Karakteristik Fisik dan Psikologis
Pra-Lahir
Perkambangan
biologis manusia terjadi dimulai saat terjadinya konsepsi (waktu sel sperma dan
ovum lebur jadi satu). Fase Pra-Natal dibedakan ada 3 fase :
1. Fase
Germinal/Zigot : 2 minggu pertama
2. Fase
Embrional : waktu 6-8 minggu berikutnya
3. Fase
Fetal : mulai minggu ke 8 s.d lahir (kehamilan 270 hari/ l.k 40 minggu sesudah
hari pertama menstruasi berakhir).
Pengaruh
Pra-natal :
1. Pengaruh
lingkungan : Faktor ekstrem, ketegangan emosi, Tahayul
2. Sikap
Ibu
Pada
saat baru lahir, hampir seluruh neuron yang harus dimiliki sudah ada, tapi
berat otaknya hanya ¼ dari otak dewasa. Otak menjadi besar karena pembesaran
neuron, bertambahnya jumlah akson dan dendrit sesuai dengan perkembangan
hubungan antar sesamanya. Untuk menyempurkan perkembangan maka anak kecil harus
diberi rangsangan melalui raba, speech (berbicara) dan images (daya hayal).
Pengenalan
Benda dan Manusia
Habituasi adalah berkurangnya
perhatian karena penyajian berulang-ulang dan yang tidak disebabkan oleh adanya
kelelahan reseptor (daya memperhatikan). Kecepatan habituasi dipakai sebagai
indeks perkembangan kognisi, yaitu :
·
Makin bertambah umur anak makin cepat
habituasinya;
·
Makin tinggi tingkat hewan dalam deret
filogenesa (berkaitan dengan besar lingkar kepala) makin cepat habituasinya;
·
Bila sebagian korteks tidak dapat
berfungsi (misalnya karena luka pada korteks) maka proses habituasi berjalan
lebih lambat;
·
Pada waktu tidur, bila bagian pusat otak
yang lebih rendah berkuasa, tidak terjadi habituasi.
Tingkah Laku Lekat
Tingkah
laku lekat merupakan tingkah laku yang khusus pada manusia, yaitu kecenderungan
dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang lain, untuk
mencari kepuasaan dalam hubungan dengan orang lain. Terjadi sekitar usia 7
bulan (5-15 bulan). Tingkah laku lekat pada anak kecil dapat dilihat seperti :
·
Menangis bila objek lekatnya pergi,
·
Senang dan ketawa lagi bila objek
lekatnya kembali,
·
Mengikuti dengan mata arah menghilangnya
objek lekat tsb.
Bowlby
berpendapat bahwa timbulnya kelekatan anak terhadap figur lekat (biasanya ibu)
adalah suatu akibat menjadinya aktif suatu system tingkah laku (byhavioral
system) yang membutuhkan kedekatan dengan Ibu. Bila anak ditinggalkan ibu atau
dalam keadaan takut, sistem tingkah laku tadi segera menjadi aktif dan hanya
bisa dihentikan oleh suara, penampilan atau rabaan ibu.
Refleks
Bayi
Anak
yang baru dilahirkan mempunyai sejumlah reflex. Reflex anak meusus atau reflex
bayi akan menghilang dalam waktu tertentu, sedangkan yang tidak hilang disebut
reflex ermenen. Yang termasuk reflex menusu atau sementara adalah : Refleks
moro, reflex menicum-cium atau rooting reflex, reflex hisap, reflex genggam
atau reflex Darwin, reflex babinski.
Refleks Moro
Dalam
gerak refleks ini akan mengembangkan tangan ke samping lebar-lebar, melebarkan
jari-jari lalu mengembalikan tangganya dengan tarikan cepat seakan-akan ingin
memeluk seseorang (dari refleks ini juga disebut refleks peluk). Refleks ini
dapat ditimbulkan dengan memukul bantal di kedua samping kepala anak atau
dengan menepuk-nepuk tangan, artinya refleks ini timbul karena anak terkejut. Mulai
menghilang sekitar 4 bulan dan sesudah 6 bulan hanya dapat ditimbulkan dengan
susah payah.
Refleks
mencium-cium (Rooting Reflex) : Stimulai taktil pada pipi atau daerah mulut
-> memutar-mutar kepala mencari putting susu. Refleks Hisap/Refleks oral :
Fungsi eksploratif. Menghilang sekitar 6 bulan. Refleks Genggam/Refleks Darwin.
Refleks babinski : refleks genggam kaki. Bila ada rangsang pada telapak kaki,
ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jari-jari lain membuka. Menghilang sekitar
6 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar