v Landasan Metode
Dakwah
Q.S. An-Nahl : 125
ادْعُ
إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَهُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ
وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : ”Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
v Sifat Hikmah
Ø Sesuai dengan potensi manusia (qolbun, lisan, yadun &
aqlun).
Ø Mampu memahami aspek metodologi dan mampu melaksanakan
dalam bentuk operasional.
Ø Menyatu dalam rasa, fikiran, sikap, dan perilaku
Ø Memilih mana yang tepat (sesuai dengan kondisi
masyarakat), namun tidak melakukan talbisul haq bil bathil (mencampur adukkan
antara yang hak dan bathil).
Ø Mampu menjalin ukhuwah Islamiyah dengan sasaran
dakwah.
v Sifat Metode Dakwah
q KOMPREHENSIF
Keseluruhan proses pengetrapan metode dakwah dari
awal sampai akhir kegiatan.
q REFLEKTIF
Satu
unsur proses memancarkan keharusan pada unsur lain.
q ORGANIK
Semua
unsur dalam metode dakwah merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
q SISTEMATIK
Unsur
satu dengan unsur lain dalam metode dakwah saling berhubungan dan berinteraksi
dalam mencapai tujuan dakwah dalam suatu sistem dakwah.
v Metode Bil Qolbi
Ø Menggunakan potensi hati dan fikiran manusia yang sifatnya menyakini, menolak
serta tidak mencampur aduk antara haq & bathil.
Ø Manifestasi dalam bentuk fisik membatasi hubungan
dengan lingkungan yang tidak sejalan.
Ø Paling sederhana resiko sosiologis dan termasuk
kualitas iman terendah, namun tidak mudah untuk dilaksanakan.
v Teknik Diam dan Hijrah
Ø Lisan diam untuk memberi makna dan menilai kemungkaran
Menghindar dari lingkungan yang tidak kondusif.
Ø Bersifat psikologis dan sosiologis bukan geografis.
v Metode Bil Lisan
Ø Potensi hati, fikiran dan lisan.
Ø Tradisi Dakwah.
Ø Persyaratan :
·
Kelancaran
bahasa dan menata fikiran yang akan disampaikan.
·
Keluasan
ilmu.
·
Kematangan
sikap, stabilitas emosi dan keikhlasan.
·
Sederhana
dan tidak meminta balasan dari penerima dakwah dalam bentuk material.
v Teknik Mau’idhah
Proses melaksanakan nasehat pribadi dan kolektif
Ø Nasihat Personal :
·
Secara
kualitas lebih mendalam.
·
Kuratif
dan developmental.
·
Materi
sistematis dan terukur.
Ø Nasihat Kolektif :
·
Efektif
dalam membina umat dari segi wawasan dan semangat serta mampu menggerakkan amal
sholeh masyarakat.
·
Preventif.
·
Secara
kualitas kurang mendalam, kurang sistematis dan susah mengukurnya.
v Model
Ø Model Tandziir :
Memberi peringatan terhadap umat dakwah karena telah banyak menyimpang
dari pedoman hidup.
Ø Model Tabsyiir :
Memberikan harapan tentang masa depan yang bahagia di dunia dan akhirat.
v Teknik Mujaadalah
Ø Berupa tukar fikiran antara dua orang atau lebih
tentang suatu masalah tertentu (Misal : masalah aqidah) yang masing-masing
fihak berusaha menyakinkan fihak lain tentang suatu kebenaran sampai fihak lain
bersedia menerima keyakinannya atau paling tidak mulai meragukan keyakinannya
sendiri.
Ø Memerlukan keahlian dan keteguhan pendapat.
Ø Memerlukan bahasa yang jelas dan konsisten.
Ø Tidak boleh meniadakan identitas keyakinan dan
talbisul haq bil bathil.
v Cara Kerja
Ø Berusaha memahami cara berfikir dan landasan ‘aqidah.
Ø Mengetahui alasan/argumentasi yang disusun
Ø Mengetahui kelemahan kerangka berfikir, tata bahasa
dan logika .
Ø Tahapan : Menggoyahkan keyakinan dan cara berfikirnya
– merubah keyakinan dan cara berfikirnya- mengamalkan apa yang diyakini dan
difikirkan.
Ø Menggunakan pendekatan qaulan sadiidan.
Ø Melakukan evaluasi terhadap sasaran dakwah.
Ø Apabila dalam proses mujadalah terjadi kekacauan maka
harus mengedepankan rasa untuk mengendalikan suasana dengan memunculkan rasa
kebersamaan dan melupakan sejenak permasalahan.
v Pendekatan Bahasa
1. QAULAN LAYYINAN
Q.S. Thoohaa :
44
فَقُولَا
لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44)
Artinya : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”.
Ø Kiat menghadapi orang dengan temperamen dan karakter
penguasa (Karakter Fir’aun)
Ø Kata-kata lemah lembuh : Kata-kata yang dirasakan oleh
mad’u sebagai sentuhan yang halus tanpa mengusik atau menyentuh kepekaan
perasaanya
2. QAULAN BALIIGHON
Q.S. An-Nisaa’ :
63
أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ
وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا (63)
Artinya : “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang
di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka.”
Kiat menghadapi
orang berkarakter munafik
Kata-kata yang
membekas :
v Memiliki kebenaran dari sudut bahasa mempunyai
kesesuaian dengan apa yang dimaksud, dan mengandung kebenaran secara
substansial.
v Bertujuan membelenggu tingkah laku orang munafik dan
menjaga mad’u agar tidak terprovokasi oleh orang munafik.
3. QAULAN MAYSUURON
Q.S. Al-Isroo’:
28
وَإِمَّا
تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ
قَوْلًا مَيْسُورًا (28)
Artinya : “Dan jika kamu
berpaling dari mAereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.”
v Berhubungan dengan orang-orang yang sedang dalam
keadaan membutuhkan pertolongan baik karena kemiskinan atau kesulitan tertentu
(kerabat, orang miskin, dan musafir).
v Kata-kata yang mudah diterima dan pantas di dengar.
4. QAULAN KARIIMAN
Q.S. Al-Isroo’ :
23
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23)
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.”
v Kiat menghadapi orang tua usia lanjut.
v Kata-kata penuh kebijakan : mudah dan lemah lembut.
5. QAULAN SADIIDAN
Q.S. Al-Ahzab :
70-71
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70)
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
(71)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
v Perkatan kepada semua manusia yang mampu berfikir
secara logis.
v Kata-kata lurus dan benar.
v Metode Bil Yad
1.
Potensi
Hati, fikiran, lisan dan tangan.
2.
Pengerahan
totalitas potensi yang dimiliki da’i
3.
Cakupan
Kompleks
4.
Persyaratan
:
o
Sedikit
bicara banyak kerja (amal nyata).
o
Keteguhan
‘Aqidah.
o
Keutuhan
wawasan Islam.
o
Ketrampilan
menerjemahkan ajaran Islam dalam bentuk kongkrit
o
Kemampuan
membaca keadaan masyarakat secara menyeluruh.
o
Keteguhan
memegang etika dakwah.
o
Uswatun
Hasanah.
v Teknik Penulisan
Ø Permasalahan Seputar Penulisan :
o
Ketidakmerataan
masalah sosial, budaya, ekonomi, teknologi, sejarah dan lain-lain.
o
Terjadi
pemutarbalikan fakta (fitnah) terhadap berita yang beredar.
o
Berita
yang masuk kepada kaum muslimin berisi tentang kepentingan kapitalisme
Internasional dan kepentingan yahudi.
Ø Strategi :
o
Dimulai
dari Reading Habit kepada Writing Habit.
o
Turut
Aktif mewacanakan permasalahan umat di media.
o
Masuk
dalam profesi di bidang Komunikasi Media.
v Teknik Penyantunan
Ø Permasalahan Seputar Ekonomi Umat :
o
Ketidakmerataan
perekonomian umat (Lemah dan dilemahkan)
o
Lemahnya
sumber daya manusia
o
Kebijakan
yang tidak memihak kaum kecil
Ø Strategi :
o
Mengidentifikasi
permasalahan, potensi, peluang dan hambatan melalui analisis SWOT
o
Membuat
komunitas umat yang inklusif berbasis entrepreneurship (kewirausahaan)
o
Pemberian
pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat praktis
o
Membuat
program kerja yang memberdayakan umat
o
Membangun
jaringan
o
Menghubungkan
tiga kelompok besar : Pengusaha, Pemerintah, dan kaum lemah.
v Teknik Jihad
Ø Definisi Jihad
Pengerahan hati, fikiran, tenaga, dan harta seorang muslim dalam
mempertahankan dan menyebarluaskan Islam dengan niat untuk memperoleh ridha
Allah semata
Ø Syarat Teknik Jihad
o
Setelah
dengan berbagai teknik dakwah.
o
Masyarakat
Islam dianiaya dan didholimi.
o
Untuk
menghilangkan fitnah.
o
Membela
masyarakat lemah yang ditindas.
o
Mempertahankan
kekuasaan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar