5.
Mengidentifikasi
riwayat kejadian yang dianggap relevan.
Kesalahpahaman yang dialami dari salah satu anggota organisasi X yang
melecehkan salah satu anggota organisasi Y dengan bercanda yang keterlaluan tersebut
membuat anggota lain dari organisasi Y ikut tidak terima dan menyebabkan adu mulut dan adu
pendapat.
6.
Mengidentifikasi
dan menerapkan
berbagai perspektif teori yang relevan.
Organisasi adalah adanya orang-orang yang usahanya harus
dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub system yang saling berhubungan
dan saling tergantung, bekerja bersama atas dasar pembagian kerja, peran, dan wewenang serta
mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Berikut adalah beberapa ciri atau atribut dari organisasi
antaralain, adalah
a.
Organisasi adalah lembaga sosial yang terdiri dari
sekumpulan orang dengan pola interaksi yang ditetapkan.
b.
Organisasi
dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu oleh karena itu organisasi
adalah kreasi sosial yang memerlukan aturan dan kooperasi.
c.
Organisasi
secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun kegiatan-kegiatannya
dibedakan menurut pola yang logis. Koordinasi bagian-bagian tugas yang saling
tergantung ini memerlukan penugasan wewenang dan komunikasi.
d.
Organisasi
adalah instrumen sosial yang memiliki batasan-batasan yang secara relatif
dapat diidentifikasikan dan keberadaannya memiliki basis yang relatif
permanen.
Teori-teori
a.
Teori
Hubungan Antar Manusia
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap
anggota, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu
kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas organisasi.
Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para pemimpin bahwa organisasi itu adalah
suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis
anggota agar produktifiasnya bisa lebih tinggi.
b.
Teori Aliran
Kuantitatif
Memfokuskan keputusan pemimpin didasarkan atas perhitungan yang
dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ilmu kepemimpinan yang biasa dimulai dengan langkah sebagai
berikut:
1)
Merumuskan
masalah
2)
Menyusun
model aritmatik
3)
Mendapatkan
penyelesaian dari model
4)
Mengkaji
model dan hasil model
5)
Menetapkan
pengawasan atas hasil
6)
Mengadakan
implementasi
c.
Komunikasi
Urgensi dan prosesnya
Komunikasi dipandang sebagai sentral elemen-elemen lainnya dalam
kegiatan manajemen organisasi. Komunikasi memiliki fungsi untuk mempertemukan
antara tujuan organisasi dengan target hasil yang dicapai. Berfungsi untuk
mengadaptasikan perubahan lingkungan organisasi.
Untuk membina hubungan antar anggota organisasi dalam
melaksanakan berbagai tugas (beban
kerja) organisasi. Untuk itu, kemampuan komunikasi yang efektif menjadi hal yang mutlak harus dimiliki oleh
seorang pelaku organisasi.
7.
Mengaplikasikan
hasil temuan-temuan penelitian, evaluasi program, maupun praktek-praktek yang
relevan.
Dalam memecahkan masalah organisasi suatu keputusan seorang
pemimpin sangat dibutuhkan untuk mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan
yang dihadapi. Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang
layak, pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.
Dengan kenyataan tersebut, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu
kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa. Jadi
pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan pada jumlah waktu yang dihabiskan,
tetapi pada konsekuensinya keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau
tindakan.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi yakni akan
memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan
masalah adalah identifikasi berbagai alternative keputusan.
Tiap pemimpin memiliki gaya pengambilan keputusan masalah yang
unik. Beberapa gaya pemimpin dalam pengambilan keputusan:
a.
Penginderaan
(Sensing)
Tendensi
mencari fakta, realitas, obyektif.
Aplikasi:
mencari tahu kondisi-kondisi yang terjadi dan data-data yang ditemukan.
b.
Intuisi
(Intuiting)
Menyingkap
kemungkinan baru, unik, tidak suka hal yang rutin, detail dan presisi.
c.
Pemikiran
(Thinking)
Mencari
hubungan sebab akibat, membedakan antara benar dan salah, proses kognitif.
d.
Perasaan
(Feeling)
Mempertimbangan
perasaan dalam mengambil keputusan, proses efektif.
Tiga fase penyelesaian
masalah, yaitu
a.
Kecerdasan
Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang.
Dalam hal ini, pembuat keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal
dan eksternal, memeriksa keputusan-keputusan yang perlu dibuat, dan
masalah-masalah yang perlu diatasi, atau peluang-peluang yang
dipertimbangankan.
Kecerdasan berarti kesadaran aktif akan perubahan-perubahan di
lingkungan yang menuntut dilakukannya tindakan-tindakan tertentu.
b.
Perancangan
Dalam fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu
masalah dan menganalisis sejumlah solusi alternatif.
c.
Pemilihan
Dalam fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi
masalah atau peluang yang ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini
diikuti dari analisis sebelumnya dalam fase perancangan dan memperkuatnya
lewat informasi-informasi yang diperoleh dalam fase pemilihan.
Oleh sebab
itu untuk pemecahan masalah tersebut diatas faktor komunikasi yang harus
diperhatikan agar setiap tindakan yang kita lakukan nantinya tidak membuahkan
hasil yang negatif. Selain itu keputusan seorang pemimpin dalam memecahkan
atau menyelesaikan masalah yang terjadi didalam organisasinya yang akan
diputuskan haruslah sesuai dengan gaya pengambilan keputusannya masing-masing
dan pastinya seorang pemimpin harus memberikan solusi yang terbaik dari
permasalahan tersebut.
8.
Mengkaji
perspektif tentang kelompok sasaran, kelompok etnik maupun gender.
Perspektif tentang kedua organisasi tersebut adalah masyarakat
menjadi kurang antusia kepada kedua organisasi tersebut, karena kedua
organisasi yang dipandang masyarakat menjadi wadah di masyarakat malah tidak
bisa memberi contoh yang baik kepada masyarakat.
9.
Mengkaji
asal usul (etimologi) masalah.
Masalah berasal dari kesalahpahaman yang dialami dari salah satu
anggota organisasi X dan organisasi Y.
Anggota dari organisasi X yang terkait tersebut melakukan tindakan yang
membuat salah satu dari anggota organisasi Y merasa dilecehkan padahal
anggota dari organisasi X hanya berniat bercanda yang keterlaluan tersebut
membuat anggota lain dari organisasi Y ikut tidak terima dan akhirnya
timbullah adu pendapat dan adu mulut dari masing-masing anggota dari kedua organisasi
tersebut karena anggota-anggota dari organisasi juga ikut tidak terima jika
salah satu anggotanya dianggap melecehkan anggota dari organisasi Y.
Timbullah hubungan yang tidak baik dari kedua organisasi tersebut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar