Merapi adalah salah satu gunung yang menjadi incaran untuk didaki dari
awal punya hobby naik gunung. Dua minggu sebelum tanggal 28 Maret sudah
merencanakan untuk naik ke Merapi. Persiapanpun dimulai sehari sebelum
pendakian di mulai. Saat tiba tanggal 28 Maret 2015, doa semoga hujan tidak
datangpun tak lupa dipanjatkan. Sesuai perjanjian sabtu, tanggal 28 Maret 2015,
pukul 4 sore berkumpul di Tugu Lilin Pajang kita harus berkumpul. Karena ada
sesuatu hal, salah satu teman dari kami mendadak tidak bisa ikut dikarenakan
ada acara keluarga, maka waktu keberangkatanpun molor. Pukul 4 sore pun saya
dan Kang Debi, teman saya baru berangkat dari rumah saya di pakis, wonosari,
klaten. Doa dan pamit kepada Ibupun, tak lupa saya haturkan agar lancar dan selamat
tanpa halangan apapun dan ridho Ibu saya peroleh untuk mempermudah segala
perjalan dan kegiatan yang akan saya lalui. Perjalanan kami mulai ke SMA N 1
Wonosari telebih dahulu untuk menjemput teman saya, Putri. Dan perjalanan kami lanjutkan akhirnya baru
sampai daerah salakan hujanpun menyambut kami. Kami berhenti sejenak untuk
mengenakan mantol, setelah mantol siap dibadan, kami melanjutkan perjalanan
kami ke tugu lilin pajang. Sampai di tugu lilin pajang hujanpun baru hadir
menyambut kami. Akhirnya kami harus berteduh terlebih dahulu di salah satu kost
teman kami dan untuk mempacking semua bawaan kami. Sampai dikost sudah ada lima
pangeran gunung yang sudah siap cus untuk mendaki gunung. Untuk berangkat
kamipun menunggu hujan reda, kami masih setia dan sabar menunggu hujan itu
reda. Hujan pun tak kunjung reda, dan kira pukul setengah delapanan kami
memutuskan untuk meninggalkan kost menuju selo, basecamp merapi. Perjalanan
malam kami lalui, pom bensin tak luput kami kunjungi untuk mengisi tank sepeda motor
kami masing-masing. Setalah semua tanki terisi kami melanjutkan perjalanan, dan
kami harus berhenti lagi di Bank Boyolali untuk bertemu salah satu teman kami
lagi. Setelah genap sepuluh orang, dengan bacaan basmalah kami mulai meluncur
menuju basecamp merapi, kami mulai mejelajahi jalan cepogo. Satu jam berlalu,
dingin mulai menusuk ke kulit akhirnya kami sampai di Basecamp Merapi di Selo.
Segera langsung kami memarkirkan sepedamotor kami. Membeli dan mendaftar untuk
mendaki tak lupa kami lakukan. Setelah tiket ditangan kami memutuskan untuk
packing ulang dan beristirhat di New Selo, karena di Basecamp sudah penuh.
Tiket kami tunjukan ke petugas, senyuman dan sapaan petugas kami dapatkan.
Perjalanan menuju ke New Selo kami lakukan. Jalan menuju New Selo aja, kami
udah ngeh-ngehan (nafas nya), akhirnya sampai juga di New Selo. Ternyata di
sana sudah banyak pendaki yang beristirahat dan kami juga ikut beritirahat
untuk menyiapkan tenaga untuk memulai perjalanan panjang dengan tujuan puncak
merapi.
22:30 waktu wilayah New Selo, Selo, Boyolali, Jawatengah. Kami mulai
perjalanan menuju puncak merapi. Senter siap dinyalakan dan jalanan setampak
mulai kami susuri, kanan-kiri ladang menemani perjalanan kami. Track terus naik
kami lalui, perjalanan terus kami lewati, pemandangan di belakang mengelitik
pengen di tengok, dan akhirnya pun saya menengok ke belakang. Subhanallah, maha
besar Allah ciptaanNya begitu indah, lampu kerlip kota terlihat jelas, nyata
dan mempesona seolah tak mau menghilang dari pandangan mata. Tapi perjalanan
musti dilalui, waktunya balik kanan membelakangi kemerlip lampu kota untuk
melanjutkan perjalanan. Track semakin lama, semakin menguras hati, uuppss..
menguras tenaga maksudnya.. hehhe... track tanah berbatu mulai kami temui, dan
seolah-olah memanggil untuk dilalui. Siap dach, lalui aja dech... sekitar pukul
setengah dua belas kami sampai di gerbang selamat datang, saya kira pos satu
tiwas seneng, ternyata belum.. hhuuu... kami memutuskan untuk istirahat bersama
pendaki lainnya. Tak disangka airpun mulai mengalir dari langit. Semakin lama
kami beristirahat, semakin dingin yang kami rasakan. Karena pendaki lain mulai berdatangan ke tempat
berteduh tersebut, kami memulai melanjutkan perjalanan kami dengan berpakaian
mantol kami menyusuri perjalanan menuju ke Pos 1. Track yang kami lalui semakin
apalah-apalah klo kata teh iis dahlia, hehhee. Sebelum sampai pos 1, kami
menemui batu yang sangat besar. Sekitar pukul setengah satu kami sampai di batu
Belah. Ya, batu belah itu adalah pos pertama. Di pos satu, kami menggigil dan
memutuskan untuk membuat minum hangat. Nesting kami keluarkan, gas kami
keluarkan, kompor dan air tak lupa ikut disiapkan. Air sudah masuk ke dalam
nesting, dan nesting sudah duduk diatas kompor, dan kami mulai menunggu air mendidih
sembari menyiapkan susu cair. Selama kami menunggu, hidung saya mendapat aroma
nasi goreng dari pendaki sebelah yang membuat perut keroncongan dan saya hanya
bisa memandang dengan muka pengen. Setelah air mendidih mas koki kami dengan
sigap menyiapkan minuman hangat. Aassyyeekk mas koki dengan sigap menghadirkan
segelas susu hangat dan bisa sedikit menghangatkan badan dan membasahi
tenggorokan. Setelah selesai menikmati susu hangat, kami mulai mengemas gelas,
kompor, nesting dan lain-lain kedalam tas kembali untuk bersiap-siap
melanjutkan perjalanan. Setelah istirahat dirasa cukup, perjalanan kami
lanjutkan. Track yang harus dilalui semakin apalah-apalah, tapi malah menantang
untuk ditaklukkan. Air turun dari langit semakin deras, dingin mulai merasuk ke
tubuh, langkah mulai lelah, cacing di perut mulai protes. Dan tanpa kita
sadari, kami mulai terpisah dengan rombongan. Karena keadaan sudah tidak
mendukung perjalanan dan karena kebetulan pendaki waktu itu banyak, takutnya
tidak kebagian tempat ngecamp, maka Mas
aris dan mas koki memutuskan untuk berjalan lebih dulu untuk mencari tempat
untuk ngecamp. Tinggal saya bersama mas fendy, dila dan mas pacar e dila
berjalan pelan-pelan sambil menunggu Kang Debi, Putri, Mas Gondrong dan Mas
Kempyes. Perjalanan semakin lama semakin membutuhkan tenaga yang lebih. Sekitar
pukul dua, sampailah saya berempat didaerah yang disebut dengan rumputan.
Disana kami bertemu dengan mas aris dan mas koki sedang mendirikan mahligai
tenda dibawah guyuran hujan, uuppss dome maksud saya.. hehhe. Dan saya
memutuskan menunggu tenda jadi di bawah tenda biru, uuppss guyuran hujan maksud
saya.. maaf efek galau mungkin, mari kembali ke cerita saya kembali. Tenda dome
akhirnya jadi, dan kami mulai masuk ke dome satu per satu. Akhirnya kami
berenam berada di dalam dome dan mas koki siap beraksi kembali membuat minum
hangat kembali. Tak lupa makanan ringan satu per satu dikeluarkan untuk
mengusir dingin. Air hangat jadi makanan ringan siap, langsung ccuuss dech kita
makan. Dingin semakin mengusik badan dan kami memutuskan untuk tidur, sb siap
digelar untuk menghangatkan badan. Hujan semakin lama tidak semakin reda, malah
semakin deras dan menyebabkan dingin yang apalah-apalah. Dingin ternyata tidak
bisa membuat kami tidur tidak nyenyak karena kita terus menggigil. Dan saya
tetap mencoba memejamkan mata tapi terganggu dengan dingin yang semakin
menusuk-nusuk ke tulang walaupun hujan sudah reda. Akhirnya saya memutuskan
keluar dari dome dan menunggu matahari terbit dalam kedinginan. Saya terdiam di
atas batu di depan dome menunggu matahari yang dengan malu-malu untuk
menunjukkan keindahannya. Tak lama mas fendy pun ikut keluar dari dome untuk
menyaksikan matahari terbit. Tak kami sia-siakan kesempatan kali ini menikmati
matahari terbit di atas awan. Cepret sana, cepret sini, cepret sono, gaya gini,
gaya gitu kami lakukan. Akhirnya mas aris juga nyusul untuk menikmati matahari
terbit. Setelah matahari telah menunjukkan keindahannya dengan sempurna. Kami
bertiga memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak merapi. Sebelum kami
berangkat, kami menawarkan kepada teman-teman yang masih di dalam dome. Dan
teman-teman di dalam dome sudah tidak minat sepertinya untuk melanjutkan
perjalanan ke puncak, maka kami bertiga lah yang melanjutkan perjalanan.
Perjalanan kami bertiga hanya bermodal air dengan botol sedang dua buah dan
kamera untuk menuju ke puncak merapi. Perjalanan bebatuan mulai kami lalui,
pasar bubrah seolah-olah memanggil-manggil untuk di kunjungi. Sesampai pasar
bubrah, subhanallah Maha Besar CiptaanMu, Ya Allah. Puncak merapi terlihat
sangat gagah. Track pasir segera kami lalui untuk menuju puncak, ternyata track
ini memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Dikit demi sedikit kami lalui track
ini. Setelah melalui track pasir, kami mulai melewati track bebatuan. Tak
disangka ternyata bebatuan tersebut diinjak masih goyang dan bisa jatuh, ekstra
hati-hati diperlukan disini. Teriakan yang sering kami dengar saat mendekati
puncak adalah “Awas Batu, awas batu..” pendaki satu dengan lainnya saling
mengingatkan dikala batu jatuh mengelinding dari atas ke bawah. Perjalanan
terus kami lalui disisa-disisa air yang kami miliki. Akhirnya sampai lah kami
dibibir kawah. Kami memutuskan disinilah puncak kesepakatan kami. Disinilah
kami beristirahat dan mulai mengabadikan kesempatan ini. Camera mulai
dikeluarkan dan kami mulai beraksi di depan kamera. Background puncak garuda,
gunung merbabu, pasar bubrah dan kawah pun tak luput dari jepretan dan kita
memasang diri di depan background tersebut. Akhirnya pukul sembilan kami
memutuskan untuk kembali ke tempat ngecamp, kami takut teman-teman menunggu
terlalu lama disana dan tidak enak juga. Perjalanan turun dari puncak ternyata
juga harus ekstra hati-hati, kami harus bisa pilih-pilih batu yang akan kita
jadikan pijakan untuk menahan beban kita, kalau salah milih batu, batu tersebut
akan jatuh dan membahayakan pendaki lainnya yang berada di bawahnya. Satu jam
berlalu kami semakin jauh meninggalkan puncak dan semakin dengan tempat
ngecamp. Wwuuiiss, tanpa kita sadari teman-teman sudah berkumpul disana.
Komplit deh jumlah kita bersepuluh. Alhamdulillah kita datang dengan cacing
protes, ternyata mas koki sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Dan menu sarapan
di merapi kali ini adalah rica-rica ayam. Karena teman-teman sudah pada
sarapan, tanpa pikir panjang langsung dech saya, mas aris, mas fendy menyambar
rica-rica ayam tersebut dengan nasi. Dan tanpa kita sadari ternyata mas pacar e
dila tak terlihat di sekeliling kita, setelah ditanyakan ternyata dia
melanjutkan perjalanan ke puncak merapi sendiri, katanya tadi udah pamit. Tapi
saya tidak tau, mungkin karena saya keasyikan menikmati sarapan rica-rica ayam
dan mungkin saking laparnya.. hehhehe. Setelah selesai makan, kami istirahat
sebentar dan memulai packing barang-barang ama menunggu salah satu teman yang
melanjutkan perjalanan ke puncak. Packing kami sudah selesai dan teman kami tak
kunjung datang, kami menunggu dengan menikmati pemandangan yang ada, dan monyet
melintas tak luput dari pengelihatan kita. Pukul setengah satu akhirnya salah
satu dari kami muncul dari atas, menunggu dia beristirahat sebentar lalu kami
melanjutkan perjalanan turun menuju basecamp untuk pulang. Kami melalui jalan
yang berbeda dengan jalan pendakian semalam. Pos satu kita sampai akhirnya dan
perjalanan menuju gerbang kami lanjutkan dua monyet menyambut kedatangan kami. Akhirnya
sekitar pukul tiganan kami sampai di New Selo. Alhamdulillah akhirnya sampai
juga dibawah, kita memutuskan untuk memsak mie untuk menganjal perut, serasa
perut sudah terisi, kami melanjutkan perjalanan ke basecamp dan kami
beristirahat kembali. Akhirnya sekitar pukul empat kami memutuskan perjalanan
pulang ke rumah masing-masing. Perjalanan melelahkan telah kami lalui, sekitar
pukul enam sampailah saya dengan selamat di rumah saya disambut oleh ibu saya.
Alhamdulillah bu akhirnya bisa ngerasain puncak merapi atas doa dan ridhomu..
hehhe. Inilah perjalanan yang sangat melelahkan dan mengesankan dan
Alhamdulillah akhirnya keinginan saya di puncak merapi sudah kesampaian.
Ucapan Terimakasih, Salam-salam:
Alhamdulillah
Terimakasih Allah atas izinMu, akhirnya hambamu ini bisa melakukan perjalanan
ke Puncak Merapi dan sampai rumah dengan selamat.
Terimakasih Adhek yang selalu mendukung pendakianku dan ikut menyiapkan peralatanku.
Terimakasih
untuk teman-teman, KangDebi, Putri, Dila, Mas Aris, Mas Fandy, Mas Grandong, Mas Kempyes, Mas Koki dan Mas pacar e Dila yang sudah menemani pendakian kali ini.
Teman-teman BKI
A 2012, Kalian dapat salam dari Merapi. Nama kalian juga udah tak tuliskan di
puncak merapi.. hhheehehe
Buat yang ndak jadi ikut, makasih ya semangatnya.. hehe.. maaf tas e jenengan tak rusakin.. hehhe... makasih kamu...
Dek’e sing bien, inget ngak dulu aku pernah bilang ke kamu, kalau suatu saat
nanti saya pasti akan sampai ke puncak merapi entah kapan waktunya. Dan kali ini aku buktikan akhirnya saya sudah
bisa ke puncak merapi berkat izin dari Allah, ridho dari Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar