Gestalt
1) Konsep Dasar Gestalt
Pendekatan konseling Gestalt berpandangan bahwa manusia dalam
kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan
semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati,
jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua
bagian tersebut. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi
pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi,
memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju
terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Jadi hakikat manusia menurut
pendekatan konseling ini adalah : (1) tidak dapat dipahami, kecuali dalam
keseluruhan konteksnya, (2) merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat
dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu, (3) aktor bukan reaktor, (4)
berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan
pemikirannya, (5) dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab, (6) mampu
mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia, pendekatan Konseling
Gestalt memandang bahwa tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Masa lalu
telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan
kehidupan manusia adalah masa sekarang.
Dalam pendekatan Konseling Gestalt ini, kecemasan dipandang sebagai
“kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian”. Jika individu menyimpang dari
saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka
mengalami kecemasan.
Dalam pendekatan gestalt
terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai (unfinished business),
yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam,
kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa
diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan
dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak terungkapkan
di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan
di bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang
efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan
bertahan sampai ia menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak
terungkapkan itu.
2) Teknik-teknik
Konseling Gestalt
a)
Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara konseli dikondisikan
untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu
kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya : kecenderungan
orang tua lawan kecenderungan anak. Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada akhirnya konseli
akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko.
Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik
“kursi kosong”.
b)
Latihan Saya Bertanggung
Jawab
Merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu
konseli agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada
memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain. Meskipun tampaknya mekanis,
tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan konseli akan
perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya.
c)
Bermain Proyeksi
Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada
konseli untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang
lain.
d)
Teknik Pembalikan
Dalam teknik ini konselor meminta konseli untuk
memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya. Misalnya :
konselor memberi kesempatan kepada konseli untuk memainkan peran
“ekshibisionis” bagi konseli pemalu yang berlebihan.
e)
Tetap dengan Perasaan
Teknik dapat digunakan untuk konseli yang menunjukkan
perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia sangat ingin
menghindarinya. Konselor mendorong konseli untuk tetap bertahan dengan perasaan
yang ingin dihindarinya itu..
f)
Kursi Kosong
Merupakan
suatu teknik role playing yang dilakukan oleh konseli dengan seseorang yang
dibayangkan pada kursi kosong. Tujuannya untuk menurunkan ketegangan akibat
konflik.
g)
Berkeliling
Suatu
latihan dimana konseli diminta untuk berkeliling ketemannya (orang yang
dikenalnya) dan berbicara atau melakukan sesuatu yang terkait dengan
masalahnya. Tujuannya untuk menghadapi, memberanikan dan menyikapkan diri dengan
tingkah laku yang baru.
h)
Saya Memiliki Suatu Rahasia
Suatu
metode pembentukan kepercayaan dalam rangka mengeksplorasi mengapa konseli
tidak mau membuka rahasianya dan mengeksplorasi ketakutan-ketakutan,
menyampaikan hal-hal yang mereka anggap memalukan/menimbulkan rasa berdosa.
i)
Permainan Melebih-lebihkan
Suatu
metode peningkatan kesadaran atas tanda- tanda dan isyarat- isyarat halus yang
dikirimkan oleh seseorang melalui bahasa tubuh. Misal : gemetar (menggoyangkan
tangan dan kaki).
3)
Kelebihan
dan Kelemahan Gestalt adalah:
a) Kelebihan Gestalt
·
Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa
aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
·
Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap
pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
·
Terapi Gestalt menolak mengakui ketidakberdayaan
sebagai alasan untuk tidak berubah.
·
Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada konseli untuk
menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
·
Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan
mengungkapkan perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang
masalah konseli.
b) Kelemahan
·
Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori
yang kukuh
·
Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti
kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
·
Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri
kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
·
Terdapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang
menguasai teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga
terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
·
Para konseli sering bereaksi negative terhadap
sejumlah teknik Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis
berpijak pada kerangka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai
muslihat-muslihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar