expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 10 April 2015

Merapi


Merapi adalah salah satu gunung yang menjadi incaran untuk didaki dari awal punya hobby naik gunung. Dua minggu sebelum tanggal 28 Maret sudah merencanakan untuk naik ke Merapi. Persiapanpun dimulai sehari sebelum pendakian di mulai. Saat tiba tanggal 28 Maret 2015, doa semoga hujan tidak datangpun tak lupa dipanjatkan. Sesuai perjanjian sabtu, tanggal 28 Maret 2015, pukul 4 sore berkumpul di Tugu Lilin Pajang kita harus berkumpul. Karena ada sesuatu hal, salah satu teman dari kami mendadak tidak bisa ikut dikarenakan ada acara keluarga, maka waktu keberangkatanpun molor. Pukul 4 sore pun saya dan Kang Debi, teman saya baru berangkat dari rumah saya di pakis, wonosari, klaten. Doa dan pamit kepada Ibupun, tak lupa saya haturkan agar lancar dan selamat tanpa halangan apapun dan ridho Ibu saya peroleh untuk mempermudah segala perjalan dan kegiatan yang akan saya lalui. Perjalanan kami mulai ke SMA N 1 Wonosari telebih dahulu untuk menjemput teman saya, Putri.  Dan perjalanan kami lanjutkan akhirnya baru sampai daerah salakan hujanpun menyambut kami. Kami berhenti sejenak untuk mengenakan mantol, setelah mantol siap dibadan, kami melanjutkan perjalanan kami ke tugu lilin pajang. Sampai di tugu lilin pajang hujanpun baru hadir menyambut kami. Akhirnya kami harus berteduh terlebih dahulu di salah satu kost teman kami dan untuk mempacking semua bawaan kami. Sampai dikost sudah ada lima pangeran gunung yang sudah siap cus untuk mendaki gunung. Untuk berangkat kamipun menunggu hujan reda, kami masih setia dan sabar menunggu hujan itu reda. Hujan pun tak kunjung reda, dan kira pukul setengah delapanan kami memutuskan untuk meninggalkan kost menuju selo, basecamp merapi. Perjalanan malam kami lalui, pom bensin tak luput kami kunjungi untuk mengisi tank sepeda motor kami masing-masing. Setalah semua tanki terisi kami melanjutkan perjalanan, dan kami harus berhenti lagi di Bank Boyolali untuk bertemu salah satu teman kami lagi. Setelah genap sepuluh orang, dengan bacaan basmalah kami mulai meluncur menuju basecamp merapi, kami mulai mejelajahi jalan cepogo. Satu jam berlalu, dingin mulai menusuk ke kulit akhirnya kami sampai di Basecamp Merapi di Selo. Segera langsung kami memarkirkan sepedamotor kami. Membeli dan mendaftar untuk mendaki tak lupa kami lakukan. Setelah tiket ditangan kami memutuskan untuk packing ulang dan beristirhat di New Selo, karena di Basecamp sudah penuh. Tiket kami tunjukan ke petugas, senyuman dan sapaan petugas kami dapatkan. Perjalanan menuju ke New Selo kami lakukan. Jalan menuju New Selo aja, kami udah ngeh-ngehan (nafas nya), akhirnya sampai juga di New Selo. Ternyata di sana sudah banyak pendaki yang beristirahat dan kami juga ikut beritirahat untuk menyiapkan tenaga untuk memulai perjalanan panjang dengan tujuan puncak merapi.

22:30 waktu wilayah New Selo, Selo, Boyolali, Jawatengah. Kami mulai perjalanan menuju puncak merapi. Senter siap dinyalakan dan jalanan setampak mulai kami susuri, kanan-kiri ladang menemani perjalanan kami. Track terus naik kami lalui, perjalanan terus kami lewati, pemandangan di belakang mengelitik pengen di tengok, dan akhirnya pun saya menengok ke belakang. Subhanallah, maha besar Allah ciptaanNya begitu indah, lampu kerlip kota terlihat jelas, nyata dan mempesona seolah tak mau menghilang dari pandangan mata. Tapi perjalanan musti dilalui, waktunya balik kanan membelakangi kemerlip lampu kota untuk melanjutkan perjalanan. Track semakin lama, semakin menguras hati, uuppss.. menguras tenaga maksudnya.. hehhe... track tanah berbatu mulai kami temui, dan seolah-olah memanggil untuk dilalui. Siap dach, lalui aja dech... sekitar pukul setengah dua belas kami sampai di gerbang selamat datang, saya kira pos satu tiwas seneng, ternyata belum.. hhuuu... kami memutuskan untuk istirahat bersama pendaki lainnya. Tak disangka airpun mulai mengalir dari langit. Semakin lama kami beristirahat, semakin dingin yang kami rasakan. Karena  pendaki lain mulai berdatangan ke tempat berteduh tersebut, kami memulai melanjutkan perjalanan kami dengan berpakaian mantol kami menyusuri perjalanan menuju ke Pos 1. Track yang kami lalui semakin apalah-apalah klo kata teh iis dahlia, hehhee. Sebelum sampai pos 1, kami menemui batu yang sangat besar. Sekitar pukul setengah satu kami sampai di batu Belah. Ya, batu belah itu adalah pos pertama. Di pos satu, kami menggigil dan memutuskan untuk membuat minum hangat. Nesting kami keluarkan, gas kami keluarkan, kompor dan air tak lupa ikut disiapkan. Air sudah masuk ke dalam nesting, dan nesting sudah duduk diatas kompor, dan kami mulai menunggu air mendidih sembari menyiapkan susu cair. Selama kami menunggu, hidung saya mendapat aroma nasi goreng dari pendaki sebelah yang membuat perut keroncongan dan saya hanya bisa memandang dengan muka pengen. Setelah air mendidih mas koki kami dengan sigap menyiapkan minuman hangat. Aassyyeekk mas koki dengan sigap menghadirkan segelas susu hangat dan bisa sedikit menghangatkan badan dan membasahi tenggorokan. Setelah selesai menikmati susu hangat, kami mulai mengemas gelas, kompor, nesting dan lain-lain kedalam tas kembali untuk bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Setelah istirahat dirasa cukup, perjalanan kami lanjutkan. Track yang harus dilalui semakin apalah-apalah, tapi malah menantang untuk ditaklukkan. Air turun dari langit semakin deras, dingin mulai merasuk ke tubuh, langkah mulai lelah, cacing di perut mulai protes. Dan tanpa kita sadari, kami mulai terpisah dengan rombongan. Karena keadaan sudah tidak mendukung perjalanan dan karena kebetulan pendaki waktu itu banyak, takutnya tidak kebagian tempat ngecamp,  maka Mas aris dan mas koki memutuskan untuk berjalan lebih dulu untuk mencari tempat untuk ngecamp. Tinggal saya bersama mas fendy, dila dan mas pacar e dila berjalan pelan-pelan sambil menunggu Kang Debi, Putri, Mas Gondrong dan Mas Kempyes. Perjalanan semakin lama semakin membutuhkan tenaga yang lebih. Sekitar pukul dua, sampailah saya berempat didaerah yang disebut dengan rumputan. Disana kami bertemu dengan mas aris dan mas koki sedang mendirikan mahligai tenda dibawah guyuran hujan, uuppss dome maksud saya.. hehhe. Dan saya memutuskan menunggu tenda jadi di bawah tenda biru, uuppss guyuran hujan maksud saya.. maaf efek galau mungkin, mari kembali ke cerita saya kembali. Tenda dome akhirnya jadi, dan kami mulai masuk ke dome satu per satu. Akhirnya kami berenam berada di dalam dome dan mas koki siap beraksi kembali membuat minum hangat kembali. Tak lupa makanan ringan satu per satu dikeluarkan untuk mengusir dingin. Air hangat jadi makanan ringan siap, langsung ccuuss dech kita makan. Dingin semakin mengusik badan dan kami memutuskan untuk tidur, sb siap digelar untuk menghangatkan badan. Hujan semakin lama tidak semakin reda, malah semakin deras dan menyebabkan dingin yang apalah-apalah. Dingin ternyata tidak bisa membuat kami tidur tidak nyenyak karena kita terus menggigil. Dan saya tetap mencoba memejamkan mata tapi terganggu dengan dingin yang semakin menusuk-nusuk ke tulang walaupun hujan sudah reda. Akhirnya saya memutuskan keluar dari dome dan menunggu matahari terbit dalam kedinginan. Saya terdiam di atas batu di depan dome menunggu matahari yang dengan malu-malu untuk menunjukkan keindahannya. Tak lama mas fendy pun ikut keluar dari dome untuk menyaksikan matahari terbit. Tak kami sia-siakan kesempatan kali ini menikmati matahari terbit di atas awan. Cepret sana, cepret sini, cepret sono, gaya gini, gaya gitu kami lakukan. Akhirnya mas aris juga nyusul untuk menikmati matahari terbit. Setelah matahari telah menunjukkan keindahannya dengan sempurna. Kami bertiga memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak merapi. Sebelum kami berangkat, kami menawarkan kepada teman-teman yang masih di dalam dome. Dan teman-teman di dalam dome sudah tidak minat sepertinya untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, maka kami bertiga lah yang melanjutkan perjalanan. Perjalanan kami bertiga hanya bermodal air dengan botol sedang dua buah dan kamera untuk menuju ke puncak merapi. Perjalanan bebatuan mulai kami lalui, pasar bubrah seolah-olah memanggil-manggil untuk di kunjungi. Sesampai pasar bubrah, subhanallah Maha Besar CiptaanMu, Ya Allah. Puncak merapi terlihat sangat gagah. Track pasir segera kami lalui untuk menuju puncak, ternyata track ini memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Dikit demi sedikit kami lalui track ini. Setelah melalui track pasir, kami mulai melewati track bebatuan. Tak disangka ternyata bebatuan tersebut diinjak masih goyang dan bisa jatuh, ekstra hati-hati diperlukan disini. Teriakan yang sering kami dengar saat mendekati puncak adalah “Awas Batu, awas batu..” pendaki satu dengan lainnya saling mengingatkan dikala batu jatuh mengelinding dari atas ke bawah. Perjalanan terus kami lalui disisa-disisa air yang kami miliki. Akhirnya sampai lah kami dibibir kawah. Kami memutuskan disinilah puncak kesepakatan kami. Disinilah kami beristirahat dan mulai mengabadikan kesempatan ini. Camera mulai dikeluarkan dan kami mulai beraksi di depan kamera. Background puncak garuda, gunung merbabu, pasar bubrah dan kawah pun tak luput dari jepretan dan kita memasang diri di depan background tersebut. Akhirnya pukul sembilan kami memutuskan untuk kembali ke tempat ngecamp, kami takut teman-teman menunggu terlalu lama disana dan tidak enak juga. Perjalanan turun dari puncak ternyata juga harus ekstra hati-hati, kami harus bisa pilih-pilih batu yang akan kita jadikan pijakan untuk menahan beban kita, kalau salah milih batu, batu tersebut akan jatuh dan membahayakan pendaki lainnya yang berada di bawahnya. Satu jam berlalu kami semakin jauh meninggalkan puncak dan semakin dengan tempat ngecamp. Wwuuiiss, tanpa kita sadari teman-teman sudah berkumpul disana. Komplit deh jumlah kita bersepuluh. Alhamdulillah kita datang dengan cacing protes, ternyata mas koki sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Dan menu sarapan di merapi kali ini adalah rica-rica ayam. Karena teman-teman sudah pada sarapan, tanpa pikir panjang langsung dech saya, mas aris, mas fendy menyambar rica-rica ayam tersebut dengan nasi. Dan tanpa kita sadari ternyata mas pacar e dila tak terlihat di sekeliling kita, setelah ditanyakan ternyata dia melanjutkan perjalanan ke puncak merapi sendiri, katanya tadi udah pamit. Tapi saya tidak tau, mungkin karena saya keasyikan menikmati sarapan rica-rica ayam dan mungkin saking laparnya.. hehhehe. Setelah selesai makan, kami istirahat sebentar dan memulai packing barang-barang ama menunggu salah satu teman yang melanjutkan perjalanan ke puncak. Packing kami sudah selesai dan teman kami tak kunjung datang, kami menunggu dengan menikmati pemandangan yang ada, dan monyet melintas tak luput dari pengelihatan kita. Pukul setengah satu akhirnya salah satu dari kami muncul dari atas, menunggu dia beristirahat sebentar lalu kami melanjutkan perjalanan turun menuju basecamp untuk pulang. Kami melalui jalan yang berbeda dengan jalan pendakian semalam. Pos satu kita sampai akhirnya dan perjalanan menuju gerbang kami lanjutkan dua monyet menyambut kedatangan kami. Akhirnya sekitar pukul tiganan kami sampai di New Selo. Alhamdulillah akhirnya sampai juga dibawah, kita memutuskan untuk memsak mie untuk menganjal perut, serasa perut sudah terisi, kami melanjutkan perjalanan ke basecamp dan kami beristirahat kembali. Akhirnya sekitar pukul empat kami memutuskan perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Perjalanan melelahkan telah kami lalui, sekitar pukul enam sampailah saya dengan selamat di rumah saya disambut oleh ibu saya. Alhamdulillah bu akhirnya bisa ngerasain puncak merapi atas doa dan ridhomu.. hehhe. Inilah perjalanan yang sangat melelahkan dan mengesankan dan Alhamdulillah akhirnya keinginan saya di puncak merapi sudah kesampaian.
















Ucapan Terimakasih, Salam-salam:
Alhamdulillah Terimakasih Allah atas izinMu, akhirnya hambamu ini bisa melakukan perjalanan ke Puncak Merapi dan sampai rumah dengan selamat.
Terimakasih Ibu, atas doa dan ridhonya juga bisa ke Puncak Merapi dan sampai rumah dengan selamat.

Terimakasih Adhek yang selalu mendukung pendakianku dan ikut menyiapkan peralatanku.
Terimakasih untuk teman-teman, KangDebi, Putri, Dila, Mas Aris, Mas Fandy, Mas Grandong, Mas Kempyes, Mas Koki dan Mas pacar e Dila yang sudah menemani pendakian kali ini.


Teman-teman BKI A 2012, Kalian dapat salam dari Merapi. Nama kalian juga udah tak tuliskan di puncak merapi.. hhheehehe



Buat yang ndak jadi ikut, makasih ya semangatnya.. hehe.. maaf tas e jenengan tak rusakin.. hehhe... makasih kamu... 
Dek’e sing bien, inget ngak dulu aku pernah bilang ke kamu, kalau suatu saat nanti saya pasti akan sampai ke puncak merapi entah kapan waktunya. Dan kali ini aku buktikan akhirnya saya sudah bisa ke puncak merapi berkat izin dari Allah, ridho dari Ibu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar