expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 15 Maret 2015

Ilmu Dakwah


v  Perbedaan Propaganda, Tabligh, Komunikasi
Propaganda
Propaganda cenderung komunikasi satu arah (subyektif) secara terus menerus (agitasi) dan bersifat  rahasia,  menghalalkan segala cara, menyembunyikan kenyataan (pemutar balikan fakta) yang sesungguhnya agar masyarakat tertarik.      
Tabligh
Merupakan bagian dari kegiatan dakwah yang berusaha  menyampaikan  ajaran Islam kepada masyarakat (mad’u) dengan menitikberatkan pada pendekatan lisan.
Komunikasi
Suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, sehingga pesan tersebut dapat dimengerti secara tepat oleh penerima melalui adanya umpan balik (feedback).
v  Fenomena Dakwah
1.       Dakwah diartikan sebagai ceramah dalam arti sempit (penciutan makna)
2.       Masyarakat yang dijadikan sasaran dakwah dianggap sebagai masyarakat yang vacuum/sterill, padahal dakwah menghadapi corak masyarakat yang beragam.
3.       Pelaku dakwah hanya ditugaskan untuk menyampaikan saja sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah. Sikap ini apabila ditanggapi secara berlebihan tanpa pengambilan hikmah yang tepat justru akan menafikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan dakwah.
4.       Allah menjamin kemenangan yang hak dan mengalahkan kebatilan, tetapi kita sering lupa untuk mencapai sunnatullah tersebut dibutuhkan sunnatullah yang lain.
5.       Masyarakat yang tidak mau menerima dakwah dianggap sebagai orang kafir sehingga halal darahnya, mengakibatkan pola dakwah yang dipakai adalah pola dakwah  yang cenderung radikal mengarah destruktif. Masyarakat seperti itu sebenarnya bukan masyarakat yang ingkar akan tetapi kurang tepatnya penerapan  metode dakwah yang dilakukan.
v  Definisi Dakwah
Usaha secara sadar dan berencana  merealisasikan ajaran Islam dalam seluruh bidang  kehidupan manusia sesuai dengan  Al Qur’an, Al-Hadits, dan Sunnatullah  untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
v  Aktifitas Dakwah
1.       Al-Amru Bi Al-Ma’ruuf
Memberikan konsep alternatif yang benar, disusun berdasarkan Al-Qur’an, Al-Hadits, & Sunnatullah
2.       An-Nahyu ‘An Al-Munkar
Memberikan kritik sosial umat secara etis (sesuai dengan etika dakwah) agar masyarakat menyadari kekeliruannya dan segera berbenah diri
So…
Dakwah meliputi semua aspek kehidupan manusia sejalan dengan perkembangan zaman dan problematika manusia, yang meliputi bidang : ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, politik, lain-lain.
v  Kewajiban Dakwah
Al Qur’an
n  Surat Aali ‘Imroon : 104
                                وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
n  Surat An-Nahl : 125
                                ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
n  Surat Al-Maaidah : 67
                                يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Robb-mu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
*      Dll.
Al-Hadits
*      Balliqhu ‘anni walau aayatan…
*      Man ro’a minkum munkaron …
*      Dll.
v  Hukumnya Wajib
·         Fardhu Kifayah
Minkum diterjemahkan sebagian (littab’idh).
·         Fardhu ‘Ain
Minkum menunjukkan kepada jenisnya (littabyin).
Syaikh Muhammad Abduh
v  Dakwah Sebagai Profesi
Q.S. At-Taubah : 122
                وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
                Artinya : “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
v  Penjelasan Surat At-Taubah : 122
·         Mengandung anjuran agar ada sekelompok orang yang secara khusus belajar menekuni ilmu agama dan kemudian secara profesional  menjalankan dakwah kepada masyarakat luas.
·         Latar belakang turunnya ayat ini seperti yang diriwayatkan  oleh Ibnu ‘Abbas bahwa pada waktu akan perang Tabuk kaum muslimin sangat bersemangat untuk berangkat berjihad sebagai prajurit sampai tidak ada yang tertinggal di Madinah kecuali orang jompo dan anak-anak. Mereka berangkat ke medan perang meninggalkan Nabi Muhammad seorang diri di Madinah.
·         Ayat ini kemudian difahami oleh para mufassir, bahwa di antara kaum muslimin harus ada sekelompok orang yang secara khusus menekuni ilmu agama dan bahwa kedudukan orang yang tidak berangkat berperang tetapi menekuni agama (dalam konteks zaman Rasul berarti berkhidmat kepada Rasul sebagai pusat ilmu) setingkat dengan orang yang pergi berjihad. Dengan kata lain bahwa menekuni agama dan berdakwah merupakan satu dimensi jihad, dan seorang dai adalah seorang mujahid, yaitu Mujahid Dakwah.
v  Tujuan Dakwah
·         Tujuan Utama
Ø  Mewujudkan masyarakat madani guna mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ø  Bersifat kualitatif.
Ø  Never ending goals.
·         Tujuan Departemental
Ø  Tujuan perantara untuk mencapai tujuan utama (jangka pendek & jangka menengah), meliputi : ekonomi, pendidikan, budaya, sosial, kesehatan, politik, dan lain-lain.
Ø  Bersifat kuantitatif.
Ø  Terukur.
v  Sasaran Dakwah
ü  Geografis
Meliputi : masyarakat terasing, pedesaan dan perkotaan.
ü  Sosio kultural
Meliputi : golongan  priyayi, abangan, dan santri.
ü  Usia
Meliputi : anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.
ü  Profesi (okupasional)
Meliputi : Pedagang, Petani, PNS, Wiraswasta, dll.
ü  Sosial Ekonomi
Meliputi : masyarakat miskin, menengah & masyarakat kaya (elit).
ü  Jenis kelamin
Meliputi : wanita maupun laki-laki.
v  Da’i Profesional
Ø  Sesuai dengan bidang pendidikan (sertifikasi).
Ø  Dihargai (Reward)
Ø  Memiliki akses pada pengambilan kebijakan.
Ø  Evaluasi & Inovasi tiada henti.
Ø  Penambahan pengetahuan dan keterampilan.
Ø  Definisi: Cara (kaifiat) dalam keseluruhan proses upaya mewujudkan  Islam  dalam  kehidupan pribadi dan Masyarakat, oleh Allah SWT beresensi bil Hikmah artinya  untuk mewujudkan tujuan dakwah digunakan keluasan ilmu pengetahuan dakwah yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an dan  Al Hadis, serta selaras dengan Sunnatullah.

Sumber : Materi Mata Kuliah Metodologi Dakwah (Bapak Imam Mujahid)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar