Pengertian Asesmen
Asesmen
adalah proses mengumpulkan informasi dan analisis mengenai individu/klien untuk
mendapatkan pemahaman tentang individu/klien dan digunakan dalam membuat suatu
pertimbangan dan keputusan yang bethubungan dengan individu/klien tersebut.
Tujuan Asesmen
1. Mengindetifikasi
perilaku target, yaitu perilaku yang menjadi sasaran
2. Mengindentifikasi
penyebab-penyebab munculnya perilaku tertentu
3. Pengukuran
kemajuan program/treatmen
4. Menentukan
metode intervensi yang dilakukan atau pengembangan program
Komponen utama Asesmen
1. Parameter/ukuran
yang digunakan untuk membandingkan fakta/data
2. Fakta/data
yang diukur
3. Pengukur
4. Mekanisme/prosedur
pengukuran
Metode asesment
1. Interview/
wawancara perilaku
2. Behavioral
observation
3. Tes
psikologis tertulis yang terstruktur/proyektif
4. Life
record/ selft report
Etika Asesmen Psikologi
1. Privacy
subyek
2. Keamanan
subyek
3. Persetujuan
subyek
4. Perlindungan
terhadap kenyamanan dan keamanan
5. Proses
diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
6. Penggunaan
oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif
Observasi
·
Metode pengumpulan data yang paling
dasar dan paling tua
-
Karena dalam setiap aktivitas psikologi
ada aspek observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala
objek yang diteliti
·
Sebagai penyeleksian, perekaman dan
pemberian arti dari perilaku yang diamati
·
Kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut
·
Merupakan pencatatan objektif tentang
apa yang dilakukan dan diucapkan oleh subjek
·
Dapat mengetahui keunikan dan kekhasan
setiap subyek dan kejadian/kasus
·
Untuk menghindari kekeliruan dalam
mengartikan perilaku yang diamati maka seorang observer hendaknya dalam memberi
catatan keadaan yang diobservasi dilakukan seobjektif mungkin, menjauhkan diri
dari memberi interprestasi yang terlalu dini.
Kelebihan Observasi
·
Memungkinkan mengukur banyak perilaku
yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis lain seperti
tes psikologi.
-
Hal ini banyak terjadi pada anak atau
perilaku-perilaku khusus lain.
·
Prosedur formal seringkali tidak
ditanggapi dengan serius terutama pada anak-anak
-
Kondisi ini menyebabkan metode lain
tidak dapat dilakukan sebagaimana oleh orang dewasa sehingga observasi menjadi
metode yang paling utama.
·
Observasi dirasakan lebih tidak
mengancam dibandingkan dengan cara pengumpulan data/pengukuran yang lain.
-
Observasi yang dilakukan pada kasus
anak-anak akan menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang yang
lebih dewasa. Hal ini disebabkan karena anak-anak yang lebh dewasa akan
memeprlihatkan perilaku yang dibuat-buat atau berebda bila mereka menyadari
sedang dilakukan observasi. Dengan demikian observasi pada anak-anak akan lebih
akurat dan tidak mengancam pada anak-anak.
Kekurangan observasi
·
Observasi hampir seluruhnya tergantung
pada persepsi dan penilaian manusia, sehingga membuka kemungkinan untuk menyimpang
(bias) dan tidak tepat
-
Misalnya: tidak mungkin seorang observer
dapat mengingat semua hal secara rinci, sebab ada prinsip selektivitas dalam
daya ingat seseorang. Makin lama (besar) jarak observasi dan pencatatannya
semakin besar kemungkinan untuk lupa.
·
Halo efek, pengaruh kesan pertama atau
kesan luarnya saja.
·
Hawthowrn effect, adalah suatu tendensi
tingkah laku akan diatur manjadi nampak berbeda dari kondisi yang alamiah dan
nampak menjadi lebih baik.
·
Refleksi Observer, yakni struktur
kepribadian observer turut berpengaruh dan bermain dalam hasil pengamatannya
terhadap objek yang diobservasi
-
Misalnya: pengalaman-pengalaman
emosional dapat tampil pada waktu observasi berlangsung
Manfaat Observasi
·
Keperluan asesmen awal
·
Menentukan kekuatan observee/klien dan
menggunakannya untuk meningkatan hal-hal yang masih lemah bagi klien yang
diobservasi
·
Sebagai dasar dalam merancang rencana
individual (Individu plans) bagi observee/klien berdasar kebutuhannya
·
Sebagai dasar dari titik awal kemajuan
klien/observee
·
Bagi anak-anak, observasi dapat
digunakan untuk mengetahui perkembangan anak pada area tertentu
·
Untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan klien yang diobservasi
·
Sebagai bahan untuk memberi laporan
kepada orangtua, konselor, guru, dokter dan profesi lain
·
Sebagai informasi status klien yang
diobservasi untuk keperluan bimbingan/konseling di sekolah/lembaga lain seperti
untuk informasi status klien klinis di rumah sakit atau rumah sakit jiwa
·
Untuk memperoleh pemahaman lebih baik
tentang konteks
·
Untuk lebih dapat bersikap terbuka,
berorientasi pana penemuan daripada pembuktian, dan mendekati masalah secara
induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya) tentang topik yang
diamati kurang
·
Dapat melihat hal-hal yang oleh
patisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran
tentang pengalaman itu
·
Memperoleh data tentang hal-hal yang
tidak diungkapkan secara terbuka dengan metode wawancara sehingga dapat
melengkapinya
·
Mengatasi persepsi selektif dan dapat
bergerak lebih jauh
·
Memungkinkan untuk dapat merefleksi
& bersikap instrpektif terhadap penelitian yang dilakukan impresi &
perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
Objek Materi Observasi
·
Berdasarkan tujuan/variabel yang menjadi
target:
Ekspresi
verbal, non verbal, respons verbal/perilaku terhada stimulus, atau kemunculan
indikator khusus.
-
Exterior physical segns: pakaian, gaya
rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan, dll
-
Expressive movements: gerakan-gerakan
tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi, dll
-
Physical location: perhatiakan personal
space dan lingkungan fisik
-
Language behaviour: menyilangkan kaki,
dll
·
Level observasi dapat aspek khusus dari
perilaku, individu, kelompok dan siyuasi/proses
·
Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi
(tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi,
pilihan kata)
Hal-hal yang perlu diperhatikan
·
Penentuan target
Tidak
semua perilaku observee perlu diamati atau diobservasi. Observee hanya
dilakukan pada perilaku yang berhubungan dengan permasalahan observee, sehingga
penentuan target perilaku harus dilakukan terlebih dahulu sebelum emmeulai
observasi. Misal: perilaku menyontek (kuantitas, kualitas, proses dan penyebab)
·
Pengaruh Observer
Kehadiran
observer dalam lingkungan observee kadang mempengaruhi perilaku observee.
Misalnya ketika mengobservasi perilaku murid di kelas. Kehadiran observasi di
dalam kelas akan mempengaruhi tingkah laku murid maupun guru. Kecenderungan
perilaku yang muncul ada dua, yaitu: berpura-pura baik (laking good) atau
justru berpura-pura buruk (laking bad). Disini observer harus peka melihat
kemungkinan pengaruh kehadiran observer ini sehingga bisa mengontrol dan
mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan pengaruhnya.
·
Reaktivitas terhadap observasi
Observee
yang sedang diamati mungkin menyadari bahwa dirinya sedang menjadi obyek
pengamatan observer. Kesadaran ini seringkali membuat mereka ingin menampilkan
perilaku yang terbaik dan sesuai dengan norma-norma lingkungan sekitar.
·
Ketepatan hasil observasi dapat diraih
dengan beberapa jalan yaitu:
-
Membuat guide observasi, yaitu panduan
observasi tentang perilaku target yang akan diobservasi
-
Mendiskusikan perilaku target apa saja
perlu diamati dalam suatu masalah yang akan diobservasi
Jenis Obervasi
1.
Observasi
Sistematik/Terstruktur
o
Ada kerangka yang memuat faktor-faktor
dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
o
Disebut sistematik karena observasi ini
lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya
setiap 10 menit)
o
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
observasi sistematik adalah:
-
isi dan luas observasi lebih terbatas,
sesuai rumusan khusus
-
memungkinkan rspons dan peristiwa
dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan dapat menggunakan
one way screen
2.
Observasi
Eksperimental
o
Dilakukan dengan cara mengendalikan
unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut
dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi
atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
situasi
o
Observasi eksperimental mempunyai
ciri-ciri penting:
-
Observee dihadapkan pada situasi
perangsang yang dibuat seragam atau berbeda
-
Situasi dibuat sedemikian rupa untuk
memunculkan variasi perilaku
-
Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga
observee tidak mengetahui maksud observasi
3.
Observasi
Partisipan
o
Seseorang yang melakukan observasi turut
ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi
o
Pada umunya untuk penelitian yang bersifat
ekploratif
o
Obervasi ini dilakukan untuk menyelidiki
perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial
dalam pabrik-penjara, dll
o
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan
observasi partisipan
-
Materi observasi disesuaikan dengan
tujuan observasi
-
Waktu dan bentuk pencatatan dilakukan
segera setelah kejadian dengan kata kunci. Kronologis-sistematik
-
Dapat membina hubungan yang baik antara
observer dan observee. Hal ini dapat mencegah adanya kecurigaan, dan
tercapainya pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar.
-
Keadaan partisipasi tergantung pada
tujuan dan situasi
o
Beberapa tingkatan dalam observasi
partisipan:
-
Partisipasi lengkap (penuh). Disini
observer menjadi anggota penuh dari objek yang dilakukan observasi.
-
Partisipasi fungsional. Observer hanya
bergabung dalam aktivitas tertentu saja yang dibutuhkan
-
Partisipasi sebagai pengamat
4.
Observasi
Formal dan Informal
o
Observasi
Formal
-
Mempunyai sifat terstruktur yang tinggi,
terkontrol dan biasanya untuk penelitian
-
Perlu mengindetifikasi definisi secara
hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar
rater, pencatatan analisis-interprestasi menggunakan prosedur yang
sophisticated.
o
Observasi
Informal sering disebut juga naturalistic observation
-
Observasi informal mempunyai sifat yang
lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya
untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian
-
Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk
digunakan pada berbagai keadaan.
Pedoman Observasi
·
Pengamat terbiasa mengamati apa yang
terjadi di sekelilingnya dan dalam waktu yang bersamaan membuat interprestasi
tentang apa yang dilihatnya
·
Di dalam pencatatan yang objektif, kita
harus memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta yang
ada, tanpa melakukan penilaian asumsi, atau kesimpulan.
Kesalahan pencatatan yang sering
dilakukan oleh pengamat
·
Menghilangkan beberapa fakta
·
Mencatat hal-hal yang tidak terjadi
·
Mencatat hal-hal yang tidak pada urutan
yang benar
Pedoman Pencatatan
·
Catat fakta-fakta saja
-
Yakni menerangkan tindakan yang
dilakukan anak, menuliskan penggunaan kata anak, menjelaskan gerak tubuh anak,
menjelaskan ekspresi wajah anak, dan menjelaskan karya yang dibuat anak.
·
Catat segala sesuatu secara rinci tanpa
menghilangkan apapun
·
Jangan menginterprestasikan selama
melakukan observasi
·
Jangan mencatat apapun yang tidak
terlihat & tidak terdengar
·
Gunakan kata-kata deskriptif bukan
labelling atau interprestasi
·
Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai
dengan urutan kejadiannya
·
Amatilah subyek dengan cara yang tidak
terlalu mencolok
·
Waktu:
-
Kapanpun adalah waktu yang tepat untuk
melakukan observasi. Harus tahu pentingnya data apa yang akan diperoleh dalam
observasi, oleh karena itu harus diluangkan. Waktu observasi yang terbaik itu
adalah tergantung pada apa yang kita mau ketahui/pelajari dari subyek
Sumber: Makul Asesmen Psikologi (Pak Nur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar