expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 06 Juli 2015

Pendakian Gunung Merbabu Part 2

Merbabu Again..,,

Merbabu masih membuat penasaran saya, karena itu saya berniat untuk bersilaturahmi kembali. Pendakian kali ini saya lakukan bersama teman-teman kampus dengan Mbak Asni, Mbak Atika, Mas Pundat dan Masnya Mbak Asni. Bada ashar saya bersiap-siap dari rumah menuju kost mbak Asni didekat kampus saya, kampus IAIN Surakarta. Sekitar pukul setengah 5 saya sudah berada di kost mbak Asni dan harus menunggu Mbak Tika, Mas Pundat dan Masnya mbak Asni. Sambil menunggu tak lupa kami menunaikan kewajiban kami, sholat maghribpun kami tunaikan. Sholat maghrib telah ditunaikan, akhrinya teman-temanpun datang. Kami mulai packing dan mengecheck barang-barang bawaan kami masing-masing. Selesai kami packing, suara adzan isya mulai terdengar dan kami menunaikan kewajiban sholat isya terlebih dahulu sebelum berangkat menuju ke Merbabu. Sholat isya usai, kami menunggu waktu berangkat, tepat pukul delapan kami bersiap meninggalkan kost mbak Asni menuju Basecamp Merbabu. Jalanan dari Kartasura menuju Selo, basecamp siap kami arungi. Jalanan mulai menuju cepogo dingin mulai terasa, semakin naik semakin mendekati selo dan melewati irung petruk udara dingin mulai merasuk ke tulang-tulang, tangan mulai kaku dan mati rasa, kami harus ekstra hati-hati dalam perjalanan ini semua. Sekitar pukul setengah sepuluh akhirnya sampai juga di basecamp merbabu. Kali ini sepeda motor tidak berhenti terlebih dahulu di basecamp, tapi langsung naik sampai gerbang pendakian gunung merbabu.

Setelah sampai kami mulai turun, dan yang bawa sepeda motor kembali ke bawah untuk memarkir sepeda di basecamp. Saya dan tika pun menunggu mbak Asni, Mas Pundat dan Mas Fajar di depan gerbang. Sekitar sepuluh menit berlalu, kami pun lengkap berlima berkumpul dan berdoa bersama untuk mengawali perjalanan malam menyusuri gunung. Doa usai, mulailah kami melangkahkan kaki menyusuri jalanan setapak yang gelap dan senterpun jadi alat penerang kami. Pendakian merbabu yang kedua kali bagi saya ini, tidak seperti pendakian pertama lalu yang baru lima langkah break, lima langkah break. Tapi, rupanya hal itu dialami oleh tika yang baru pertama kali melakukan pendakian. Sekarang ambil posisi, saya berada paling tepat disusul dibelakang saya mas Pundat, dibelakangnya Mbak Asni, selanjutnya tika dan mas Fajar. Mas fajar dibelakang bertugas menyemangati dan memotivasi si tika. Karena keadaan yang sangat dingin, dan berhenti semakin lama membuat badan kaku. Maka saya mbak asni dan mas pundat disuruh mas fajar untuk berjalan duluan, dan beristirahat ditempat yang lebih enak. Di pertengahan perjalanan pos 1, kami memutuskan untuk beristirahat dan membuka beberapa cemilan dan makanan ringan, tanpa pikir panjang karena lapar dan sebagai pengusir dingin langsung lahap dech makanan tersebut. Setelah dirasa cukup, perjalanan kami dilanjutkan. Dan akhirnya sampailah di pos 1.

Perjalanan kami berlanjut menuju ke pos 2, jalan yang harus dileati semakin memperlihatkan jalan sebenarnya di gunung. Jalanan setapak mulai naik, kami lalui dan lewati. Pos 2 bayangan telah kami injak, dan ternyata disini tak berubah saat pendakian pertama saya, yaitu baunya tidak enak, bau air kencing yang semerbak berhembus ditiup anging pegunungan. Karena tidak enak tersebut, perjalanan menuju pos 2 kami lanjutkan. Posisi tempat masih tetap seperti tadi, dan dibelakang mas Fajar masih semangat memotivasi tika yang sepertinya hampir putus asa. Jalanan menuju pos 2 terus kami lalui, dan kami lewati. Tanah licin tetap kami lewati, dan dekat dengan pos 2 ternyata naikkannya semakin tinggi. Dan akhirnya saya dan mas pundat memutuskan berhenti dan beristirahat di pos 2 sembari menunggu mbak asni, mbak tika dan mas fajar. Saat menunggu, mas pundatpun kembali mengeluarkan makanan ringannya kembali, tak lama datanglah mbak asni seorang diri. Ternyata mbak tika dan mas fajar masih dibelakang. Detik demi detik, menit demi menit ditunggu akhirnya mereka datang juga dan personel kita lengkap. Saat beristirahat di pos 2, ada yang lewat 4 orang, 2 orang pria dan 2 orang wanita. Dengan sedikit say hello kamipun menyapa,
“Mari, mas.. Mari, mbak..”
“Iya, mas.. iya mbak, nutrisari. Darimana mas mbak?”
“Kami dari Solo. Lha mas mas dan mbak-mbaknya?”
“Solonya mana mas mbak? Kami dari kartasura.”
“UMS. Kalian?”
“IAIN Surakarta. Tetanggaan ternyata.. hehehhe.”
“Iya mas, tetanggaan ternyata. Ya sudah mas mbak kami duluan, ketemu lagi ntar di puncak. Hehhe”
“Iya .. hehhehe”
Mas mbak UMS telah hilang dari hadapan kita dan suasana kembali menjadi sepi sunyi. Pendakian kali ini termasuk sepi, karena hingga perjalanan pos 2 baru 1 rombongan yang menyusul naik.
Setelah istirahat dirasa usai, kami melanjutkan perjalanan ke pos 3. Ternyata, ulala track semakin menantang. Batu-batu besar dengan tanah yang cukup tinggi kami lewati. Akhirnya sekitar pukul setengah dua, sampailah kami di pos 3. Karena dingin semakin menusuk-nusuk tulang, tanpa pikir panjang dome segera kami dirikan. Dengan jurus cepat kilat satu dome telah berdiri dengan gagah. Dan kami para wanita-wanita mendapat perlakuan special, yaitu kami disuruh untuk segera masuk ke dome yang telah berdiri untuk menghangatkan tubuh dan menyiapkan makanan dan minuman hangat untuk mengusir dingin. Akhirnya mas fajar memutuskan untuk memasak di dalam tenda, karena di luar angin sangat besar dan api selalu mati. Saat memasak tanpa sengaja kompor kesenggol dan jatuh, tapi untungnya tidak mengenai dome dan tidak terbakar. Setelah perut terisi kami mulai membaringkan badan untuk beristirahat untuk melanjutkan pendakian selanjutnya. Dingin membuat tidur tidak nyenyak, tetapi saya mencoba selalu memejamkan mata. Hingga saya membuka mata ternyata sudah pukul setengah lima dan waktunya sholat subuh. Berwudhu dengan tayamun pun kami lakukan. Kiblat sesuai yang diyakini. Sudah siap kamipun sholat subuh didalam dome, saya, mbak asni dan mbak tika berjamaah bareng. Setelah sholat selesai, kamipun keluar dari dome. Dan apa yang terjadi, kabut turun, jarak pandang dekat dan badai menyerbu kami. Dan kami akhirnya tidak memutuskan untuk melanjutkan pendakian, tapi kembali untuk turun. Seperti lyric lagu, “Walau badai menghadang, pemotretan tetap dilakukan”. Setalah asyik dan puas berfoto-foto, dan karena badai mulai tak dapat dilawan, air mulai turun dari atas, dingin semakin tak terelakkan dan semakin menusuk-nusuk tulang. Kami memutuskan untuk packing dan kembali turun ke basecamp.

Kebiasaan sayapun terjadi lagi, yaitu saat turun tak terpeleset, takut jatuh, dan takut-takut lainnya. Jalanan pos 3 ke pos 2, pos 2 ke pos 1, dan pos 1 menuju basecamp pun kami lalui satu persatu, tapak demi tapak saya langkahkan kaki saya. Dan alhamdulillah, puji syukur akhirnya sampailah di basecamp. Setelah sampai di bacecamp perjalanan pulang ke kartasura kami lanjutkan. Dan di masjid dekat polsek selo, kami memutuskan untuk bersih-bersih dan mejalankan kewajiban kepada Allah. Istirahat tak lupa kami lakukan, setelah siap semua lengkap perjalanan kami lalui. Jalanan naik-turun yang membahayakan, ramaian kota kami lalui. Akhirnya sampailah sekitar pukul setengah tiga di kost mbak Asni di dekat kampus IAIN Surakarta. Dan saya memutuskan untuk langsung pulang dengan diantar tika sampai ke Mega Merapi dan perjalanan saya lanjutkan dengan menaikki angkutan dan turun di bangjo pakis. Perjalanan jalan kaki masih harus saya tempuh, agar bisa sampai rumah. Alhamdulillah akhirnya sampai juga dirumah.
Terimakasih mbak Asni, mbak Atika, Mas Pundat dan Mas Fajar yang telah memberikan coretan-coretan pengalaman dalam hidup saya melalui pendakian merbabu kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar