Extinction
(Penghapusan)
Extinction adalah
salah satu teknik yang digunakan untuk menurunkan frekuensi dilakukan suatu
perilaku tertentu. Extinction merupakan suatu cara untuk mengurangi perilaku
yang tidak dikehendaki dengan cara menahan atau tidak memberikan positive
reinforcement yang selama ini memperkuat perilaku tersebut. Atau menghentikan
pemberian pengukuh pada perilaku yang semula dikukuhkan sampai ke tingkat
sebelum perilaku tersebut dikukuhkan.
Prinsip dari Extinction adalah bila
suatu tingkah laku muncul selama ini diperkuat oleh adanya positive
reinforcement, maka dihentikannya positif reinforcement akan menurunkan
frekuensi tingkah laku tersebut.
Sebagai contoh, seseorang mengaku
seringkali sakit kepala. Setelah dikaji, ternyata ketika ia mengeluhkan sakit
kepala, ia mendapat perhatian dari orang lain, sehingga keluhan sakit kepalanya
selalu meningkat. Karenanya jika ia mengeluh sakit kepala, orang-orang
sekelilingnya berusaha untuk tidak memberinya perhatian, dengan demikian,
perilaku mengeluhkan sakit kepalanya berkurang.
Contoh lainnya, ketika seseorang
menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika
mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia
akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman
kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol
mesin minuman tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Extinction
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Extinction
1. Controlling Reinforcers for the Behavior That Is to Be
Decrease
Reinforcer yang diberikan oleh orang
lain atau oleh lingkungan fisik dapat merusak proses extinction. Mengontrol
reinforcer pada perilaku yang ingin diubah. Reinforcer diperoleh dari orang
lain atau dari lingkungan tempat individu tinggal. Untuk itu setiap orang yang
berhubungan dengan klien, harus secara kosisten menerapkan extinction. Sebagai contoh, seorang anak yang meminta
popcorn untuk dimakan sambil menonton TV. Ibu mengabaikannya, sehingga anak
berhenti menangis dan meminta. Tetapi beberapa waktu kemudian, ayahnya pulang
dan mengambilkan popcorn, maka kelak anak akan menangis kembali ketika meminta
popcorn.
2. Extinction of a Behavior Combined with Positive
Reinforcement for an Alternative Behavior
Pada perilaku-perilaku tertentu,
jika extinction dikombinasikan dengan positive reinforcement. Kombinasi keduanya
akan lebih cepat menurunkan frekuensi dari perlaku yang tidak dikehendaki dan
mungkin sampai pada tingkayan yang paling rendah. Positive reinforcement
sebaiknya tidak diberikan tepat saat perilaku yang tidak dikehendaki selesai
dilakuakn. Pada erilaku-perilaku tertentu, jika extinction dikombinasikan
denganpositive reinforcement, akan memberi efek yang lebih cepat dalam
mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh seorang ibu
mengabaikan rengekan anaknya ketika meminta es krim, setelah rengekannya tidak
terdengar lagi, maka segera berikan positive reinforcement berupa pujian.
Interval waktu dari perilaku ke positive reinforcement bisa semakin lebar.
Misal diberikan pujian setelah rengekan berhenti selama 5 detik meningkat
sampai 25 detik.
3. The Setting in Which Extinction is Carried Out
Perubahan setting (tempat
diterapkannya program extinction) dilakukan untuk meminimalisir reinforcer yang
mungkin diberikan oleh orang lain. Selain itu juga memaksimalkan peran behavior
modifier terhadap program. Hal yang penting adalah: mempertimbangkan setting
dimana proses extinction akan dilakukan, yaitu dengan : Memindahkan pengaruh
dari reinforcer alternative pada perilaku yang akan dikurangi, Memaksimalkan
kemungkinan-kemungkinan.
4. Instructions : Make Use of Rules
Berikan penjelasan. Ada kemungkinan
untuk memberikan penjelasan mengenai proses extinction ini kepada individu yang
bersangkutan, sehingga dapat mempercepat proses pengurangan perilaku yang tidak
dikehendaki. Namun hal ini dapat menjadi sesuatu yang kompleks.
Sebagai contoh, ketika setiap hari
ketika suami pulang bekerja ia selalu komplain tentang kemacetan. Istri
mengatakan bahwa kemacetan sepulang kerja akan tetap sama setiap harinya dan ia
juga mengatakan bahwa ia sebenarnya senang berbincang dengan suaminya, namun
jika suaminya komplain tentang kemacetan, maka ia akan mengabaikannya. Walaupun
memerlukan lebih dari 1 kali percobaan, komplain suami tentang kemacetan akan
berkurang.
5. Extinction May Be Quicker After Continuous
Reinforcement
Extinction memiliki efek yang lebih
cepat jika diikuti oleh reinforcement yang berkesinambungan. Extinction akan
lebih cepat setelah continous reinforcement (dimana setiap respons mendapatkan
reinforcer) dibandingkan jika extinction (dimana respon mendapatkan
reinforcement hanya pada waktu tertentu/kadang-kadang). Perilaku yang sulit
dihilangkan dikenal dengan resistant to extinction.
6. Behavior Being Extinguished May Get Worse Before It
Gets Better
Selama extinction diterapkan, bisa
jadi perilaku yang tidak dinginkan semakin parah sebelum berkurang. Hal ini
dinamakan extinction burst.
Misal ketika seseorang menekan
tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya
rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan
tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap
tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman
tersebut.
Karenanya penting untuk diketahui
oleh behavior modifier, jangan sampai ia menyerah karena melihat perilaku yang
tidak diinginkan justru semakin parah, namun jika diperkirakan extinction burst
akan membahayakan, maka tidak usah menggunakan program extinction.
7. Extinction May Produce Aggression That Interferes With
The Program
Hal yang kurang menyenangkan dari
proses extinction adalah terkadang proses extinction menghasilkan sekap
agresif. Namun, jika kita menyerah pada munculnya sikap ini, program kita tidak
akan berhasil. Tidak hanya perilaku yang tidak kita inginkan tidak berkurang
frekuensinya, namun akan muncul perilaku baru, agresif.
Sebagai contoh ketika mesin minuman
tidak mengeluarkan minuman, maka mungkin bisa saja kita menendang atau memukul
mesin tersebut. Penelitian memperlihatkan bahwa exticntion lebih banyak
menimbulkan agresivitas jika tidak dibarengi dengan pemberian reinforcement
positif.
8. Extinguished Behavior May Reappear After a Delay
Perilaku yang sudah hilang pada saat
program extinction, bisa jadi muncul kembali setelah beberapa waktu. Biasa
disebut dengan spontaneous recovery. Biasanya spontaneous recovery lebih
sedikit terjadi daripada perilaku yang tidak diinginkan ketika dalam program
extinction.
Guidelines
For The Effective Application of Extinction :
1. Memilih
perilaku yang akan dikurangi
a)
Perilaku harus spesifik,
misal dari perilaku mengganggu, perilaku mana yang akan
di terapkan extinction.
b) Ingat
extinction burst dan agresivitas yang mungkin timbul selama program
berlangsung.
c)
Pilih perilaku dan perhatikan reinforcement yang mempertahankan
perilaku tersebut.
2. Pertimbangan
awal
a.
Pencatatan perilaku
b.
Identifikasi reinforcement yang mempengaruhi perilaku
c.
Identifikasi perilaku yang diinginkan
d.
Identifikasi reinforcer yang dapat diberikan untuk
perilaku yang diinginkan
e.
Pilih setting dimana program dapat sukses
f.
Yakinlah situasi akan mendukung
3. Pelaksanaan
rencana
a.
Beritahu klien mengenai rencana sebelum dimulai
b.
Gunakan positive reinforcement
c.
Konsisten
4. Sapih klien
dari program (menghentikan program)
a.
Ketika perilaku yang tidak diinginkan sudah hilang,
waspada dengan kekambuhan perilaku tersebut.
b.
Alasan yang mungkin mengagalkan program :
1)
Perilaku yang diinginkan tidak diperkuat secara
konsisten
2)
Perilaku yang tidak diinginkan mendapat penguatan dari
pihak lain
c.
Memberikan reinforcement pada perilaku yang diinginkan
Sifat-sifat
Extinction
·
Jadwal pemberian pengukuh
Ø Jadwal terus
menerus lebih cepat hapus daripada jadwal berselang
Ø Jadwal bervariasi
lebih resisten daripada jadwal berjangka sama
·
Banyaknya pengukuh yang telah diterima
·
Usaha
Keunggulan Penghapusan
·
Efektif jika dikombinasikan dengan prosedur lain
·
Menimbulkan efek yang tahan lama
·
Tidak menimbulkan efek samping senegatif prosedur hukuman
Kelemahan Penghapusan
·
Efek tidak terjadi dengan segera
Ø Perilaku membahayakan
tidak cocok
·
Frekuensi agresif dapat muncul
·
Imitasi perilaku oleh orang lain
·
Kesulitan menemukan pengukuh yang mengontrol perilaku
·
Kesulitan menghentikan pengukuhan
Penggunaan Efektif
Penghapusan
·
Menemukan pengukuh yang memelihara perilaku
·
Komunikasi jelas dan tegas
·
Menjalankan prosedur ini cukup lama
·
Mengkombinasikan dengan prosedur lain
Tiga kemungkinan
terjadinya kegagalan dalam proses extinction :
1. Reinforcer yang
tidak diberikan yang mengikuti perilaku yang tidak diinginkan, bukan merupakan
reinforcer yang memeprtahankan perilaku tersebut.
2. Perilaku yang
tidak diinginkan mendapatkan intermittent reinforcement dari orang atau sumber
lain.
3. Perilaku alternatif
yang diinginkan tidak cukup kuat.
Sumber :
Modul dari Dosen Makul Modifikasi Perilaku
Sumber :
Modul dari Dosen Makul Modifikasi Perilaku
apakah kepentingan prinsip extinction ini?
BalasHapus