STOP HIV & AIDS
Hai
readers, gimana kabarnya?? Pasti baik-baik aja kan ya?? Kali ini saya akan
membahas tentang HIV & AIDS.. Heemm,,. Pasti tidak asing kan ya..,,
Langsung kita bahas aja yuks guys!! Happy Reading !!
Pengertian HIV & AIDS
HIV atau Human Immunodeficiancy
Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih didalam
tubuh (limposit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang
yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan
pengobatan, namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain
bila melakukan kegiatan beresiko (berhubungan seks beresiko dan berbagi alat
suntik dengan orang lain).
AIDS atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. Akibat menurunnya kekebalan tubuh
pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC,
kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan
kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk
menurunkan jumlah Virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
Penularan
HIV
bisa ditularkan kepada orang lain melalui,
1. Hubungan
seks tanpa kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang
mengandung virus HIV masuk kedalam tubuh pasangannya.
2. Dari
seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu
persalinan dan atau waktu menyusui.
3. Melalui
tranfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat
suntik yang sudah tercemar HIV yang dipakai bergantian tanpa disterilkan,
terutama terjadi pada pemakaian bersama salat suntik dikalangan pengguna
narkoba suntik (penasun).
Apakah transfus darah
di fasilitas kesehatan beresiko menularkan HIV?
Tidak
beresiko karena umumnya, Palang Merah Indonesia dan fasilitas kesehatan selalu
melakukan pencegahan atau skrining HIV pada darah donor sebelum melakukan
tranfusi kepada orang lain. Sehingga darah yang tercemar HIV tidak digunakan.
Apakah resiko infeksi
HIV dapat dicegah?
Resiko
infeksi HIV dapat dicegah dengan:
Abitinence
– Tidak berhubugan seks (Selibat)
Be
Faithful – Selalu setia pada pasangan
Condom
– Gunakan kondom pada setiap hubungan seks beresiko
Drugs
– Jauhi penggunaan narkoba
Education
– Memberikan pendidikan
Bagaimana cara
mengetahui status HIV?
Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak
bisa kita kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit
apapun. Status terinfeksi HIV hanya dapat mengetahui setelah mengikuti test HIV
yang disertai konseling. Maka segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat
(klinik VCT) untuk test HIV.
Apa yang dimaksud
dengan tes HIV?
Layanan test HIV dan konseling ini
disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing). Tes HIV biasanya berupa
tes darah untuk memastikan adanya antibodi HIV didalam sampel darah. Tes HIV
bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan test HIV, akan dilakukan
konseling untuk mengetaui tingkat resiko infeksi dari perilaku selama ini dan
bagaimana nantinya harus bersikap setelah mengetahui hasil test HIV.
Apakah ada pengobatan
untuk HIV dan AIDS?
Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS
dapat dicegah dengan pengobatan Antiretorial atau ARV. Pengobatan ARV menekan
laju perkembangan virus HIV didalam tubuh sehingga orang terinfeksi HIV dengan
gejala dapat kembali “sehat” atau “bebas gejala”. Namun, virus HIV masih ada
didalam tubuhnya dan tetap bisa menularkan kepada orang lain.
Apakah orang yang telah
terinfeksi HIV boleh berkeluarga dan memiliki keturunan?
Resiko penularan kepada pasangan melalui
hubungan seksual dapat dicegah dengan penggunaan kondom. Pengobatan dengan ARV
juga dapat menekan pertumbuhan virus HIV dalam tubuh manusia sampai ke batas
yang tidak terdeteksi sehingga resiko penularan ke pasangan dapat dikurangi, namun
harus tetap menggunakan kondom.
Orang
yang telah terinfeksi HIV bahkan tetap dapat memiliki keturunan dengan aman.
Melalui Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT),
penularan HIV dari Ibu ke Anak saat kehamilan, melahirkan dan menyusui dapat
dikuramgi sampai 0%. Calon orang tua dapat menekan resiko penularan pada anak
dengan mengetahui status HIV sejak dini. Berkonsultasilah dengan dokter yang
merawat.
Apakah orang yang telah
terinfeksi HIV perlu dihindari?
Anda tidak perlu menghindari orang yang
telah terinfeksi HIV. Penuralan HIV terjadi melalui cara-cara yang spesifik.
Berinteraksi sosial dengan orang yang telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan
penularan HIV.
Adakah keterkaitan
Infeksi HIV dan Infeksi Menular Seksual?
Infeksi Menular Seksual atau IMS adalah
infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual baik melalui vagina,
dubur/anus atau mulut. Orang yang mengidap IMS memiliki resiko yang lebih besar
untuk terinfeksi HIV. Perlukaan pada kelamin karena adanya IMS dapat mempermudah
seseorang tertular HIV saat berhubungan seks tanpa pengaman.
Gejala
yang timbul tergantung pada jenis IMS yang diderita. Beberapa gejala IMS yang
mungkin timbul adalah
·
Keluarnya sekret atau nanah dari penis,
vagina atau anus
·
Nyeri atau terasa panas waktu kencing
·
Benjolan, bintil atau luka pada penis, vagina, anus atau mulut
·
Pembengkakan pada pangkal paha
·
Pendarahan setelah melakukan hubungan
kelamin
·
Nyeri pada perut bawah (wanita)
·
Nyeri pada buah pelir
Penyakit
IMS misalnya
·
Sifilis
·
Kencing nanah (Gonore)
·
Klamidia
·
Herpes Genitalis
·
Infeksi Trikomunas
·
Kutil Kelamin
Bila
terdapat gejala diatas, jangan mengobati diri sendiri dengan obat bebas di
pasaran. IMS itu mencakup banyak jenis penyakit. Segera periksakan diri anda ke
layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Mendobrak Mitos HIV
1. HIV
tidak menular dikolam renang umum
2. HIV
tidak menular dengan berbagai alat makan rumah tangga
3. HIV
tidak menular melalui batuk atau bersin
4. HIV
tidak menular karena berjabat tangan
5. HIV
tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga
6. HIV
tidak menular karena berciuman
Sumber:
KPA Klaten