STUDI KASUS: KONSELING
BEHAVIORISTIK
Kasus : Takut dicalonkan menjadi ketua
PRESIDIUM
Konseli :Supri
Supri
adalah sorang siswa SMP Mardi Putra kelas VIII. SMP Mardi Putra pada tahun
ajaran ini akan mengadakan pemilihan ketua PRESIDIUM. Di sekolah supri adalah
siswa yang pandai, kreatif, dan tekun. Dalam pergaulannya pun ia selalu disukai
oleh teman-temannya. Dalam kesempatan ini teman-temannya mencalonkan Supri
untuk maju sebagai ketua PRESIDIUM yang baru. Dalam hati, Supri sendiri
sebenarnya berminat untuk mencalonkan diri. Akan tetapi, Supri menolak dukungan
teman-temannya karena ia merasa minder, tidak pantas, tidak cocok seandainya ia
menjadi ketua PRESIDIUM. Ketakutan ini muncul karena baginya menjadi ketua
PRESIDIUM berarti ia akan banyak berbicara dihadapan orang-orang. Hal inilah
yang menyebabkan Supri mengurungkan niatnya. Ketakutan Supri muncul ketika ia
harus bicra di hadapan banyak orang karena ia pernah mempunyai masa lalu. Pada
waktu kelas III SD ia terpeleset ketika berjalan di atas panggung dalam pentas
drama di sekolah. Teman-temannya menertawakan dan bersorak-sorak mengejeknya.
Ketika kelas IV SD, Supri mewakili sekolah dalam lomba menyanyi. Supri salah
mengucapkan syair lagu sehingga para peserta tertawa, bahkan guru-guru
pendamping peserta pun kut tertawa. Pada
waktu kelas IV Supri menjabat sebagai ketua darmawisata, namun program yang
direncanakan berjalan mengecewakan. Guru dan teman-teman kelasnya menyalahkan
Supri. Akhir-akhir ini Supri merasa gelisah, takut, selalu berdebar-berdebar.
Karena situasi ini, Supri pun datang menemui konselor sekolah.
Langkah-langkah Kerja
dan Skema untuk Menyelesaikan Kasus Supri dengan Pendekatan Konseling
Behavioristik
1.
Hubungan
Awal
Konselor
membangun hubungan yang hangat dengan konseli. Contoh
a. Konselor
menyambut kedatangan konseli.
b. Konselor
mengajak konseli berbasa-basi.
c. Konselor
mempersilakan konseli untuk mengungkapkan masalahnya.
2.
Penjelasan
Masalah
Konselor
mengajak konseli untuk mengungkapkan apa yang menjadi kebingungan, kesulitan,
atau masalah yang dihadapinya. Contoh:
Supri adalah siswa SMP Mardi Putra kelas
VIII. Supri adalah anak yang berwibawa di kalangan teman-temannya, kreatif,
pandai, dan tekun. Itulah alasan Supri dicalonkan teman-temannya menjadi ketua
PRESIDIUM. Supri merasa takut dan gelisah, ia ingin menolak pencalonan itu
karena ia merasa dirinya tidak pantas dan tidak cocok, tetapi ia juga tidak
berani menerima reaksi dari teman-temannya yang antusias mencalonkan dirinya.
3.
Penggalian
Masalah
Konselor
menggali informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digalu
terkait dengan kejadian masa sekarang, pengalaman-pengalaman negatif yang
pernah dialami pada masa lalu, perasaan-perasaan sekarang, perasaan-perasaan
yang tidak menyenangkan pada kejadian di masa lalu, apa yang dipikirkan pada
saat sekarang, apa yang dipikirkan pada masa lalu keika mengalami ekjadian yang
kurang menyenangkan, dan konsekuensi yang dilakukan setelah kejadian. Dengan
demikian, alur yang akan dipakai oleh konselor adalah
A
(antecedent) → B (behavior) →C (consequence)
Contoh
a. Pengalaman
saat ini
Antecedent (A)
Supri dicalonkan
sebagai ketua PRESIDIUM oleh teman-temannya.
Behavior (B)
Respons (R) : Datang
untuk meminta bantuan konselor.
r-kognitif:
1) Menganggap
dirinya tidak pantas jika harus menjadi ketua PRESIDIUM.
2) Menganggap
dirinya tidak cocok jika harus menjadi ketua PRESIDIUM.
r-afektif:
1) Gelisah,
2) Takut,
dan
3) Kaget
untuk mengemban tugas sebagai ketua PRESIDIUM.
Consequence
(C)
Merasa
lega dan tenang setelah bertemu dengan konselor dan mendapat jalan keluar untuk
masalah yang dihadapinya.
b. Pengalaman
masa lalu kelas III SD
Antecedent (A)
Terpeleset saat
berjalan di atas panggung pada acara drama sekolah. Teman-temannya menertawakan
dan bersorak-sorak mengejeknya.
Behavior (B)
Respons (R) : lari
pulang dan menangis
r-kognitif:
1) Saya
bodoh
2) Saya
dipermalukan teman-teman
r-afektif:
1) Jantung
berdebar-debar
2) Malu
Consequence
(C)
Cepat-cepat
pulang ke rumah agar lebih tenang dan aman karena ia bisa menjauhi panggung.
c. Pengalaman
masal lalu kelas IV SD
Antecedent (A)
Supri mewakili sekolah
dalam lomba menyanyi. Supri salah menucapkan syair lagu sehingga para peserta
tertawa, bahkan guru-guru pendamping peserta pun ikut tertawa.
Behavior (B)
Respons (R): Tetap
melanjutkan lagunya, walaupun pikiran berkecamuk, badanya berkeringat dingin.
r-kognitif:
1) guruku
dan peseta lomba jahat
2) cukup
sekali ini saja saya mewakili sekolah
r-afektif:
1) malu
2) kecewa,
dan
3) grogi
Consequence
(C)
Ingin
cepat selesai dan turun dari panggung
d. Pengalaman
masa lalu kelas IV SD
Antencedent (A)
Supri menjabat sebagai
ketua darmawisata. Program yang direncakan berjalan mengecewakan. Guru dan
teman-teman sekelasnya menyalahkan Supri.
Behavior (B)
Respons (R) : Diam dan
menerima masukan dari teman-teman dan para pendamping, walaupun hatinya sakit.
r-kognitif:
1) Hanya
karena ia ketua panitianya, ia harus disalahkan.
2) Guru
tidak adil.
3) Teman-teman
panitia tidak bersifat realistis.
4) Kapok
menjadi ketua panitia.
r-afektif:
1) Jengkel,
2) Sakit
hati,
3) Kecewa,
dan
4) Menyesal
menjadi ketua
Consequence
(C)
Pulang
kerumah dan menangis
4.
Penyelesaian
Masalah
Konselor
menjaelaskan sumber masalah yang dialami konseli, bahkan pengalaman pada masa
lalu mempengaruhi proses belajar sekarang. Konselor mengajak konseli untuk
berperilaku baru yang lebih realistis dengan menggali pengalaman-pengalaman
positif di masa lalu. Pengalaman positif inilah yang akan dijadikan patokan
konseli untuk memiliki kognisi yang baru. Dengan demikian, konseli akan
meencanakan tindakan-tindakan konkret yang lebih baik.
Contoh:
a) Proses
belajar yang telah berlangsung di masa lalu
Konselor menjelaskan
pada konseli bahwa perasaan takut, gelisah, kaget, merasa diri tidak
pantas/tidak cocok menjadi ketua PRESIDIUM merupakan akibat dari pengalaman
traumatis yang terjadi di masa lalu, yaitu ketika Supri beberapa kali
dipermalukan di depan umum. Peristiwa-peristiwa tersebut membuat
perasaan-perasaannya selalu takut, cemas, dan merasa tidak mampu ketika Supri
hendak dipercaya menjadi seorang calon pemimpin. Pengalaman pada masa lalu yang
tidak menyenangkan inilah yang mempengaruhi perilaku Supri.
b) Pengalaman
positif masa lalu
1) Pada
saat TK, Supri mengikuti lomba menyanyi dan ia mendapat juara 1. Banyak
orangtua teman dan guru yang memberikan pujian.
2) Pada
saat kelas I, Supri menyanyi di acara ulang tahun temannya. Teman-teman dan
para tamu undangan bertepuk tangan dan terkagum-kagum dengan suaranya.
3) Pada
saat kelas V, Supri terkena demam berdarah dan diopname di rumah sakit. Guru
dan teman sekolah menjenguk Supri di rumah sakit.
c) Mengembangkan
r-kognitif yang baru
Konselor mengajak
konseli untuk melihat kembali pengalaman positif yang telah di alaminya di masa
lalu dan selanjutnya memberi pemahaman baru bahwa
1) Menjadi
pemimpin itu tidak selalu tampil di depan umum.
2) Tidak
semua guru jahat.
3) Setiap
orang memiliki kemampuan utnuk menjadi pemimpin.
4) Setiap
pemimpin tidak luput dari kesalahan
d) Rencana
tindak lanjut
1) Supri
tetap menerima pencalonan dirinya menjadi ketua PRESIDIUM.
2) Supri
merasa yakin ahwa dirinya bisa menjadi seorang pemimpin.
3) Supri
siap menerima resiko apabila menjadi ketua PRESIDIUM.
5.
Hubungan
Akhir
Setelah
melalui proses wawancara konseling, konseli akhirnyasudah menemukan jalan
keluar untuk permasalahannya. Dengan demikian, konselor dapat menutup proses
konseling.
Contoh:
a. Konselor/konseli
meringkas kembali isi pembicaraan mulai dari awal.
b. Konseli
diminta menegaskan kembali keputusan yang telah diambil selama proses
konseling.
c. Konselor
memberi bombongan atau semangat pada konseli.
d. Konselor
menawarkan bantuan jika kelak timbul permasalahan baru.
e. Konseli
mengucapkan terimakasih dan mohon pamit.
6.
Tindak
lanjut
Meskipun
wawancara konseling sudah berakhir, konselor wajib memantau perkembangan yang
sudah tejadi dalam diri konseli. Kegiatan ini juga bisa dilakukan secara
terjadwal sesuai waktu yang telah disepakati. Hal yang dilakukan adalah
mengevaluasi keberhasilan konseli dalam melakukan alternatif pilihan/keputusan
yang telah disepakatinya.
Contoh:
a. Melihat/mengamati
perilaku Supri selama di sekolah.
b. Menggali
informasi dari teman-teman, guru kelas, wali kelas Supri mengenai persiapan
Supri atau setelah Supri terpilih menjadi ketua PRESIDIUM.
c. Setelah
1-2 minggu, Supri diundang untuk datang lagi sehingga konselor bisa menanyakan
perkembangan dirinya.
d. Memberi
pujian atas keberaniaannya menjadi ketua PRESIDIUM.
gmana mau ambil nie isinya...
BalasHapus