expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 15 Maret 2015

Asesmen Psikologi: Observasi

Pengertian Asesmen
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan analisis mengenai individu/klien untuk mendapatkan pemahaman tentang individu/klien dan digunakan dalam membuat suatu pertimbangan dan keputusan yang bethubungan dengan individu/klien tersebut.
Tujuan Asesmen
1.      Mengindetifikasi perilaku target, yaitu perilaku yang menjadi sasaran
2.      Mengindentifikasi penyebab-penyebab munculnya perilaku tertentu
3.      Pengukuran kemajuan program/treatmen
4.      Menentukan metode intervensi yang dilakukan atau pengembangan program
Komponen utama Asesmen
1.      Parameter/ukuran yang digunakan untuk membandingkan fakta/data
2.      Fakta/data yang diukur
3.      Pengukur
4.      Mekanisme/prosedur pengukuran
Metode asesment
1.      Interview/ wawancara perilaku
2.      Behavioral observation
3.      Tes psikologis tertulis yang terstruktur/proyektif
4.      Life record/ selft report
Etika Asesmen Psikologi
1.      Privacy subyek
2.      Keamanan subyek
3.      Persetujuan subyek
4.      Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
5.      Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
6.      Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif
Observasi
·         Metode pengumpulan data yang paling dasar dan paling tua
-          Karena dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti
·         Sebagai penyeleksian, perekaman dan pemberian arti dari perilaku yang diamati
·         Kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut
·         Merupakan pencatatan objektif tentang apa yang dilakukan dan diucapkan oleh subjek
·         Dapat mengetahui keunikan dan kekhasan setiap subyek dan kejadian/kasus
·         Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan perilaku yang diamati maka seorang observer hendaknya dalam memberi catatan keadaan yang diobservasi dilakukan seobjektif mungkin, menjauhkan diri dari memberi interprestasi yang terlalu dini.
Kelebihan Observasi
·         Memungkinkan mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis lain seperti tes psikologi.
-          Hal ini banyak terjadi pada anak atau perilaku-perilaku khusus lain.
·         Prosedur formal seringkali tidak ditanggapi dengan serius terutama pada anak-anak
-          Kondisi ini menyebabkan metode lain tidak dapat dilakukan sebagaimana oleh orang dewasa sehingga observasi menjadi metode yang paling utama.
·         Observasi dirasakan lebih tidak mengancam dibandingkan dengan cara pengumpulan data/pengukuran yang lain.
-          Observasi yang dilakukan pada kasus anak-anak akan menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang yang lebih dewasa. Hal ini disebabkan karena anak-anak yang lebh dewasa akan memeprlihatkan perilaku yang dibuat-buat atau berebda bila mereka menyadari sedang dilakukan observasi. Dengan demikian observasi pada anak-anak akan lebih akurat dan tidak mengancam pada anak-anak.
Kekurangan observasi
·         Observasi hampir seluruhnya tergantung pada persepsi dan penilaian manusia, sehingga membuka kemungkinan untuk menyimpang (bias) dan tidak tepat
-          Misalnya: tidak mungkin seorang observer dapat mengingat semua hal secara rinci, sebab ada prinsip selektivitas dalam daya ingat seseorang. Makin lama (besar) jarak observasi dan pencatatannya semakin besar kemungkinan untuk lupa.
·         Halo efek, pengaruh kesan pertama atau kesan luarnya saja.
·         Hawthowrn effect, adalah suatu tendensi tingkah laku akan diatur manjadi nampak berbeda dari kondisi yang alamiah dan nampak menjadi lebih baik.
·         Refleksi Observer, yakni struktur kepribadian observer turut berpengaruh dan bermain dalam hasil pengamatannya terhadap objek yang diobservasi
-          Misalnya: pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil pada waktu observasi berlangsung
Manfaat Observasi
·         Keperluan asesmen awal
·         Menentukan kekuatan observee/klien dan menggunakannya untuk meningkatan hal-hal yang masih lemah bagi klien yang diobservasi
·         Sebagai dasar dalam merancang rencana individual (Individu plans) bagi observee/klien berdasar kebutuhannya
·         Sebagai dasar dari titik awal kemajuan klien/observee
·         Bagi anak-anak, observasi dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan anak pada area tertentu
·         Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan klien yang diobservasi
·         Sebagai bahan untuk memberi laporan kepada orangtua, konselor, guru, dokter dan profesi lain
·         Sebagai informasi status klien yang diobservasi untuk keperluan bimbingan/konseling di sekolah/lembaga lain seperti untuk informasi status klien klinis di rumah sakit atau rumah sakit jiwa
·         Untuk memperoleh pemahaman lebih baik tentang konteks
·         Untuk lebih dapat bersikap terbuka, berorientasi pana penemuan daripada pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya) tentang topik yang diamati kurang
·         Dapat melihat hal-hal yang oleh patisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu
·         Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan metode wawancara sehingga dapat melengkapinya
·         Mengatasi persepsi selektif dan dapat bergerak lebih jauh
·         Memungkinkan untuk dapat merefleksi & bersikap instrpektif terhadap penelitian yang dilakukan impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
Objek Materi Observasi
·         Berdasarkan tujuan/variabel yang menjadi target:
Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/perilaku terhada stimulus, atau kemunculan indikator khusus.
-          Exterior physical segns: pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan, dll
-          Expressive movements: gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi, dll
-          Physical location: perhatiakan personal space dan lingkungan fisik
-          Language behaviour: menyilangkan kaki, dll
·         Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok dan siyuasi/proses
·         Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)
Hal-hal yang perlu diperhatikan
·         Penentuan target
Tidak semua perilaku observee perlu diamati atau diobservasi. Observee hanya dilakukan pada perilaku yang berhubungan dengan permasalahan observee, sehingga penentuan target perilaku harus dilakukan terlebih dahulu sebelum emmeulai observasi. Misal: perilaku menyontek (kuantitas, kualitas, proses dan penyebab)
·         Pengaruh Observer
Kehadiran observer dalam lingkungan observee kadang mempengaruhi perilaku observee. Misalnya ketika mengobservasi perilaku murid di kelas. Kehadiran observasi di dalam kelas akan mempengaruhi tingkah laku murid maupun guru. Kecenderungan perilaku yang muncul ada dua, yaitu: berpura-pura baik (laking good) atau justru berpura-pura buruk (laking bad). Disini observer harus peka melihat kemungkinan pengaruh kehadiran observer ini sehingga bisa mengontrol dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan pengaruhnya.
·         Reaktivitas terhadap observasi
Observee yang sedang diamati mungkin menyadari bahwa dirinya sedang menjadi obyek pengamatan observer. Kesadaran ini seringkali membuat mereka ingin menampilkan perilaku yang terbaik dan sesuai dengan norma-norma lingkungan sekitar.
·         Ketepatan hasil observasi dapat diraih dengan beberapa jalan yaitu:
-          Membuat guide observasi, yaitu panduan observasi tentang perilaku target yang akan diobservasi
-          Mendiskusikan perilaku target apa saja perlu diamati dalam suatu masalah yang akan diobservasi
Jenis Obervasi
1.      Observasi Sistematik/Terstruktur
o   Ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
o   Disebut sistematik karena observasi ini lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit)
o   Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi sistematik adalah:
-          isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus
-          memungkinkan rspons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan dapat menggunakan one way screen
2.      Observasi Eksperimental
o   Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi
o   Observasi eksperimental mempunyai ciri-ciri penting:
-          Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda
-          Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku
-          Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi
3.      Observasi Partisipan
o   Seseorang yang melakukan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi
o   Pada umunya untuk penelitian yang bersifat ekploratif
o   Obervasi ini dilakukan untuk menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara, dll
o   Yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi partisipan
-          Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
-          Waktu dan bentuk pencatatan dilakukan segera setelah kejadian dengan kata kunci. Kronologis-sistematik
-          Dapat membina hubungan yang baik antara observer dan observee. Hal ini dapat mencegah adanya kecurigaan, dan tercapainya pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar.
-          Keadaan partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi
o   Beberapa tingkatan dalam observasi partisipan:
-          Partisipasi lengkap (penuh). Disini observer menjadi anggota penuh dari objek yang dilakukan observasi.
-          Partisipasi fungsional. Observer hanya bergabung dalam aktivitas tertentu saja yang dibutuhkan
-          Partisipasi sebagai pengamat
4.      Observasi Formal dan Informal
o   Observasi Formal
-          Mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian
-          Perlu mengindetifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan analisis-interprestasi menggunakan prosedur yang sophisticated.
o   Observasi Informal sering disebut juga naturalistic observation
-          Observasi informal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian
-          Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
Pedoman Observasi
·         Pengamat terbiasa mengamati apa yang terjadi di sekelilingnya dan dalam waktu yang bersamaan membuat interprestasi tentang apa yang dilihatnya
·         Di dalam pencatatan yang objektif, kita harus memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta yang ada, tanpa melakukan penilaian asumsi, atau kesimpulan.
Kesalahan pencatatan yang sering dilakukan oleh pengamat
·         Menghilangkan beberapa fakta
·         Mencatat hal-hal yang tidak terjadi
·         Mencatat hal-hal yang tidak pada urutan yang benar
Pedoman Pencatatan
·         Catat fakta-fakta saja
-          Yakni menerangkan tindakan yang dilakukan anak, menuliskan penggunaan kata anak, menjelaskan gerak tubuh anak, menjelaskan ekspresi wajah anak, dan menjelaskan karya yang dibuat anak.
·         Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun
·         Jangan menginterprestasikan selama melakukan observasi
·         Jangan mencatat apapun yang tidak terlihat & tidak terdengar
·         Gunakan kata-kata deskriptif bukan labelling atau interprestasi
·         Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya
·         Amatilah subyek dengan cara yang tidak terlalu mencolok
·         Waktu:

-          Kapanpun adalah waktu yang tepat untuk melakukan observasi. Harus tahu pentingnya data apa yang akan diperoleh dalam observasi, oleh karena itu harus diluangkan. Waktu observasi yang terbaik itu adalah tergantung pada apa yang kita mau ketahui/pelajari dari subyek



Sumber: Makul Asesmen Psikologi (Pak Nur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar