v
Perbedaan
Propaganda, Tabligh, Komunikasi
Propaganda
Propaganda
cenderung komunikasi satu arah (subyektif) secara terus menerus (agitasi) dan
bersifat rahasia, menghalalkan segala cara, menyembunyikan kenyataan
(pemutar balikan fakta) yang sesungguhnya agar masyarakat tertarik.
Tabligh
Merupakan
bagian dari kegiatan dakwah yang berusaha
menyampaikan ajaran Islam kepada
masyarakat (mad’u) dengan menitikberatkan pada pendekatan lisan.
Komunikasi
Suatu
proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, sehingga pesan
tersebut dapat dimengerti secara tepat oleh penerima melalui adanya umpan balik
(feedback).
v
Fenomena Dakwah
1.
Dakwah
diartikan sebagai ceramah dalam arti sempit (penciutan makna)
2.
Masyarakat
yang dijadikan sasaran dakwah dianggap sebagai masyarakat yang vacuum/sterill,
padahal dakwah menghadapi corak masyarakat yang beragam.
3.
Pelaku
dakwah hanya ditugaskan untuk menyampaikan saja sedangkan hasilnya diserahkan
kepada Allah. Sikap ini apabila ditanggapi secara berlebihan tanpa pengambilan
hikmah yang tepat justru akan menafikan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan dakwah.
4.
Allah
menjamin kemenangan yang hak dan mengalahkan kebatilan, tetapi kita sering lupa
untuk mencapai sunnatullah tersebut dibutuhkan sunnatullah yang lain.
5.
Masyarakat
yang tidak mau menerima dakwah dianggap sebagai orang kafir sehingga halal
darahnya, mengakibatkan pola dakwah yang dipakai adalah pola dakwah yang cenderung radikal mengarah destruktif.
Masyarakat seperti itu sebenarnya bukan masyarakat yang ingkar akan tetapi
kurang tepatnya penerapan metode dakwah
yang dilakukan.
v
Definisi Dakwah
Usaha secara
sadar dan berencana merealisasikan
ajaran Islam dalam seluruh bidang kehidupan
manusia sesuai dengan Al Qur’an,
Al-Hadits, dan Sunnatullah untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
v
Aktifitas Dakwah
1.
Al-Amru
Bi Al-Ma’ruuf
Memberikan konsep alternatif yang benar,
disusun berdasarkan Al-Qur’an, Al-Hadits, & Sunnatullah
2.
An-Nahyu
‘An Al-Munkar
Memberikan kritik sosial umat secara etis
(sesuai dengan etika dakwah) agar masyarakat menyadari kekeliruannya dan segera
berbenah diri
So…
Dakwah
meliputi semua aspek kehidupan manusia sejalan dengan perkembangan zaman dan
problematika manusia, yang meliputi bidang : ekonomi, pendidikan, sosial,
budaya, politik, lain-lain.
v
Kewajiban Dakwah
Al Qur’an
n Surat Aali ‘Imroon : 104
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.”
n Surat An-Nahl : 125
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ
رَبَّكَمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
n Surat Al-Maaidah : 67
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ
إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّهُ
يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari
Robb-mu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.”
Dll.
Al-Hadits
Balliqhu
‘anni walau aayatan…
Man
ro’a minkum munkaron …
Dll.
v
Hukumnya Wajib
·
Fardhu
Kifayah
Minkum diterjemahkan sebagian (littab’idh).
·
Fardhu
‘Ain
Minkum menunjukkan kepada jenisnya (littabyin).
Syaikh
Muhammad Abduh
v
Dakwah Sebagai Profesi
Q.S. At-Taubah : 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ
كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ
لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ
إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya
: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.”
v
Penjelasan Surat At-Taubah : 122
·
Mengandung
anjuran agar ada sekelompok orang yang secara khusus belajar menekuni ilmu
agama dan kemudian secara profesional
menjalankan dakwah kepada masyarakat luas.
·
Latar
belakang turunnya ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas bahwa pada waktu akan perang
Tabuk kaum muslimin sangat bersemangat untuk berangkat berjihad sebagai
prajurit sampai tidak ada yang tertinggal di Madinah kecuali orang jompo dan
anak-anak. Mereka berangkat ke medan perang meninggalkan Nabi Muhammad seorang
diri di Madinah.
·
Ayat
ini kemudian difahami oleh para mufassir, bahwa di antara kaum muslimin harus
ada sekelompok orang yang secara khusus menekuni ilmu agama dan bahwa kedudukan
orang yang tidak berangkat berperang tetapi menekuni agama (dalam konteks zaman
Rasul berarti berkhidmat kepada Rasul sebagai pusat ilmu) setingkat dengan
orang yang pergi berjihad. Dengan kata lain bahwa menekuni agama dan berdakwah
merupakan satu dimensi jihad, dan seorang dai adalah seorang mujahid, yaitu
Mujahid Dakwah.
v
Tujuan Dakwah
·
Tujuan Utama
Ø
Mewujudkan
masyarakat madani guna mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ø
Bersifat
kualitatif.
Ø
Never
ending goals.
·
Tujuan Departemental
Ø
Tujuan
perantara untuk mencapai tujuan utama (jangka pendek & jangka menengah),
meliputi : ekonomi, pendidikan, budaya, sosial, kesehatan, politik, dan
lain-lain.
Ø
Bersifat
kuantitatif.
Ø
Terukur.
v
Sasaran Dakwah
ü Geografis
Meliputi : masyarakat terasing, pedesaan dan perkotaan.
ü
Sosio
kultural
Meliputi :
golongan priyayi, abangan, dan santri.
ü Usia
Meliputi :
anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.
ü Profesi (okupasional)
Meliputi :
Pedagang, Petani, PNS, Wiraswasta, dll.
ü Sosial Ekonomi
Meliputi :
masyarakat miskin, menengah & masyarakat kaya (elit).
ü Jenis kelamin
Meliputi :
wanita maupun laki-laki.
v
Da’i Profesional
Ø
Sesuai
dengan bidang pendidikan (sertifikasi).
Ø
Dihargai
(Reward)
Ø
Memiliki
akses pada pengambilan kebijakan.
Ø
Evaluasi & Inovasi tiada henti.
Ø
Penambahan
pengetahuan dan keterampilan.
Ø
Definisi: Cara (kaifiat) dalam keseluruhan proses upaya mewujudkan Islam
dalam kehidupan pribadi dan
Masyarakat, oleh Allah SWT beresensi bil Hikmah artinya untuk mewujudkan tujuan dakwah digunakan
keluasan ilmu pengetahuan dakwah yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an dan Al Hadis, serta selaras dengan Sunnatullah.
Sumber : Materi Mata Kuliah Metodologi Dakwah (Bapak Imam Mujahid)
Sumber : Materi Mata Kuliah Metodologi Dakwah (Bapak Imam Mujahid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar