Pendekatan
Psikologi Konseling
Ikhtisar
model-model konseling dan psikoterapi kontemporer
Psikoanalitik
|
·
Figur Utama : Freud
·
Figur-figur lain: Jung, Adler, Sullivan, Rank,
Fromm, Horney, Erikson
·
Secara historis merupakan sistem psikoterapi
pertama
·
Psikoanalisis adalah suatu teori kepribadian,
sistem filsafat, dan metode psikoterapi
|
Eksistensial-Humanistik
|
·
Figur-figur Utama : May, Maslow, Frankl, Jourard
·
Kekuatan ketiga dalam psikologi ini dikembangkan
sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yang dianggap tidak
berlaku adil dalam mempelajari manusia
|
Client-Centered
|
·
Pendiri : Carl Rogers
·
Semula adalah pendekatan nondirektif yang
dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai reaksi melawan pendekatan
psikoanalitik.
·
Berdasarkan pada pandangan subjektif atas
pengalaman manusia, terapi client-centered menaruh kepercayaan dan meminta
tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam menangani masalah-masalah.
|
Gestalt
|
·
Pendiri : Fritz Perls
·
Sebagian besar merupakan terapi eksperintial yang menekankan
kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik,
serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan
|
Analisis
Transaksional
|
·
Pendiri : Eric Berne
·
Suatu model terapi kotemporer yang cenderung ke
arah aspek-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu
orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut
kelayakan sekarang.
|
Tingkah Laku
|
·
Tokoh-tokoh utama : Wolpe, Eysenck, Larus, Salter
·
Suatu model terapi yang merupakan penerapan prinsip-prinsip
belajar pada penyelesaian gangguan-gangguan tingkah laku yang spesifik.
·
Hasil-hasilnya merupakan bahan bagi eksperimentasi
lebih lanjut.
·
Terapi tingkah laku secara sinambung berada dalam
proses penyempurnaan.
|
Rasional
Emotif
|
·
Pendiri : Albert Ellis
·
Suatu model terapi yang sangat didaktik,
berorientasi kognitif tindakan, serta menekankan peran pemikiran dan
sistem-sistem kepercayaan sebagai akar masalah-masalah pribadi
|
Realitas
|
·
Pendiri : William Glasser
·
Suatu model terapi yang dikembangkan sebagai
reaksi melawan terapi konvensional.
·
Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang
berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya
merupakan jalan dimana para klien bisa belajar tingkah laku yang lebih
realistikdan karenanya bisa nebcapai keberhasilan.
|
Filsafat-Filsafat
Dasar
Psikoanalitik
|
·
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi
psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
·
Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah
sentral dalam tingkah laku sekarang.
·
Kekuatan-kekuatan irasional kuat, orang didorong
oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif.
·
Perkembangan dini penting karena masalah-masalah
kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang dipresi.
|
Eksistensial-Humanistik
|
·
Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang
mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentuksn
nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai unsur dasar,
pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian
dan berada dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan kematian dan
kecenderungan mengaktualkan diri.
|
Client-centered
|
·
Memandang manusia secara positif; manusia memiliki
suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh.
·
Dalam konteks hubngan terapeutik, klien mengalami
perasaan-perasaan yang sebelumnya diingkari.
·
Klien menagktualkan potensi dan bergerak ke arah
meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri dan keterarahan
dalam.
|
Gestalt
|
·
Orang terdorong ke arah keseluruhan dan integrasi
pemikiran perasaan, dan tingkah laku.
·
Pandangannya amtide terministik dalam arti
individu dipandang memiliki kesanggupan unruk menyadari bagaimana
pengaruh-pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.
|
Analistis
Transaksional
|
·
Orang dipandang memiliki kemampuan memilih.
·
Apa yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan
ulang.
·
Meskipun orang bisa menjadi korban dari
putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalahkan
diri bisa dibah dengan kesadaran.
|
Rasional-Emotif
|
·
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir
rasional, tetapi juga dengan kecenderungan-kecenderungan ke arah berpikir
curang.
·
Mereka cenderung untuk menjadi korban dari
keyakinan-keyakinan yang irasional itu.
·
Tetapi berorientasi kognitif-tingakh
laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan dan
berpikir, menilai, menganalisis, melakukan, dan memutuskan ulang.
·
Modelmya adalah didaktif-direktif.
·
Terapi dilihat sebagai proses redukasi
|
Tingkah
Laku
|
·
Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh
pengondisian sosial-budaya.
·
Pandangan deterministik dalam arti tingkah laku,
dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.
|
Realitas
|
·
Orang membutuhkan identitas dan bisa mengembangkan
“identitas keberhasilan” maupun “ identitas kegagalan”.
·
Terapi realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan
dan antideterministik
|
Konsep-Konsep
Utama
Psikoanalitik
|
·
Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan
resolusi dan integrasi fase-fase perkembangan psikoseksual yang berhasil.
·
Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan
akibat dari resolusi sejumlah fase perkembangan psikoseksual yang tidak
memadai.
·
Id, ego, dan superego membentuk dasar bagi
struktur kepribadian.
·
Kecemasan adalah akibat perepresian
konflik-konflik dasar.
·
Mekanisme-mekanisme pertahanan ego dikembangkan
untuk mengendalikan kecemasan.
·
Proses-proses tak dasar berkaitan dengan tingkah
laku yang muncul sekarang.
|
Eksistensial
Humanistik
|
·
Pada dasarnya merupakan suatu pendekatan terhadap
konseling dan terapi alih-alih suatu model teoretis tetap.
·
Terapi eksistensial-humnistik menekankan
kondisi-kondisi inti manusia.
·
Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan
keunikan masing-masing indiidu.
·
Kesadaran diri berkembang sejak bayi.
·
Determinasi diri dan kecenderungan ke arah
pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral.
·
Psikopatologi adalah akibat dari kegagalan dalam
mengaktualkan potensi.
·
Pembedaan-pembedaan dibuat antara “rasa bersalah
eksistensial” dan “rasa bersalah neurotik” serta antara “kecemasan
eksistensial” dan “kecemasan neurotik”.
·
Berfokus pada saat sekarang dan pada menjadi apa
seseorang itu; yang berarti memiliki orientasi ke masa depan.
·
Ia menekankan kesadaran diri sebelum tindakan.
·
Ia adalah terapi eksperiensial.
|
Client-Centered
|
·
Klien memiliki kemampuan untuk menjadi sadar atas
masalah-masalahnya serta cara-cara mengatasinya.
·
Kepercayaan diletakkan pada kesanggupan klien
untuk mengarahkan dirinya sendiri.
·
Kesehatan mental adalah keselarasan antara diri
ideal dan diri riel.
·
Maladjustment adalah akibat dari kesenjangan
antara diri ideal dan diri riel.
·
Berfokus pada saat sekarang serta pada mengalami
dan mengekspresikan perasaan-perasaan.
|
Gestalt
|
·
Berfokus pada apa dan bagaimana mengalami di sini
dan sekarang untuk membantu klien agar menerima polaritas-polaritas dirinya.
·
Konsep-konsep utama mencakup tanggung jawab
pribadi, urusan yang tak selesai, penghindaran, mengalami dan menyadari saat
sekarang.
·
Ia adalah terapi eksperiensial yang menekankan
yang menekankan perasaan-perasaan dan pengaruh-pengaruh urusan yang tak
selesai terhadap perkembangan kepribadian sekarang.
|
Analisis
Transaksional
|
·
Berfokus pada permainan-permainan yang dimainkan
untuk menghindari keakraban dalam transaksi-transaksi.
·
Kepribadian terdiri atas ego Orang Dewasa, dan ego
Anak.
·
Klien diajari untuk menyadari ego yang mana yang
berperan dalam transaksi-transaksi yang dijalankan.
·
Permainan, penipuan, putusan-putusan dini,
skenario kehidupan, dan internalisasi perintah-perintah adalah konsep utama.
|
Tingkah Laku
|
·
Berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketepatan
dalam menyusun tujuan-tujuan treatment, pengembangan rencana-rencana
treatment yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil terapi.
·
Terapi berlandaskan prinsip-prinsip teori belajar.
·
Tingkah laku yang normal dipelajari melalui
perkuatan dan peniruan.
·
Tingkah laku yang abnormal adalah akibat dari
belajar yang keliru.
·
Ia menekankan tingkah laku sekarang dan hanya
memberikan sedikit perhatian kepada sejarah masa lampau dan sumber-sumber
gangguan-gangguan.
|
Rasional
Emotif
|
·
Neurosis adalah pemikiran dan tingkah laku
irasional.
·
Gangguan-gangguan emosional berakar pada masa
kanak-kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang.
·
Sistem keyakinan adalah penyebab masalah-masalah emosional.
·
Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji
kesahihan keyakinan-keyakinan tertentu.
·
Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan
sehari-hari.
|
Realitas
|
·
Pendekatan ini menolak model medis dan konsep
tentang penyakit mental.
·
Berfokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang,
dan menolak masa lampau sebagai variabel utama.
·
Pertimbangan nilai dan tanggung jawab moral
ditekankan.
·
Kesehatan mental sama dengan penerimaan atas
tanggung jawab.
|
Tujuan-tujuan
Terapi
Psikoanalitik
|
·
Membuat hal-hal yang tidak disadari menjadi
disadari.
·
Merekonstruksikan kepribadian dasar.
·
Membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik-konflik
yang direpresi.
·
Kesadaran intelektual.
|
Eksistensial-Humanistik
|
·
Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan
kesadaran diri dan pertumbuhan.
·
Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi
potensi pribadi.
·
Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan
memilih dengan memperluas kesadaran diri.
·
Membantu klien agar bebas dan bertanggung jawab
atas arah kehidupannya sendiri.
|
Client-Centered
|
·
Menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif
bagi eksplorasi diri klien sehingga ia mampu menyadari penghambat-penghambat
pertumbuhan dan aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya diingkari atau
didistorisinya.
·
Membantu klien agar mampu bergerak ke arah
keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan spontanitas dan perasaan
hidup.
|
Gestalt
|
·
Membantu klien untuk memperoleh kesadaran atas
pengalaman dari saat ke saatnya.
·
Menantang klien agar menerima tanggung jawab atas
pengambilan dukungan internal alih-alih dukungan eksternal.
|
Analisis-Transaksional
|
·
Membantu klien agar bebas dari skenario, bebas
dari permainan, menjadi pribadi yang otonom yang sanggup memilih ingin
menjadi apa dirinya.
·
Membantu klien dalam menguji putusan-putusan dini
dan membuat putusan-putusan baru berlandaskan kesadaran.
|
Tingkah Laku
|
·
Menghapus pola-pola tingkah laku selain yang
maladatif dan membantu klien dalam mempelajari pola-pola tingkah laku yang
konstruktif.
·
Mengubah tingkah laku.
·
Tujuan-tujuan spesifik dipilih oleh klien.
·
Tujuan-tujuan yang luas dipecah ke dalam
subtujuan-subtujuan yang tepat.
|
Rasional
Emotif
|
·
Menghapus pandangan hidup klien yang mengalahkan
diri dan membantu klien dalam memperoleh pandangan hidup yang lebih toleran
dan rasional.
|
Realitas
|
·
Membimbing klien ke arah mempelajari tingkah laku
yang realistis dan bertanggung jawab serta mengembangkan “identitas
keberhasilan”.
·
Membantu klien dalam membuat tingkah lakunya
sendiri dan dalam merencanakan tindakan bagi perubahan.
|
Hubungan
Terapeutik
Psikoanalitik
|
·
Terapis atau analis tetap anonim dan klien
mengembangkan proyeksi-proyeksi terhadap terapis.
·
Berfokus kepada resistensi-resistensi yang
berkembang dengan menangani transferensi dan kepada pengembangan kendali yang
lebih rasional.
·
Klien mengalami analisis jangka panjang yang
intensif, dan terlibat dalam asosiasi bebas untuk menyingkap konflik-konflik.
·
Klien memperoleh pemahaman dengan berbicara.
·
Terapis membuat penafsiran-penafsiran untuk
mengajari klien tentang makna tingkah lakunya sekarang sambil
menghubungkannya dengan masa lampau klien.
|
Eksistensial-Humanistik
|
·
Tugas-tugas utama terapis adalah menangkap secara
akurat ada dalam dunia klien serta menciptakan suatu pertemuan yang personal
dan otentik dengan klien.
·
Klien menemukan keunikan diri dalam hubungannya
dengan terapis.
·
Pertemuan antarmanusia, keberadaan hubungan
terapis-klien, dan keontentikan pertemuan di sini dan sekarang ditekankan.
Baik klien maupun terapis bisa berubah melalui pertemuan.
|
Client-Centered
|
·
Hubungan terapis-klien amat penting.
·
Kualitas-kualitas terapis mencakup kesejatian,
kehangatan, empati yang akurat, respek, sikap permisif, dan kemampuan
mengomunikasikan sikap-sikap tersebut kepada klien, ditekankan.
·
Klien menggunakan hubungan yang nyata dengan
terapis itu untuk menerjemahkan belajar diri ke dalam hubungan-hubungan yang
lain.
|
Gestalt
|
·
Terapis tidak membuat penafsiran bagi klien,
tetapi membantu klien dalam mengembangkan cara-cara membuat penafsiran-penafsiran
sendiri.
·
Klien diharapkan mengenali dan menangani
urusan-urusan yang tak selesai yang menghambat fungsi dirinya sekarang.
·
Klien menangani urusan yang tak selesai itu dengan
mengalami ulang situasi-situasi traumatik masa lampau seakan-akan situasi-situasi
tersebut muncul sekarang.
|
Analisis-Transaksional
|
·
Hubungan yang sederajat dengan mengesampingkan
status terapis, diutamakan.
·
Klien membuat kontrak-kontrak dengan terapis untuk
mencapai perubahan-perubahan yang spesifik yang diinginkan; apabila kontrak
telah selesai, maka terapi diakhiri.
·
Transferensi dan ketergantungan pada terapis
ditiadakan.
|
Tingkah Laku
|
·
Teapis aktif dan direktif, dan berfungsi sebagai
guru atau pelatih dalam membantu klien belajar tingkah laku yang lebih
efektif.
·
Klien harus aktif dalam proses dan berkesperimen
dengan tingkah laku-tingkah laku baru.
·
Meskipun hubungan terapis-klien tidak ditekankan,
hubungan kerja yang baik menjadi kerangka landasan bagi pelaksanaan
prosedur-prosedur terapi.
|
Rasional-Emotif
|
·
Terapis berfungsi sebagai guru, dan klien sebagai
murid.
·
Hubungan pribadi antara terapis dan klien tidak
esensial.
·
Klien memperoleh pemahaman atas msalah dirinya,
dan kemudian harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku yang
mengalahkan diri.
|
Realitas
|
·
Tugas utams terapis adalah melibatkan diri dengan
klien dan mendorong klien untuk menghadapi kenyataan dan untuk membuat
pertimbangan nilai mengenai tingkah lakunya sekarang.
·
Setelah klien menetapkan perubahan-perubahan
spesifik yang diinginkannya, rencana-rencana dirumuskan, komitmen untuk
melaksanakan rencana-rencana dibuat, dan hasil-hasilnya dievaluasi.
·
Pemahaman dan perubahan sikap tidak dipandang
penting.
|
Teknik-teknik
Terapi
Psikoanalitik
|
·
Teknik-teknik utama adalah penafsiran, analisis
mimpi, asosiasi bebas, analisis resitensi, dan analisis transferensi.
·
Kesemua teknik tersebut dirancang untuk membantu
klien memperoleh jalan masuk ke dalam konflik-konflik tak sadar yang mengarah
kepada pemahaman dan asimilasi material baru oleh ego.
·
Diagnosis dan pengetesan sering digunakan.
·
Pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk
mengembangkan suatu kasus sejarah.
|
Eksistenasial-Humanistik
|
·
Hanya sedikit teknik yeng dikembangakan oleh
terapi eksistensial-humanistik, sebab pendekatan ini mendahulukan pemahaman
alih-alih teknik.
·
Terapis eksistensial-humanistik bisa meminjam
teknik-teknik dari pendekatan-pendekatan lain.
·
Diagnosis, pengetesan, dan pengukuran-pengukuran
eksternal tidak dipandang penting.
·
Pendekatan ini bisa menjadi sangat konfrintatif.
|
Client-centered
|
·
Pendekatan ini menggunakan teknik-teknik, tetapi
menitikberatkan sikap-sikap terapis.
·
Teknik-teknik dasar mencakup mendengarkan aktif,
merefleksikan perasaan-perasaan, menjelaskan, dan “hadir” bagi klien.
·
Dukungan dan pemberian keyakinan bisa digunakan jika
layak.
·
Pendekatan ini tidak memasukkan pengetesan
diagnotik, penafsiran, kasus sejarah, dan bertanya atau menggali informasi.
|
Gestalt
|
·
Berbagai teknik dirancang untuk mengintensikan
mengalami dan untuk mengintegrasikan perasaan-perasaan yang berlawanan.
·
Teknik-tekniknya mencakup konfrontasi, dialog
dengan polaritas-polaritas.
·
Permainan peran tetap dengan perasaan-perasaan,
menembus jalan buntu, dan menghidupkan kembali serta mengalami ulang urusan
yang tak selesai berupa dendam dan rasa bersalah.
·
Penanganan mimpi sangat berguna.
·
Diagnosis dan pengetesan formal tidak dilakukan.
·
Penafsiran dilakukan oleh klien alih-alih oleh
terapis.
·
Konfrontasi sering digunakan untuk membengkitkan
perhatian terhadap ketidaksesuaian.
·
Pertanyaan-pertanyaan “bagaimana” dan “apa”
digunakan.
|
Analisis Transaksional
|
·
Analisis skenario, atau kuisioner, digunakan untuk
membantu klien menyadari perintah-perintah masa dini yang telah diterimanya.
·
Banyak teknik AT yang biasanya digabungkan dengan
teknik-teknik Gestalt yang mendatangkan hasil.
·
Beberapa bentuk diagnosis bisa digunakan untuk
menaksir sifat masalah.
·
Klien berpartisipasi secara aktif dalam diagnosis
dan penafsiran-penafsiran, dan diajari membuat penafsiran-penafsiran dan
penilaian-penilaian sendiri.
·
Konfrontasi sering digunakan, dan kontak-kontak
dianggap penting.
·
Bertanya adalah bagian dasar dari AT.
|
Tingkah Laku
|
·
Teknik-teknik utamanya adalah desensitiasi
sistematik, terapi implosif, latihan asertif, terapi aversi dan pengkondisian
operan.
·
Kesemua teknik berlandaskan prinsip-prinsip
belajar dan digerakan menuju perubahan-perubahan tingkah laku.
·
Diagnosis, pengumpulan data, pertanyaan-pertanyaan
“apa”, “bagaimana”, dan “kapan” (tetapi tidak “mengapa”), dan
prosedur-prosedur pengetesan sering digunakan.
|
Rasional Emotif
|
·
Pendekatan ini menggunakan prosedur yang beragam
seperti, mengajar, membaca, “pekerjaan rumah”, dan penerapan metode ilmiah
logis bagi pemecahan masalah.
·
Teknik-tekinik dirancang untuk melibatkan klien ke
dalam evaluasi kritis atas filsafat hidupnya.
·
Diagnosis yang spesifik dibuat.
·
Terapis menafsirkan bertanya, menggali, menantang,
dan mengonfrontasikan klien.
|
Realitas
|
·
Pendekatan ini pada dasarnya adalah terapi yang
aktif, direktif, dan didaktik.
·
Terapis sering menggunakan kontrak dan apabila
kontrak selesai, terapi diakhiri.
·
Terapi realitas tidak mengikuti diagnosis dan
evaluasi model medis.
·
Sasarannya menjadikan klien membuat
penafsiran-penafsiran dan pertimbangan-pertimbangan nilai sendiri.
·
Pendekatan ini bisa suportif dan konfrontasional.
|
Penerapan-penerapan
dan Sumbangan-sumbangan
Psikoanalitik
|
·
Terapi psikoanalitik menyajikan suatu dasar
konseptual untuk memahami dinamika-dinamika tak sadar, pentingnya
perkambangan dini berkenaan dengan kesulitan-kesulitan sekarang, kecemasan
dan pertahanan-pertahanan ego sebagai cara mengatasi kecemasan, serta sifat
transferensi dan transerferensi balik.
|
Eksistensial Humanistik
|
·
Model ini menyajikan suatu pendekatan bagi
konseling dan terapi individual serta kelompok dan untuk menangani anak-anak
dan para remaja, dan berguna untuk diintegrasikan ke dalam praktek-praktek
disekolah.
·
Sumbangan utamanya adalah penekanannya pada
kebutuhan akan pendekatan subjektif yang berlandaskan suatu pandangan yang
lengkap mengenai apa artinya menjadi manusia.
·
Terapi eksistensial-humanistik mengingatkan
perlunya suatu pertanyaan filosofis mengenai apa artinya menjadi pribadi.
|
Client-centered
|
·
Pendekatan ini bisa diterapkan secara luas pada
konseling dan terapi individual serta kelompok bagi pengajaran yang terpusat
pada siswa.
·
Sumbangan yang unik dari pendekatan ini adalah menjadikan
klien mengambil sikap aktif dan memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
jalannya terapi.
·
Pendekatan ini menentang peran terapis tradisional
yang umumnya menggunakan teknik-teknik diagnosis, menggali dan menafsirkan
serta menentang pandangan yang melihat terapis sebagai ahli.
|
Gestalt
|
·
Teknik-teknik terapi gestalt cocok untuk
diterapkan pada konseling dan terapi individual serta kelompok.
·
Juga bisa diterapkan pada situasi-situasi mengajar
belajar dikelas.
·
Sumbangan utamanya adalah penekanannya pada
melakukan dan mengalami alih-alih hanya membicarakan perasaan-perasaan.
|
Analisis Transaksional
|
·
Teknik-teknik pendekatan ini bisa diterapkan pada
hubungan orang tua anak, belajar dikelas, pada konseling dan terapi individual
serta kelompok, dan pada konseling perkawinan.
·
Sumbangan utamanya adalah perhatiannya pada
transaksi-transaksi berkenaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego.
|
Tingkah Laku
|
·
Pendekatan ini telah bisa diterapkan secara luas
pada terapi individual dan kelompok, lembaga-lembaga, sekolah-sekolah, dan
situasi-situasi belajar lainnya.
·
Terapi tingkah laku adalah pendekatan pragmatis
yang berlandaskan kesahihan eksperimental atas hasil-hasil.
·
Kemajuan (atau kegagalan) bisa ditaksir, dan
teknik-teknik baru bisa dikembangkan.
|
Rasional Emotif
|
·
Pendekatan ini menekankan pentingnya pemikiran
sebagai dasar teori dari gangguan-gangguan pribadi.
·
Sumbangan utamanya adalah penekanannya pada
keharusan praktek dan bertindak menuju perubahan tingkah laku masalah.
|
Realitas
|
·
Pendekatan ini pada mulanya dirancang bagi
penanganan para remaja di lembaga-lembaga rehabilitas.
·
Terapi realitas sekarang digunakan secara luas
oleh para pendidik di sekolah-sekolah dasar dan menengah.
·
Ia juga bisa diterapkan pada terapi individual dan
kelompok serta pada konseling perkawinan.
|