai pihak memberikan masukan serta kritik saran yang membangun guna memberikan kesempurnaan dalam penulisan ini.













Daftar Pustaka
http://diahastutisaputriretnaningsih.blogspot.com/2013/11/extinction-penghapusan.html, diakses 23 Desember 2013