Hubungan Antara Pengenalan Potensi
Diri Terhadap Prestasi Belajar Konseli
(Studi di Yayasan Cacat Ganda “Sayap Ibu” Kalasan)
(Studi di Yayasan Cacat Ganda “Sayap Ibu” Kalasan)
Proposal
Diajukan Kepada Dosen Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Kuantitatif (Bapak Budi Santosa, S.Psi, M.A)
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir
Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif
Disusun oleh :
Diah Astuti Saputri Retnaningsih
121221020
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Masalah
Potensi diri manusia secara utuh adalah keseluruhan
badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang sempurna dan paling sempurna
bila dibandingkan dengan sistem makhluk ciptaan Allah lainnya seperti binatang,
malaikat, jin, iblis dan setan. Apabila diindentifikasi, potensi-potensi yang
telah ada pada diri manusia adalah akal pikiran (otak), hati dan indera.
Potensi apapun yang ada pada diri manusia, mempunyai fungsi masing-masing,
dapat tumbuh dan berkembang secara sendiri maupun bersama, baik disengaja maupun
secara alami. Sesuai dengan potensi diri yang telah Allah berikan kepada
manusia, konsekwensi logisnya adalah manusia harus memanfaatkan dan
mengaktualisasikan semaksimal mungkin dalam hidupnya dan kehidupannya.
Setiap individu memiliki potensi untuk dididik.
Potensi itu merupakan perilaku yang dapat diwujudkan menjadi nyata. Potensi
jiwa yang dapat diubah melalui pembelajaran meliputi kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan perilaku yaitu perubahan dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan-perubahan dalam aspek itu
menjadi hasil dari proses belajar. Perubahan perilaku hasil belajar itu
merupakan perubahan perilaku yang relevan dengan adanya pengenalan potensi diri
yang telah diaktualisasikan/diwujudkan.
Kelainan pada aspek fisik, mental maupun social yang
dialami seseorang akan membawa konsekuensi tersendiri bagi penyandangnya, baik
secara keseluruhan atau sebagian, baik yang bersifat objektif maupun subjektif.
Kondisi kelainan yang disandang seseorang ini akan memberikan dampak kurang
menguntungkan pada kondisi psikologis maupun psikososialnya. Pada gilirannya
kondisi tersebut dapat menjadi hambatan yang berarti bagi penyandang kelainan
dalam meniti tugas perkembangannya (Efendi, 2006:14).
Seseorang yang diketahui mengalami kelainan pada
salah satu atau lebih fungsi organ tubuh atau inderanya, maka akan timbul
akibat langsung dari gangguan organ tersebut. Dalam hal ini akan berkurang
kemampuannya untuk memfungsikan secara maksimum organ atau instrument anggota
tubuh yang mengalami kelainan, misalnya hilangnya fungsi pendengaran,
penglihatan, atau berkurangnya fungsi organ tubuh. Dalam mengatasi hal tersebut
diusahakan bantuan bimbingan dan pelayanan sosial, pendidikan, dan usaha-usaha
rehabilitas yang lain.
Sejak dilahirkan setiap orang tumbuh dan bekembang
menurut masa dan irama perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan
kodratnya sendiri, dan hampir tidak ada seorangpun yang memiliki kesamaan
dengan orang lain (Sujanto, 1997:156). Sebenarnya ada persamaan antara manusia
yang satu dengan yang lainnya, misalnya tentang masa-masa yang dilaluinya
sepanjang hidup, sejauh manusia dalam keadaan yang normal. Manusia akan
mengalami masa bayi, masa kanak-kanak, masa untuk mengembangkan diri dengan
bermain. Masa sekolah, mengembangkan diri dengan belajar. Masa dewasa, saatnya membina
keluarga dan kehidupan selanjutnya.
Tapi tidak demikian dengan konseli yang ada di
yayasan cacat ganda “Sayap Ibu” Kalasan ini, karena dari mereka usianya
berbeda-beda dan mereka harus belajar secara bersama. Potensi yang mereka
miliki secara otomatis berbeda-beda. Maka, meski usianya banyak tapi belum
tentu potensi yang dimiliki lebih dari yang berusia lebih muda, begitu juga
sebaliknya.
Dengan demikian penelitian tentang hubungan antara
pengenalan potensi diri terhadap prestasi belajar konseli menarik dan penting
karena masing-masing individu memiliki potensi yang berbeda dengan yang
lainnya. Serta potensi diri merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pribadi
(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam prestasi.
Melihat latar belakang di atas penulis mencoba
meneliti hubungan antara pengenalan potensi diri dan prestasi belajar konseli
(studi di Yayasan Cacat Ganda “Sayap Ibu” Kalasan).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Adakah hubungan antara
pengenalan potensi diri dan prestasi belajar konseli?”
C.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya hubungan antara pengenalan
potensi diri dan prestasi belajar Konseli. Dari hasil tersebut dapat memberikan
manfaat teoritis maupun praktis yaitu:
1. Secara
Teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya bagi disiplin ilmu
dalam kajian pengenalan potensi diri dan prestasi belajar konseli.
2. Secara
Praktis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi pada yayasan, panti atau instansi
lain untuk lebih memahami dan memperhatikan hubungan antara pengenalan potensi
diri terhadap prestasi belajar konseli.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Teori
1.
Tinjauan
Tentang Pengenalan Potensi Diri
a. Pengertian
Potensi Diri
Potensi
diri manusia adalah suatu kekuatan atau kemampuan dasar manusia yang telah
berada dalam dirinya, yang siap untuk direalisasikan menjadi kekuatan dan
manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, sesuai dengan tujuan
penciptaan manusia oleh Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
b. Mengenal
Potensi Diri
Secara
umum potensi diri yang ada pada setiap manusia dapat dibedakan menjadi 5 macam
yaitu:
1. Potensi
Fisik (Psychomotic)
2. Potensi
Mental Intelektual (Intellectual Quotient)
3. Potensi
Sosial Emosional (Emotional Quotient)
4. Potensi
Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
5. Potensi
Daya Juang
c. Pengenalan
diri
Pengenalan
diri sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi-potensi yang positif serta
meminimalisasi potensi-potensi yang negatif. Pengenalan diri dapat melalui:
1) Introspeksi
Diri
2) Umpan
balik dari orang lain
3) Test
Psikologis
d. Pengertian
Pengenalan Potensi Diri
Pengenalan
potensi diri adalah sebuah keterampilan hidup yang sangat mendasar. Hanya
dengan mengenal potensi diri dalam kerangka masa lalu, masa kini, dan masa
depan, seseorang dapat berpikir positif memandang dirinya, orang lain,
lingkungan, dan bangsanya.
2.
Tinjauan
Tentang Prestasi Belajar Konseli
a. Pengertian
prestasi belajar
Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb).
Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru (KBBI, 1996:787).
Prestasi
belajar disebut juga dengan hasil belajar. Jadi, hasil belajar adalah perubahan
yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel,
1996:244).
b. Pengertian
Konseli
Konseli
adalah orang yang perlu memperoleh perhatian sehubungan dengan masalah yang
dihadapinya dan membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk memecahkannya. Konseli yang dimaksud disini adalah
siswa yang ada di Yayasan Cacat Ganda “Sayap Ibu” Kalasan, yang menuntut ilmu
untuk bekal masa depannya dan untuk memunculkan potensi yang ada pada dirinya.
Mereka adalah individu yang berbeda dengan manusia normal, yang mana mereka
memiliki kelainan atau kondisi fisik yang menyimpang dari rata-rata. Maka
mereka membutuhkan pendidikan khusus atau pendidikan yang relevan dengan
kebutuhannya.
B.
Temuan
Salah satu peneliti sebelumnya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Rahmah Nur Hidayati pada tahun 2013 dengan judul “Hubungan
antara konsep diri terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas
XI di SMA Negeri 1 Banyudono”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara konsep diri dengan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam siswa kelas XI di SMAN 1 Banyudono tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang
memiliki perbedaan. Peneliti terdahulu mengaitkan konsep diri dengan prestasi
belajar. Sedangankan penelitian yang sekarang, peneliti mengaitkan antara
pengenalan potensi diri terhadap prestasi belajar.
C.
|
Kerangka
Konseptual
|
|
|||||||||
|
Potensi diri merupakan kemampuan dasar
yang dimiliki individu yang masih terpendam di dalam konseli yang menunggu
untuk untuk diaktualisasikan/diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam
kehidupan diri konseli tersebut. Maka pengenalan potensi diri sangat penting
karena merupakan sebuah keterampilan hidup yang sangat mendasar. Sebagai wadah
untuk pengenalan potensi diri melalui proses pendidikan maupun rehabilitas yang
telah dilaksanakan di Yayasan Sayap Ibu Kalasan. Dengan proses pendidikan ini
klien dapat mengetahui potensi dirinya, sehingga akan mendapatkan prestasi
belajar. Apabila prestasi belajar tercapai dengan baik, maka pada gilirannya
setiap individu atau klien dapat menghasilkan karya terbaiknya, konseli juga
dapat meninggalkan kemampuan, keterampilan dan kesejahteraan konseli.
D.
Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diambil hipotesis sebagai berikut: “Terdapat Hubungan Positif Antara
Pengenalan Potensi Diri dan Prestasi Belajar Konseli”
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kuantitatif korelasional yaitu suatu alat statistik, yang dapat dipergunakan
untuk membandingkan hasil pengukuran dua
variabel yaang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel
(Suharsini Arikunto, 2003: 251). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah ada Hubungan antara Pengenalan Potensi Diri dan Prestasi
Belajar Konseli.
B.
Variabel
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitain (Arikunto, 2002:96). Adapun yang
menjadi variabel dalam penelitian adalah
1. Variabel
bebas (X) : Pengenalan potensi diri
2. Variabel
terikat (Y) : Prestasi Belajar Konseli
C.
Definisi
Variabel
1. Pengenalan
Potensi Diri
Pengenalan
potensi diri dalam penelitian ini yaitu sebuah keterampilan hidup yang sangat
mendasar atau kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam di
dalam dirinya, yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam
kehidupan diri manusia. Data mengenai pengenalan potensi diri diungkapkan
berdasarkan aspek-aspek: kondisi fisik, kondisi mental, kondisi sosial
emosional, kondisi sosial spiritual, dan daya juang.
Agar
setiap item angket selesai dengan yang diharapkan, maka sebelum menyusun angket
dibuat kisi-kisi angket. Adapun kisi-kisi angketnya sebagai berikut:
Tabel
1
Kisi-kisi
Angket Pengenalan Potensi Diri
Variabel
|
Aspek
|
No
Item
|
Jumlah
|
Pengenalan
Potensi
Diri
|
a. Kondisi
Fisik
|
11,
19
|
2
|
b. Kondisi
Mental
|
1,
2, 12, 13, 20
|
5
|
|
c. Kondisi
Sosial emosional
|
3,
4, 10, 15, 16, 23, 24, 25
|
8
|
|
d. Kondisi
Sosial Spiritual
|
5,
6, 7, 17, 18
|
5
|
|
e. Daya
juang
|
8,
9, 14, 21, 22
|
5
|
|
Jumlah
|
25
|
Tabel 2
Skor
Skor
Pernyataan
|
Alternatif
|
||
A
|
B
|
C
|
|
+
|
2
|
1
|
2
|
-
|
2
|
1
|
2
|
2. Prestasi
Belajar
Prestasi
belajar dalam penelitian ini adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Data mengenai prestasi belajar di
dapat dari dokumentasi hasil belajar atau raport.
D.
Alat
Ukur
1. Angket
Angket
disusun dengan jenis pernyataan tertutup, dimana pernyataan dalam angket telah
disediakan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Angket ini dibuat dengan
menggunakan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Pemberian skor tiap
subyek didasarkan atas pernyataan dan alternatif jawaban yang dipilih. Dalam
penelitian ini, metode angket digunakan untuk mengetahui data tentang variabel
X yaitu pengenalan potensi diri.
2. Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang variabel Y yaitu prestasi belajar
konseli, dan untuk mendapatkan gambaran umum yayasan cacat ganda “Sayap Ibu”
Kalasan.
E.
Partisipan
1. Populasi
Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Konseli Yayasan Cacat Ganda Sayap Ibu Kalasan
yang berjumlah 52 Konseli.
2. Sample
Sample
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 108).
Menurut Arikunto (2002:112) untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan
penelitian populasi. Sehubungan dengan jumlah populasi yang kurang dari 100,
dalam penelitian ini maka penelitian ini menggunakan penelitian populasi.
3. Teknik
Sampling
Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.
F.
Teknik
Analisis Data
1.
Uji
Persyaratan Analisis (Uji Asumsi)
a.
Uji
Normalitas Data
Sebelum data
dianalisis lebih lanjut, maka data harus dalam
keadaan normal. Sehingga dalam hal ini, perlu diadakan uji normalitas.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui penyebaran data apakah data yang
digunakan dalam penelitian memiliki penyebaran yang normal atau tidak. Pengujian
normalitas menggunakan rumus sebagai berikut
x2
Keterangan:
x2 = Chi Square Fo = Frekuensi yang diperoleh sampel
Fh
= Frekuensi yang diterapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi
yang diharapkan
Jika nilai chi kuadrat lebih kecil dari
chi kuadrat tabel, maka datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika chi kuadrat
hitung lebih besar dari chi kuadrat tabel, maka datanya dikatakan tidak normal.
b. Uji
linearitas
Uji
linearaitas dilakukan untuk mengetahui regresi antara variabel bebas dengan
variabel terikat bersifat linier atau tidak, linier tidaknya korelasi
disimpulkan dari peluang ralat P ‘beda’ nya. Beda itu sendiri sebenarnya
menguji signifikansi perbedaan antara korelasi linier dengan korelasi kuadrat,
yaitu R2 dari regresi ke-2 dengan regresi ke-1 (Sutrisno, 2000:
103). Secara singkat dapat dituliskan R2 ke-2-R2 ke-1, R2
ke-3-R2 ke-2. Perbedaan di uji melalui harga F dalam sumber dalam
perbedaan tersebut. Untuk menginterprestasikan digunakan acuan adalah harga P
‘beda’ < 0,05 maka beda R2 dinyatakan signifikan, artinya
derajat hubungannya adalah tidak linier. Sebaliknya bila harga P ‘beda’ > 0,05 maka perbedaan ke-3 R2 itu
dinyatakan signifikan, artinya korelasi bersifat linier.
2.
Uji
Hipotesis
Untuk
menguji hipotesis apakah diterima atau ditolak, dengan menggunakan teknik korelasi
Pearson product moment, syarat teknik analisa tersebut adalah dengan uji
normalitas dan linearitas. Setelah diadakan pengujian persyaratan analisa baru
diadakan pengujian hipotesa dengan teknik korelasi product moment. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
rxy=
Keterangan
rxy
= Koefisien korelasi product moment N=Jumlah Responden
åXY
= Jumlah hasil kali antara skor tiap item dengan skor total
åX = Jumlah skor item åY = Jumlah skor total
åX2 = Jumlah kuadrat skor item åY2 = Jumlah kuadrat skor total
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mencari
skor masing-masing responden untuk setiap variabel.
2. Mengkoordinasi
variabel X dan Y (mencari rxy hitung)
3. Mengkonsultasikan
hasil rxy hitung dengan tabel signifikansi 5% . Jika rxy
hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Selanjutnya
untuk menggolongan skor-skor dari kedua variabel ke dalam tiga kategori
(tinggi, sedang, rendah) digunakan rumus M + 1 SD (Sudjana, 1994: 180)
dengan perincian sebagai berikut:
a.
Responden yang memiliki skor diatas atau
lebih M + SD termasuk dalam kategori tinggi.
b.
Responden yang memiliki skor diatas M –
SD hingga M + SD termasuk dalam kategori sedang.
c.
Responden yang memiliki skor dibawah M-1
SD termasuk dalam kategori rendah.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta
Efendi,
Muhammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik
Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara
Hadi,
Sutrisno. 1996. Statistik.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
KBBI.
1993. Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjana, Anas. 1992. Metode Statistik. Bandung: Tarsita
Sujanto, Agus et al.
1997. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Bumi Aksara
Wiyono,
Slamet. 2009. “Manajemen Potensi Diri” (diakses pada tanggal 27 Juni 2015)
[http://books.google.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar