Perkembangan
Bahasa dan Stimulasinya
Sebetulnya
kalau kita bicara tentang perkembangan bahasa, kita bicara tentang perkembangan
bicara, pendengaran, pemahaman bahasa secara umum, juga kecerdasannya. Setiap
perkembangan bahasa tadi bisa dipilah-pilah tiap tahap usia, misalnya 0-3
bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, 1.5-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun,
dst. Secara garis besar aja ya kita bahas perkembangan bahasa. Ketika baru
lahir, bayi kan ‘nangis doang’. Perhatikan, bunyi tangisnya beda-beda artinya lho.
Sekitar usia 2 bulan, biasanya bayi lakukan cooing, yaitu belajar mengucapkan
huruf vokal, misalnya aaaa atau uuuuu. Sekitar 6 bulan, biasanya bayi lakukan
babbling, yaitu belajar mengucapkan vokal plus konsonan, misalnya bababababa
atau mamamama. Sekitar 8-10 bulan, babbling bayi ada kombinasi konsonannya,
misalnya badabadabada atau dagadagadaga. Mendekat usia 1 tahun semakin banyak
kata yang dipahami anak, sehingga anak mengikuti intruksi sederhana, misal
diminta ambil barang tertentu. Sekitar 1-1.5 tahun, kita menunggu kata
pertamanya muncul. Kata pertama bisa berupa mama/papa, bisa juga mainan
favorit, atau apapun. Kata pertama adalah kata utuh, cukup jelas apa yang
dimaksud. Misalnya bilang ‘bola’, ya memang artinya bola, atau’mama’ itu
memanggil mama.
Perkembangan
bahasa awal, kurang dari 1 tahun, perlu diingat-ingat oleh orang tua. Jika
kelak ada masalah, biasanya perkembangan ini dicek, misalnya kapan cooing &
babbling. Contoh masalah, jika usia 1.5 tahun/ 18 bulan belum menyebut kata
pertama, buruan bikin janji ke klinik tumbuh kembang. Kenapa? Apabila ada
keterlambatan, dapat segera dicek apakah masalah tumbuh kembang atau karena
situasi bahasa yang kurang tepat. Biasanya kalau ada masalah keterlambatan,
akan ditanya dulu kapan anak dulu cooing & babbling, apakah ada ucapan
mirip kata yang muncul. Sekitar 1-1.5 tahun, diharapkan kata pertamanya muncul.
Sekitar 1.5-2 tahun, biasanya ada ‘ledakan bahasa’, tau-tau anak bisa ngomong
macem-macem kata yang pernah dia dengar sebelumnya. Sekitar 2-3 tahun, kita
harapkan anak ucapkan kalimat 2 kata, misalnya, “Mama minum”, maksudnya “ Mama,
aku mau minta minum.” Sekitar 3-4 tahun, kita harapkan kalimat-kalimatnya sudah
lebih panjang, misalnya 3-5 kata. Mulai banyak bertanya. 90% ucapan sudah jelas
buat orang lain. Sekitar 4-5 tahun, seluruh ucapan sudah jelas, sudah bisa
bercerita, bertanya dengan berbagai kata tanya (apa, siapa, kenapa, gimana,
dll). Skitar 5-6 tahun, mampu mendefinisikan kata-kata yang digunakannya
sehari-hari (misalnya, sendok = untuk makan), paham perasaan & lawan kata.
Sekitar 6-7 tahun, sudah bisa menceritakan humor, ketika dibacakan cerita ia
bisa menjawab pertanyaan yang ada di bacaan. Semakin besar, kemampuan bahasa
semakin kompleks. Pedoman paling sederhana adalah dia punya nilai baik dalam
pelajaran bahasa. Pedoman lain, seberapa baik anak dalam menyampaikan pikiran
& perasaannya kepada orang lain, juga menangkap maksud orang lain.
Nah,
sekarang gimana stimulasi bahasa. Tentunya, karena kemampuan tiap usia berbeda,
maka stimulasinya berbeda juga, tapi ada
pedoman umumnya. Pedoman garis besar, anak kurang dari 1 tahun,
banyak-banyaklah bicara kepada anak lebih banyak ditanya, bukan sekadar
diberitahu. Bicara kepada anak itu bisa lewat ngajak ngobrol biasa, nyanyi,
mendongeng, talk-out-loud, dll. Usahakan dalam 1 kalimat, gunakan 1 bahasa aja.
Boleh bahasa apapun sih, tapi 1 bahasa dalam 1 kalimat, jangan campur lebih
dari 1 bahasa. Saya pernah mendengar kayak gini nih, “Ini car, warnanya yellow.” Nah lho, anaknya
bisa kesulitan nangkep struktur bahasa tuh.
Boleh
lebih dari 1 bahasa?
Kalau
perkembangan sesuai tahapan, lebih aman untuk kenalkan lebih dari 1 bahasa,
asal 1 kalimat 1 bahasa. Ada beberapa cara, yaitu: Cara 1) Papa selalu bicara ke anak dengan bahasa A, mama dengan
bahasa B (nenek dengan bahasa C, si mbak dengan bahasa D, dst). Yang penting
konsisten. Cara 2) Tempat berbeda,
maka bahasa berbeda. Contoh di rumah bahasa A, di sekolah bahasa B, dst. Cara 3) Waktu berbeda, maka bahasa
berbeda. Contoh hari Senin-Kamis bahasa A, Jumat-Minggu bahasa B. Mana cara
yang dipilih, tentunya tergantung kondisi keluarga, juga yang dianggap paling
nyaman. Kalau ada tahap perkembangan bahasa yang terlambat, ada baiknya fokus
dulu satu bahasa, lebih aman. Kalau anak sudah kuasai, baru kenalkan bahasa
berikut.
Pada
anak bayi & batita, ketika bicara, gunakan kata-kata sederhana, kalimat
pendek saja. Contoh, “Ayo Nak, ganti popok dulu. Popokmu basah.” Anak semakin
besar, tentunya kalimat-kalimat kita juga perlu semakin panjang, pilihan kata
juga semakin variatif, supaya perluas kosa katanya. Pilihan buku juga seperti
itu. Pada batita gambar besar & kata-kata sedikit saja, lebih dari 3 tahun
ada kalimat-kalimat, lebih dari 5 tahun ada cerita untuk dibacakan. Nah itu
tadi stimulasi untuk perbanyak kosa kata. Tapi pada anak lebih dari 1 tahun,
bukan hanya kita yang aktif bicara, anak kudu diajak bicara. Kurang pas kalau
stimulasi anak lebih dari 1 tahun tetap hanya kita yang banyak bicara, karena
usia >1 tahun perlu distimulasi kemampuan bicaranya. Gimana caranya?
Pada
anak >1 tahun, ketika anak minta sesuatu, jangan diberi dulu, minta anak
bilang dulu apa yang ia inginkan, kalau sudah usaha baru diberikan. Trik ini
memang susah-susah gampang, karena anak biasanya marah. Tapi PENTING! Apalagi
pada anak yang belum mau/bisa bicara. Contoh anak ingin ambil bola, peluk anak
sambil pegang bolanya dalam jarak yang tak bisa ia jangkau. Katakan, “Bola.
Coba bilang, bola.” Boleh lho anak digodain dulu biar tetep pingin ambil bola,
tapi jangan diberi dulu. Nanti kalau ia sudah usaha, misalnya, “Boa,” baru
diberi. Lama-lama tentunya kalimat yang diminta dari anak mesti semakin panjang
dong. Misalnya, “Ma, tolong ambil bola,” baru diberi bolanya. Anak juga bisa
diajak bernyanyi, diberi pertanyaan lalu anak diminta menjawab. Apapun, intinya
anak diajak bicara.
Di
usia batita, ketika anak ngomong agak jelas kayak apapun, mendingan kita
tanggapi. Jangan didiemin ya. Biar mereka suka bicara.Kalau sudah bisa bicara
kita kata, stimulasi bicara kalimat. Kalau sudah kalimat, stimulasi buat
cerita. Intinya, tingkatkan kemampuannya. Kalau anak ngomongnya gak jelas
terus, mesti gimana? Teknik ‘abaikan’ dicoba. Gimana caranya?
Ketika
anak >3 tahun bicara tidak jelas, sebutkan kata-kata lain yang kita tahu
bukan maksudnya, supaya anak berusaha untuk katakan dengan lebih jelas. Bisa
juga kita ajak anak duduk dipangku menghadap kita, lalu sambil bertatap mata
(no gadget) ajak katakan kata-kata yang ingin dilatih. Semakin besar, bukan
hanya tanya jawab, tapi juga diskusi,
artinya anak diajak mengemukakan pemdapat tentang sesuatu. Banyak kalimat
panjang. Semoga kalau sudah dapat info-info tentang perkembangan bahasa dan
stimulasinya, gak ada lagi nih anak yang telat banget perkembangan bahasanya
ya. Kalaupun telat, bisa segera dipastikan penyebabnya, sehingga bisa segera
ditangani dengan cara yang paling tepat.
Sumber: @AnnaSurtiNina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar