expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 28 November 2013

Perubahan Identitas Etnik : Suatu Telaah Kepustakaan



Perubahan Identitas Etnik : Suatu Telaah Kepustakaan
Pengertian Identitas Etnik
Menurut Kuhn, Kata Identitas adalah Inti diri yaitu posisi umum dalam masyarakat. Sedangkan Etnik adalah sebuah himpunan manusia (Subkelompok manusia) yang di persatukan oleh suatu kesadaran atas kesamaan sebuah kultur atau subkultur tertentu, atau karena kesamaan ras, agama, asal usul bangsa, bahkan peran atau fungsi tertentu. Jadi, Identitas Etnik adalah Individu-individu mempunyai banyak identitas yang berkaitan dengan peranan-peranan khusus. Salah satu identitas-identitas ini berhubungan dengan latar belakang etnik mereka yang di anggap sebagai inti diri mereka.

Pendekatan Perubahan Identitas Etnik 
Ada dua pendekatan terhadap perubahan identitas etnik :
1.      Pendekatan Objektif (Psikologi sosial/struktural)
Asumsi dasar ilmu alam: Ada keteraturan dalam realitas sosial juga dalam perilaku manusia. Mencari hukum umum dengan menjelaskan variabel mana menyebabkan atau berkolelasi dengan variabel lainnya. Pendekatan ini cenderung etnosentrik. Kaum objektivitas mengklaim bahwa tanda-tanda budayaa seperti ras secara dekat berhubungan, kalaupun tak terpisahkan dengan etnik.
2.      Pendekatan Subjektif (Fenomenologi)
Kaum subjektif memandang bahwa identitas etnik mengemuka lewat tanda-tanda budaya, mereka menekankan diri, dan juga perasaan identitas yang berkaitan dengan kelompok dan pengakuannya oleh orang-orang lain. Identitas etnik sebagai dinamik, cair dan situasional.

            Model - model Perubahan Identitas Etnik
Ada 3 model perubahan identitas etnik :
1.      Model Akulturasi
      Dewan peneliti ilmu sosial ( 1930-an ) : Bahwa akulturasi merujuk kepada fenomena yang timbul ketika kelompok – kelompok individu yang berbeda budaya berhubungan langsung dan berkesinambungan, dimana perubahan pada budaya asli salah satu  atau dua kelompok.
2.      Model Asimilasi
Melalui proses ini akan merujuk kepada sejauh mana  suatu kelompok semula khas telah kehilangan identitas subjektifnya dan telah terserap kedalam struktur sosial suatu kelompok lain.
3.      Model Pluralisme
Pluralisme merujuk pada pemeliharaan lembaga – lembaga budaya secara terpisah oleh kelompok – kelompok budaya yang berlainan dalam suatu etnisitas politik.

Kritik Atas Asimilasi 
Pendekatan deterministik ini telah dikritik sebagai terlalu simplistik, karena proses perubahan identitas etnik pada kelompok-kelompok etnik, sebenarnya, sirkuler, interaksional dan dinamik, melibatkan konflik-konflik dalam kelompok etnis.

Sumber : 
Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosda Karya

2 komentar: