Mainan baik untuk Anak
Pernahkah
menyadari, ada yang namanya ‘bermain’, ‘mainan’, ‘permainan’? hayo apa bedanya?
Bukan hanya dari sisi bahasa indonesia aja nih.
Bermain (play)
adalah kegiatannya, ketika anak memainkan sesuatu. Contoh anak bermain mainan
lilin malam dan membuat beberapa bentuk. Mainan
(toy) adalah alatnya, barang-barang yang dimainkan. Contohnya si lilin
malam tadi. Bisa berupa benda apapun sih. Permainan
(game), aktivitas yang diciptakan untuk bermain, biasanya sih mengandung
kompetisi dan aturan-aturan tertentu, misalnya permainan petak-umpet.
Anak suka membanting/merusak
sesuatu?
Mungkin
ia sedang bermain ‘menghancurkan’. Ini mungkin menyebalkan orang tua, tapi ada
manfaatnya! Manfaat ‘menghancurkan’ adalah anak belajar bahwa ia mampu
mengendalikan lingkungannya, bukan hanya diatur orangtua saja. Dengan
menghancurkan mainan, anak tahu bahwa tidak ada yang abadi, tapi walaupun
hancur, sesuatu bisa dibuat kembali, bahkan lebh baik. Tentu saja ini jika
orangtua membantu anak, perbaiki yang dihancurkan. Dengan menghancurkan, anak
melampiaskan ketegangan/stresnya, sehingga tak rugikan kesehatan mentalnya.
Oleh karena itu, kalau tidak ingin benda-benda penting juga rusak gara-gara
anak ‘menghancurkan’, sebaiknya sembunyikan barang-barang itu supaya tidak jadi
mainan. Saya selalu senang menganjurkan anak balita bermain aktif bertujuan,
yang gunakan seluruh lengan dan kaki. Bikin sehat & pinter lho! Agar
manfaat optimal, mainan juga harus sesuai dengan tingkat perkembangan. Biasanya
di kemasan ada label usianya. Sesuaikan dengan usia anak. Sebetulnya kalau
dibilang ‘tingkat perkembangan’, kita nggak Cuma ngobrolin usia sih, ada banyak
hal lain. Kapan-kapan deh kita obrolin komplit. Sederhananya, mainan untuk anak
lebih kecil harus lebih sederhana, sementara untuk anak besar semakin
kompleks/rumit, tantangan disesuaikan.
Berikut
ini adalah beberapa contoh mainan untuk tingkatkan bermacam aspek tumbuh
kembangnya. Contoh-contoh disini adalah mainan non elektronik ya. Saya bahas
berikut ini manfaat mainan untuk tiap aspek perkembangan, apa contohnya, juga
gimana biar memainkannya jadi lebih bermanfaat.
1. Mainan bermanfaat untuk FISIK,
tingkat koordinasi motorik kasar (gunakan lengan & kaki) & halus
(gunakan jari), dasar segala kecerdasan. Mainan motorik kasar, misalnya
perosotan, ayunan, papan titian, dll. Mainan motorik halus, misalnya lilin
malam, tali + manik-manik, puzzle, biji-bijian, dll. Supaya mainan lebih bermanfaat
buat fisik, ciptakan permainan seperti lempar-tangkap, jalan/lari/lompat ke
tempat tertentu, guling-guling, panjat-panjat, dll.
2. Mainan bermanfaat untuk
perkembangan KOGNITIF, konsentrasi, kenal,
bentuk/warna/angka, kreativitas, pemecahan masalah, dll. Mainan untuk
perkembangan kognitif, misalnya huruf-hurufan, puzzle angka, lego, balok
berbagai bentuk, kartu memory game, mainan papan, timbangan, dll. Yang dimaksud
mainan papan/beard game itu mainan seperti ular tangga, catur, monopoli, ludo,
halma, dll. Tingkatkan strategi thinking. Supaya mainan lebih bermanfaat untuk
perkembangan kognitif, buat anak berpikis. Misalnya mana yang lebih
besar/kecil, duluan/belakangan, apa bedanya, dll.
3. Mainan bermanfaat untuk
perkembangan BAHASA, tambah kosa kata, struktur kalimat,
kelancaran bicara, kelancaran ekspresi lewat bahasa, dll. Mainan untuk
perkembangan bahasa, misalnya boneka, mainan pura-pura (dapur-dapuran,
gelas-gelas kecil untuk tamu, alat dokter-dokteran, dll), kartu-kartu
huruf/kata, dll. Supaya mainan lebih bermanfaat untuk perkembangan bahasa, anak
bisa diajak bicara bergantian sambil bermain. Berikan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab anak.
4. Mainan bermanfaat untuk perkembangan
EMOSI: kenali lepaskan-kendalikan emosi positif &
negatif, tingkatkan PD, kemandirian, ketekunan, dll. Mainan untuk perkembangan
emosi misalnya boneka jari, boneka/robot berbagai tokoh, bongkar pasang,
mainan-mainan fisik untuk lepaskan emosi, dll. Supaya mainan lebh bermanfaat
untuk perkembangan emosi, seimbangkan antara anak bermain sendiri dan bermain
bersama orang lain, jangan paksa belajar.
5. Mainan bermanfaat untuk
perkembangan SOSIAL: belajar berinteraksi, sopan santun,
negosiasi, persuasi, membaca emosi teman, memotivasi, dll. Mainan untuk
perkembangan sosial, misalnya permainan-permainan papan atau mainan apapun yang
dimainkan dengan orang lain (anak lain/orangtua). Supaya mainan lebih
bermanfaat untuk perkembangan sosial, maka orangtua bisa dampingi ketika anak
hadapi masalah dengan teman, tapi gak bantu total. Contohnya ketika bertengkar
rebutan mainan, orang tua bisa tanya ini tadi siaya yang pegang pertama, kenapa
kok direbut, adakah mainan lain, dll.
Mainan yang aman seperti apa?
Tentu
beda untuk tiap usia. Secara umum, untuk anak kecil, mainan kudu cukup besar
(tidak bisa masuk mulut terlalu dalam), cat tidak mudah luntur, tidak ada
bagian-bagian yang mudah lepas. Contoh mainan bahaya buat 0-2 tahun: lego/balok
kecil, lilin malam, tongkatnya balon (mudah lepas, jika dimainkan bisa kena
mata, kalau masuk mulut bisa dalam), kereta bertali (talinya bisa sandung
anak).
Mainan edukatif sesuai usia yuk.
Singkat
saja ya. Untuk 0-6 bulan carikan boneka lembut hitam putih, bunyi-bunyian.
Mainan untuk 6-12 bulan carikan kaca yang pantulkan bayangannya, boneka lembut,
warna-warni, bola besar, lorong-lorong untuk merangkak, gigit-gigitan, dll.
Mainan untuk 1 tahun, misalnya pinggiran tembok untuk belajar jalan, boneka
binatang, bola mainan-mainan untuk dibanting/lempar & gigit (butuh banget
tuh, hehhehe). Mainan untuk 2-3 tahun , misalnya sepeda roda, mobil-mobilan
yang bisa dinaiki, finger paint, ayunan, perosotan, guling-gulingan,
mainan-mainan untuk dibanting & lempar. Mainan 4-6 tahun, misalnya puzzle,
menjahit, meronce, menara, maze/labirin, buku-buku, ayunan, sepeda, balok, bentuk-bentuk
geometri, lego, lilin malam, dll. Mainan 7-9 tahun, misalnya sepeda roda 2,
bola segala ukuran, kelerang, lompat tali, lego/ balok kecil, menganyam,
gunting-tempel, dll. Inget nih, supaya mainan betul-betul bermanfaat, maka yang
penting orangtua harus ciptakan permainan-permainan kreatif. Berikut beberapa
contoh kreatif bermain,
1) Mobil-mobilan,
coba ajak anak melewati garis-garis ubin (hanya berjalan di garis), anak bisa
paham bahwa mobil tidak bisa belok dengan patah 900.
2) Boneka/robot,
ajak anak mengemukakan pikiran/perasaannya, misalnya boneka A ungkapkan
ketidaksukaan karena robot B rebut mainannya.
3) Boneka/robot,
ajak anak menyelesaikan masalah antara boneka A & robot B itu, agar anak
mendapat referensi cara selesaikan konflik 2 pihak.
4) Lilin
malam, dari bentuk silinder & bulat, coba gabungkan jadi bentuk-bentuk
binatang/makanan/mainan lagi, tidak usah pakai cetakan.
5) Bola
bisa dibentuk dari lilin malam, robekan kertas koran, tisu digulungm dll.
Lempar, tangkap, gelinding, sentil, tiup, tendang, warnai.
Jadi
nggak ada lagi harusnya keluhan anak ‘kurang mainan’ kalau orangtuanya bisa
kreatif ciptakan permainan. Anak bisa bermain asyik dech. Semoga tulisan ini
berguna, bisa jadi pedoman buat cari mainan. Selamat bermain!
Sumber: @AnnaSurtiNina