KONSELING WAWANCARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kasus : Bingung menentukan pilihan
pacar/jodoh
Konseli : Lia
Lia adalah
seorang siswi kelas XII SMA Pertiwi. Lia adalah anak semata wayang dan berasalh
dari keluarga ekonomi bawah. Ayahnya hanya bekerja sebagai pedangan sayur.
Akhir-akhir ini konsetrasi belajar Lia agak terganggu. Sudah beberapa kali
nilai ulangannya turun. Hal ini membuat Lia cemas kalau-kalau nilai rapornya
jelek, apalagi jika nantinya ia tidka lulus Ujian Nasional (UN).
Prestasi Lia
yang menurun diakibatkan oelh perasaan bingung dan tertekan atas desakan
orangtuanya yang menjodohkan dengan Alex. Alex adalah anak orang kaya teman
orangtuanya. Alex saat ini belum ebkerja dan ia anak manja. Dsakan orangtau Lia
muncul karena mereka harus segera memberi jawaban kepada orangtua Alex. Lia
sendiri menganggap Alex hanya teman biasa karena hubungan kedua orangtua mereka
akrab. Lia sendiri sudah mempunyai pecar pilihannya sendiri bernama Yudi, yang
masih kuliah. Sementara itu, tanggapan orangtua kepada Yudi tampak biasa saja.
Sedangkan dalam pikiran Lia, Yudi memang pilihan tepat baginya dan Lia mantap
dengan Yudi karena dia tipe orang yang kreatif, mandiri, dan supel. Orangtua
Lia lebih mendukung hubungan dengan Alex. Lia merasa orangtuanya memaksakan kehenda
sehingga menyakiti hati Lia dan ia berfikir orangtuanya gila harta.
Langkah-langkah kerja dan skema untuk menyelesaikan
kasus Lia dengan pendekatan wawancara pengambilan keputusan
1.
Hubungan
Awal
Konselor
membangun hubungan yang hangat dengan konseli. Contoh
a. Konselor
menyambut kedatangan konseli.
b. Konselor
mengajak konseli berbasa-basi.
c. Konselor
mempersilakan konseli untuk mengungkapkan masalahnya.
2.
Penjelasan
Masalah
Konselor
mengajak konseli untuk mengungkapkan apa yang menjadi kebingungan, kesulitan,
atau masalah yang dihadapinya. Contoh:
a. Konsentrasi
belajar Lia agak terganggu
b. Nilai
rapornya sudah beberapa kali turun
c. Ia
cemas nilai ulangannya turun
d. Ia
takut tidak lulus Ujian Nasional (UN)
3.
Penggalian Masalah
Konselor
menggali informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali
terkait dengan asal usul masalah konseli, unsur penting (pokok) yang mendukung
munculnya konflik konseli, perasaan dan pikiran konseli, orang-orang yang
terlibat sehingga ikut memunculkan konflik konseli.
Contoh:
a. Asal
usul masalah
Lia merasa bingung dan tertekan
atas desakan orangtuanya yang menjodohkannya dengan Alex. Orangtuanya harus
segera memberi jawaban pada orangtua alex. Sementara itu, Lia tidak mencintai
Alex. Ia hanya menganggap Alex sebagai sahabat. Lia mempunyai pacar sendiri,
yaitu Yudi. Orangtua Lia lebih menyetujui hubungannya dengan Alex karena Alex adalah
orang kaya.
b. Unsur-unsur
pendukung kemunculan konflik
1) Unsur-unsur
penting
a) Keluarga
Lia dari ekonomi menengah ke bawah.
b) Lia
sudah mempunya pacar, Yudi. Ia hanya menganggap Alex sebagai teman biasa.
c) Tanggapan
orangtua Lia kepada Yudi tampak biasa saja.
d) Orangtua
Alex bersahabat dengan orangtua Lia. Harapannya, Lia menikah dengan Alex.
2) Unsur
tidak penting
Ayah Lia bekerja sebagai pedagang
sayur
c. Orang-orang
yang terlibat:
1) Orangtua
Lia
2) Orangtua
Alex
3) Lia
4) Alex
5) Yudi
d. Pikiran
dan perasaan Lia
1) Pikiran
Lia
a) Orangtua
menyakiti hatinya karena memaksakan kehendak.
b) Orangtuanya
gila harta
c) Lia
terganggu dengan situasi ini sehingga nilai rapornya turun,
d) Yudi
merupakan pilihan tepat bagi Lia
2) Perasaan
Lia
a) Cemas,
b) Takut,
dan
c) Sakit
hati.
4.
Penyelesaian Masalah
-
Konselor menjelaskan
sumber masalah yang dialami konseli. Konselor mengajak konseli untuk
membuat/menentukan norma/patokan mengenai hal-hal yang kiranya menjadi landasan
dalam hidupnya. Konselor menhajak konseli untuk membuat perbandingan dengan
melihat keuntungan (pro) dan kerugian (kontra) dengan beberapa pilihan yang
menjadi kesulitannya. Selanjutnya, untuk mengarahkan konseli agar bisa membuat
keputusan terhadap pilihannya, konselor mmeberikan pertanyaan-pertanyaan
pembanding. Contoh
a. Norma
Pasangan yang tepat adalah pria
yang kreatif, mandiri dan supel, dan pilihannya sendiri.
b. Keuntungan
dan kerugian
1) Keuntungan
Alex : Kaya dan hidupnya terjamin
Yudi : Mandiri, kreatif, dan supel
Lia mencintai Yudi
Orangtua : Menyetujui hubungan Lia dengan Alex.
2) Kerugian
Alex : Anak manja
Lia tidak mencintai Alex
Belum bekerja
Yudi : belum memiliki pekerjaan karena belum lulus kuliah
Orangtua : Tidak menyetujui hubungan Lia dengan Yudi
c. Pertanyaan-pertanyaan
pembanding
1) Mungkinkah
kamu memilih Alex?
2) Mungkinkah
kamu memilih Yudi?
3) Inginkah
kamu memilih Alex?
4) Inginkan
kamu memilih Yudi?
d. Penyesuaian
Lia akan mengatakan kepada
orangtuanya bahwa ia tetap memilih Yudi dan menanggung segala resikonya.
5.
Hubungan
Akhir
Setelah
melalui proses wawancara konseling, konseli akhirnyasudah menemukan jalan
keluar untuk permasalahannya. Dengan demikian, konselor dapat menutup proses
konseling.
Contoh:
a. Konselor/konseli
meringkas kembali isi pembicaraan mulai dari awal.
b. Konseli
diminta menegaskan kembali keputusan yang telah diambil selama proses
konseling.
c. Konselor
memberi bombongan atau semangat pada konseli.
d. Konselor
menawarkan bantuan jika kelak timbul permasalahan baru.
e. Konseli
mengucapkan terimakasih dan mohon pamit.
6.
Tindak
lanjut
Meskipun
wawancara konseling sudah berakhir, konselor wajib memantau perkembangan yang
sudah tejadi dalam diri konseli. Kegiatan ini juga bisa dilakukan secara
terjadwal sesuai waktu yang telah disepakati. Hal yang dilakukan adalah
mengevaluasi keberhasilan konseli dalam melakukan alternatif pilihan/keputusan
yang telah disepakatinya.
Contoh:
a. Mengamati
perilaku Lia di sekolah.
b. Memantau
perkembangan nilai ulangan Lia.
c. Bertemu/memanggil
orangtua Lia ke sekolah.
d. Menggali
informasi dari teman-teman, guru kelas, dan wali kelas Lia mengenai
perkembangan perilakunya.
e. Setelah
1-2 minggu, Lia diundang untuk datang lagi sehingga konselor bisa mennayakan
perkembangan dirinya.
f. Konselor
memberi pujian pada perilaku yang mulai baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar